Featured Post

LPH #16

Episode 16
Konfontasi David vs Goliath !
(POV YANDI)














Hah, aku merasa sehat sekali hari ini. Luka lebam di dahi, pipi dan rahang sudah nyaris sembuh. Berkat mba Wati aku bisa bangun dengan yang jauh lebih segar. Jam 4 pagi aku sengaja bangun. Pakai celana panjang olahraga, kaos dan sepatu lari. Aku pemanasan dulu, peregangan badan sebelum mulai lari jogging dari rumah menuju taman yang berjarak beberapa ratus meter dari rumah. Aku merasa perlu untuk menyiapkan perkelahian ini dengan serius, apalagi aku bakal berhadapan dengan Nando yang lebih tinggi, lebih besar badannya dan yang pasti dia punya muka yang serem. Masalah perkelahian singkatku dengan Nando di kamar mandi tempo hari, boleh dibilang, pukulan ane yang bersarang ke muka Nando itu kebantu dengan pukulan Nando penuh nafsu yang bisa aku elakkan. Dengan memanfaatkan ayunan badannya ke depan, langsung kulepaskan pukulanku yang kena cukup telak tanpa ia duga. Kalau dalam tinju, pukulan itu biasanya disebut pukulan counter. Tapi itu kemarin karena Nando pasti ga menduga kalau aku berani melawannya. Dan orang seperti Nando yang aku yakin sudah sering berkelahi, tidak akan mengulangi kesalahannya kemarin dengan membabi buta menyerangku. Tapi di sisi lain dia pasti luar biasa marah sekaligus malu karena kupermalukan di depan teman-temannya. Kalau Nando berkelahi bukan cuma dengan otot tapi dengan otaknya juga, jelas aku berada dalam masalah besar, sangat besar. Jadi sebaiknya aku membuat Nando semakin emosi karena semakin dia emosi semakin kalap dia. Dan itu bisa kumanfaatkan dengan mengirim pukulan counter, hanya saja gak akan semudah kemarin.

Aku kemarin cukup beruntung masih bisa mengelak dari semua pukulan Nando tetapi pundak kiriku kena tinju kirinya. Uhh sakit sampai lebam , rasanya mau copot nih pundak. Itu baru kena pundak dan kena tinju kiri, gimana kalau kena mukaku pakai tinju kanan pula, aku gak yakin bisa tetap berdiri kalau kena telak. Maka dari itu aku jogging sambil sesekali shadow boxing, terus bergerak menghindari pukulan Nando yang kalap. Aku anggap saja sekali pukulan Nando masuk, aku tamat. Belum apa-apa adrenalinku naik, kalau udah gini aku jadi semangat dan serasa lebih hidup!!! Tak terasa saking sibuknya aku berolahraga melemaskan semua otot-otot badan, taman sudah mulai terang, anak-anak sekolah sudah berangkat. Sepertinya aku mesti menyudahi olahragaku hari ini dan bersiap mandi lalu berangkat ke sekolah.

Apapun yang terjadi di sekolah hari, terjadilah. Karena aku juga sudah bersiap dengan segala kemungkinan yang terjadi.


******

Lokasi : Balkon kamar
Waktu : 2 jam sebelum bel sekolah berbunyi
******


POV YOSI















Pagi ini akhirnya datang, gue yang biasanya selalu bangun mepet, entah kenapa jam 5 pagi gue sudah terbangun dengan perasaan gelisah. Gelisah karena hari ini tiba. Entah apa yang dipikirkan Yandi dan Zen, mereka berdua berpikir terlalu simpel. Mereka tidak merasa jika efek dari perang antar angkatan ini akan membawa efek besar, baik terhadap orang - orang yang ada di sekolahanku maupun dengan orang - orang di luar sana. Mereka tidak menyadari bahwa di balik sikap persahabatan dari anak-anak SMA Swasta XXX mereka menyimpan maksud tersendiri. Anak-anak SMA Swasta XXX terutama dari kelas 2 seperti Puput, Galih dan Anton sadar mereka tidak bisa mengalahkan kami selama ada Oscar, Feri dan Axel di sekolah ini. Makanya mereka menunggu ketiga orang ini lulus dari sekolah. Jadi tahun depan di sekolah hanya ada Bram Heru dan Satya yang jadi penguasa sekolah setelah mereka naik ke kelas 3. Baru sepertinya anak Swasta XXX berani adu kekuatan. Hanya saja rencana anak-anak Swasta XXX menjadi berantakan setelah Axel, yang jadi murid terkuat di SMA Negeri XXX tidak naik kelas sehingga dia tetap tinggal di kelas 2. Dengan adanya Axel, membuat ambisi mereka untuk menguasai sekolah kami harus dipikirkan ulang. Hanya orang nekat yang berani menantang sekolah kami selama masih ada Axel.

Fiuh memikirkan hal ini semalaman, membuatku susah tidur. Kuambil hape dan coba telpon si Bram, memastikan dia menepati janjinya untuk membantu kami hari ini.

Tut....tut.....

“Ada apa yos, pagi-pagi nelpon gue. Susah tidur lo ya haha santai saja, kayak gak pernah ikut tawuran saja.”

“Ini beda men jika dibandingkan jaman kita masih SMP dulu. Eh, gak nyangka gue anak seperti elu jam segini uda bangun.”

“Siapa yang tidur, gue dari semalam belum tidur abis maen sama anak-anak Memek di festival musik kota sebelah. Ini gue baru sampe rumah.”

“hedeh...”

“Haha tenang, gue akan pura-pura gak enak badan di kelas, terus ijin ke UKS, jadi gue bisa tidur di ruang UKS hohoho.”

“Dasar musisi licik, gimana semua uda oke kan? 50 anak buah loe ditambah dengan senjata rahasia lo si Jati.”

“Kalem, kayak elo gak tahu gue aja. Pokoknya cepetan kabari gue kalau sudah terjadi sesuatu. Tapi gue harap gak ada apa-apa sih hari ini, biar gue bisa puas tidur di ruang UKS yang nyaman..”

Gue ngrasa lega juga setelah mendengar penuturan Bram.

“Oke sip. Thanks.”

“Yos, lu inget ya bantuan gue hari ini gak gratis.”

“Ya..”

KLIK

Gue dengar sambungan telepon di putus oleh Bram.

Gue sama sekali ga bisa mikir seandainya Yandi bisa ngalahin Nando. Karena musuh selanjutnya adalah Bram. Fiuhh..lebih baik gue cepetan mandi keramas sajalah biar otak bisa mikir lebih tenang.

******

Lokasi : Kamar tidur
Waktu : 1 jam sebelum bel sekolah berbunyi
******

POV ZEN















Gue terbangun, oh uda pagi ya, gue lihat jam dinding yang ada di kamarku masih menunjukkan jam 6 pagi. 10 menit mandi, 10 menit jalan ke sekolah. Oke gue masih sempat tidur 30 menit lagi.

Zzzzzz.....


******

Lokasi : Kelas 1F
Waktu : Jam istirahat siang
******

POV YOSI
















“Gue harusnya senang karena ternyata sekolah hari ini sangat tenang, tidak ada tanda-tanda bakalan terjadi keributan besar. Tapi entah kenapa gue malah jadi semakin gelisah, ada sesuatu yang salah hari ini. Bahkan Leo dan Gom pun tidak membuat masalah hari ini.”

“Santai Yos, nikmatin saja.” Sahut Zen.

“Yoi, eh kantin yuk, laper nih.”

Gue heran melihat sikap kedua temanku ini santai banget, terutama Yandi. Dia kan jadi tokoh protagonis dalam hal ini.

“MINGGIR LU KURCACI !!”

Pandangan kami bertiga mengarah ke pintu kelas, karena mendengar teriakan seseorang di depan kelas lalu kemudian masuk sesosok tinggi besar dengan rambut gimbal menghardik beberapa teman sekelasku yang sedang berkerumun di dekat pintu. Nando mendatangi kelas kami ! Pandangannya langsung mengunci ke arah kami bertiga yang duduk di meja paling belakang. Nando berjalan dengan kedua tangan masuk di dalam kantung saku celana. Dan akhirnya dia berdiri di depan kami bertiga. Serem banget.

“Lo, gue tunggu di Ruko Lama jam 2 siang ini, Kalau elo ga datang, lo tanggung akibatnya.” Nando menatap tajam ke arah Yandi.
Yandi berdiri di depan Nando sehingga keduanya berhadapan. Perbedaan tinggi badan yang lumayan, membuat Yandi agak sedikit mendongak.

“Oke” jawab Yandi tetap tenang.

Nando menyeringai di depan muka Yandi lalu pergi. Setelah beberapa langkah, Nando menengok ke belakang dan bilang “Gue bersedia ampunin elo asal orang tua datang terus mereka nunduk sambil cium kaki gue hahaha.. ” Nando kemudian berlalu pergi.

Wajah Yandi yang semula tenang langsung memerah.

Gawat, Waktu kampungnya dihina Kevin aja, Yandi emosi parah. Ini Nando malah Nando ngehina orang tua Yandi yang sudah meninggal.
Gue berpandangan dengan Zen lalu kami berdua meloncat dari kursi secara bersamaan dan merangkul Yandi yang ingin mengejar Nando.

“BANGSATTT LEPASIN !!! AKU MAU BUNUH NANDOO !!!!! AARRGGGHHH!!”

Gila, gue dan Zen yang masing-masing memegangi badan Yandi kalah tenaga! Kami ikut terseret!

“Yan tenang yan!!!” gue udah berteriak tetapi mata Yandi sudah melotot urat-urat di wajahnya menegang, pokoknya persis kayak orang kesurupan!

“Eh tolong bantuin !” Zen meminta tolong kepada beberapa teman sekelas kami, namun tidak ada yang berani mendekati sampai akhirnya Sigit dan Riko, teman sekelas kami yang ikut membantu. Riko bahkan meloncat dan menubruk kami dari depan hingga kami berempat ikut terjengkang ke belakang. Namun Yandi masih tetap berontak, Riko yang berada di atas Yandi lalu merangkul Yandi sementara Sigit menindih kedua kaki Yandi, edan meskipun kami berempat tapi kami maisih kalah tenaga, lalu kami berempat secara bergantian mencoba membujuk Yandi agar tenang sampai akhirnya Zen bilang, “TENANG YAN!! LOE BISA BUNUH NANDO NANTI TAPI JANGAN SEKARANG !! TENANG!”

Entah karena perkataan Zen atau karena kami berempat yang memegang dan menindih Yandi, sampai akhirnya badan Yandi sudah tidak menegang dan perlahan raut mukanya mulai tenang, nafasnya sudah berangsur pulih. “Kalau loe uda tenang, kami lepasin, tapi lo janji ga usah macam - macam sekarang.” seruku di depan wajah Yandi.

Yandi mengangguk “maaf, maaf, aku nyaris lepas kendali.”

Sigit dan Riko, berdiri duluan. Sigit membantu Yandi berdiri sementara Riko membantu gue dan Zen berdiri.

“Fiuhh, makasih bro.” gue mengucapkan terimakasih ke Riko dan Sigit yang sudah membantu gue dan Zen menenangkan Yandi.

“Anjir si yandi, kuat banget tenaganya. Masak kita berempat kalah tenaga megangin dia doang. Jangan-jangan Yandi keserupan setan bawaan dari kampungnya.” Kata Riko.

“Eh jangan keras-keras anyingg, kalo kedengeran Yandi, mati muda lo.” kataku dengan berbisik memperingatkan Riko agar ia tidak menyinggung masalah kampung di depan yandi.

“oh sori..sori.” balas riko cepat.

Kulihat Sigit setelah membantu kami, dia pergi keluar kelas.

“Yan, plis jangan lampiaskan kemarahan elo dengan mukul kursi meja di sini. Gue males kalau ni meja kursi lo rusak, terus kita di suruh guru ambil meja kursi baru di gudang sekolah lalu disuruh lagi naruh meja dan kursi yang rusak di gudang.” Ujar Zen kepada Yandi setelah yandi berdiri dia duduk di kursinya.

Oia, terakhir Yandi emosi dia melampiaskan kemarahannya dengan memukul 5 kursi sampe rusak semua! Gue langsung mendekati yandi.

“Iya yan. Lu simpen dulu tenaga dan kemarahan lo buat nanti siang ke Nando.”

Aku duduk di kursi depan yandi. Riko mendekati kami, ia memandang yandi yang sepertinya sedang mengatur emosinya. Tak lama kemudian sigit mendatangi kami berempat sembari membawa sekantung plastik.

“nih gue bawa minuman.” Sigit mengeluarkan minuman air mineral dingin dan membagikan ke kami semua.

“thanks.” Gue terima dengan senang hati minuman pemberian sigit karena sumpah haus banget nenangin banteng lepas. Baik juga ni anak, tapi aneh rasanya melihat sigit dan riko yang berasal dari kelas sebelah tiba-tiba mendekati kami bahkan mereka tanpa sungkan membantu gue dan zen menenangkan yandi.

“ternyata rumor itu benar.” Ujar sigit.

“rumor? Rumor apa?” tanya gue.

“rumor bahwa yandi berhasil mengalahkan nando dalam perkelahian di kamar mandi cowok lantai atas gedung kelas 3 kemarin saat mencoba menolong xavi.”

“seluruh murid sudah mendengar rumor tersebut dan tidak ada yang mempercayai bahwa nando kalah melawan anak kelas 1, apalagi anak kelas 1 yang mengalahkannya ada elo yan. Sori gue bukan bermaksud menghina lo yan tapi wajar jika semua orang kaget mendengar rumor ini karena elo termasuk bukan siswa yang menonjol baik secara akademis maupun kenakalan, ya elo termasuk siswa yang biasa-biasa saja. Bahkan gak semua anak kelas 1 pun tahu yandi itu yang mana.”

“gue tadi lagi ngobrol dengan riko di depan kelas membicarakan kebenaran cerita ini bahkan kami berdua saking penasarannya ingin bertanya langsung sama elo yan. Lalu tiba-tiba kami melihat nando mendatangi kelas elo. Melihat reaksimu yang mengejutkan tadi selepas nando pergi, kami yakin bahwa rumor itu memang benar, bahwa elo adalah orang yang mengalahkan dia kemarin.” Papar sigit panjang.

“sepertinya nando menantang elo selepas pulang sekolah. Pasti di ruko lama. Ya kan?” tanya riko.
Yandi diam saja.

TETT…TETTTT.

Bel tanda jam istirahat kedua sudah selesai pun terdengar. Sigit dan riko lalu kembali ke kelas mereka. Yandi yang duduk sendirian menempati kursi xavi di belakang meja gue dan zen, lebih banyak diam dan merenung ketika sesekali gue menengok ke belakang, entah apa yang saat ini dia pikirkan karena meskipun gue dekat dengan yandi, karakter yandi susah sekali ditebak. Di lain waktu dia lucu, pintar, ramah dan mudah tersenyum dan sangat setia kawan. Namun ketika dia marah, karakternya berubah drastis. Setengah jam terakhir gue dan zen juga sudah susah konsentrasi. Diam-diam gue ambil hape di tas lalu mengirim wa ke bram memintanya agar bersiap-siap.


YOSI
Fix jadi. Yandi vs nando.ruko lama jam 2 siang. Bersiaplah.
10.45


Tak lama kemudian hapeku bergetar.bram membalas wa dengan cepat.

BRAM
Beres
10.47


“zen, gimana mata-mata loe uda dapet info penting belum tentang pelaku pengeroyokan xavi?”

“tidak secepat itu yos, semua komplotan leo bahkan tidak ada satupun yang membahas masalah insiden kemarin sore. Kita mesti sabar dan nunggu kelengahan salah satu dari mereka. Bram uda lo kontak?”

“uda barusan, dia uda gue minta buat bersiap-siap.”

TETT..TETTT…TETTTT

Lalu terdengar suara bel berbunyi 3 kali yang menjadi tanda bahwa pelajaran telah usai.

“njing..” gue mengumpat pelan.

“kenapa lo?” tanya zen.

“gue ngrasa bel sekolah tadi kayak bunyi bahwa perang telah dimulai.”

“hehe sama.” Jawab zen kalem.

Gue menengok ke belakang ke arah yandi yang dengan tenang memasukkan buku tulis yang sempat gue lihat masih kosong,” yan, lo bawa motor?”

“bawa.” jawabnya singkat.

“zen, lo bonceng yandi ya.”

“ok.” jawab zen.

Gue lihat meja gom dan leo sudah kosong, fuck, mereka berdua pasti senang banget lihat duel ntar. Lihat aja, setelah urusan dengan nando selesai, baru giliran kalian berdua, batinku geram. Saat kami bertiga hendak keluar kelas, sigit dan riko mendatangi kami. Maunya apa sih mereka berdua ini.

“yan, zen, yos, gue dan sigit udah mengambil keputusan bulat. gue berdua dan 15 anak gabungan dari kelas 1d dan 1c siap ngebantu lo.”

“rik, ini bukan sekedar main bola, ini resikonya jauh lebih besar daripada sekedar babak belur. Efeknya panjang.” Zen mencoba memperingatkan riko dan sigit.

“kami tahu zen resikonya, tapi kami gak mungkin berdiam diri melihat kalian bertiga sendirian maju ke medan pertempuran melawan nando dan gerombolannya. Loe benar-benar teman yang baik yan, dan itu juga menggerakkan hati gue dan teman-teman lain buat berdiri di belakang lo. Karena lo jadi simbol tentang artinya sahabat yang rela ambil resiko apapun demi teman. Ini sesuatu yang jarang, apalagi setelah sekian lama kita muak di cekoki pemandangan leo yang sombong pamer kekuatan bukan dengan kekuatannya sendiri melainkan “membeli” orang lain. pokoknya apapun yang kalian bertiga lalui hari ini, kami siap bertarung dengan kalian!” ujar riko berapi-api.

Gue dan zen berpandangan. Gue terkejut melihat kesungguhan perkataan mereka. Gue sih senang karena ada orang yang ngedukung kami bertiga, hanya saja lawan yang bakal kami hadapin ini bukan sembarangan.

“bro, aku bukan simbol apa-apa, semua orang pasti akan melakukan hal yang sama jika melihat sahabatnya dalam kondisi terancam.”
“enggak yan, gak semua orang akan berani melakukan hal yang seperti lo lakuin kemarin. Pokokny percuma elo bujuk kami berdua dan kelima belas orang yang sepemikiran dengan kami.”

“oke, itu pilihan kalian jika kalian memutuskan untuk berdiri bersama kami hari ini dan aku sangat menghargainya.”

Sigit dan riko lalu bersalaman dengan yandi lalu dengan gue dan zen. Tanpa disangka dari sekian banyak anak kelas 1 yang rata-rata “tunduk” dengan leo, ada juga yang bersiap menempuh resiko dengan memilih bergabung bersama kami.

“ayo.” Perintah yandi tegas.

Mendengar ketegasan dan kemantapan yandi, membuat gue rela berada di belakang punggung yandi. Suatu hari nanti lo bakalan jadi orang besar yan, gue yakin. Mulai hari ini gue bukan hanya menganggap loe sebagai seorang sahabat, tapi gue juga ngelihat elo sebagai pemimpin dari kelompok kita ini, batin gue. Kami berlima keluar kelas dan melihat puluhan anak-anak dari kelas 1D dan 1E duduk-duduk di lorong sekolah seakan menunggu kami berlima. Wajah-wajah mereka juga terlihat mantap dan sepenuhnya sadar dengan pilihan mereka sendiri. Tanpa ada yang memberi aba-aba, mereka semua berdiri ketika melihat yandi lewat. Kulirik zen, dia juga melihat ke arahku lalu zen mengangguk. Aku dan zen berhenti berjalan, kami membiarkan yandi, pemimpin kelompok ini berjalan di paling depan. Darahku mendidih dan semangatku terbakar!

“LET’S GO TO THE WAR ZONE GUYS !!!” teriak gue nyaring sambil mengangkat tangan kanan ke atas lalu disambut dengan teriakan semua orang yang ada disini.

Yang terjadi, terjadilah !!

******


Gila, gue gak pernah membayangkan bakalan berada di situasi paling menegangkan dalam hidup gue ! ruko lama kini dikuasai oleh anak-anak dari sekolahku. anak-anak di sekolah lain tanpa kami usir langsung membubarkan diri. Ruko lama ini sebenarnya areal pergudangan yang dekat dengan dermaga yang sudah mangkrak puluhan tahun. Areal pergudangan yang luas dekat dengan dermaga yang sepi, tidak pernah dijaga siapapun dan jauh dari keramaian membuat tempat ini begitu legendaris bagi semua anak-anak Bengal di kota. Dan saat ini kami berkumpul di tengah-tengah ruko lama yang dulunya adalah tempat parkir. Tempat parkir ini berada di ruang terbuka dan sangat luas dan lapang. Di sekeliling parkiran ini adalah ruko-ruko kosong yang menyisakan bangunan tak terurus. Semua tembok, dinding dan pagar penutup ruko penuh dengan coretan mural dan juga graffiti. Dan saat ini tempat ini sudah ramai dengan banyak orang. cuaca juga tidak terlalu panas, justru terasa sejuk karena banyak hembusan angina. Sepertinya sebentar lagi akan hujan. Tapi hujan tidak akan menghentikan duel disini. kelompok kami berdiri menunggu di sisi timur menunggu nando yang belum juga kelihatan.

di sisi utara gue lihat bram datang bersama heru dan satya, dibelakang mereka bertiga puluhan orang dari kelas 2 mengikuti ketiganya. Sejak kapan bram bisa membuat heru dari 2a dan satya dari 2c jadi sekutunya. Ketiga orang ini adalah 3 besar yang menguasai seluruh kelas 2. Gue lega karena bram memenuhi janjinya dengan membawa orang-orang kuat beserta puluhan pengikutnya.

BRAM CS













Di sisi barat ada leo beserta ke enam orang kepercayaannya dan tentu saja anjing-anjing pengikut mereka. Mereka nampak santai mengobrol satu sama lain, nampaknya mereka bersiap menikmati duel yang sebenarnya sudah di setting secara sempurna oleh leo. Fuck gue paling benci orang seperti leo yang licik penuh muslihat dan jebakan. Bangsat, tunggu aja giliran lo.

LEO CS











Di sisi selatan udah berkerumun anak-anak kelas 3. Tampang mereka sangar-sangar dan seperti bersiap untuk mencabut nyawa. Kerumunan anak kelas 3 itu terbuka ketika feri, darma dan deka datang. Ketiganya lalu berjalan santai menuju pojokan agak jauh dari lapangan parkir namun masih tetap terlihat dalam jarak pandang. Ketiganya sepertinya penasaran juga dengan pertunjukkan hari ini.

FERI CS








Gue mengedarkan pandangan mencari-cari keberadaan axel yang kabarnya hari ini sudah masuk ke sekolah, namun gue gak bisa menemukan sosoknya. Mungkin dia sudah ada disini tetapi dia sengaja berbaur dengan yang lain agar tidak menarik perhatian. gue tersenyum, karena sang raja SMA NEGERI XXX mengakhiri masa bolosnya karena juga tidak mau ketinggalan duel yandi vs nando. Oh tuhan, tolong ingat doa gue kemarin ya, pliss jangan sampai pelaku pengeroyokan adalah teman dari axel. Amin.

Tiba-tiba terdengar suara ribut dari kerumunan dari kelas 3 dan akhirnya muncul juga kelompok yang kami tunggu-tunggu. Oscar, budi dan nando. Setelah berbincang sejenak dengan budi dan Oscar, nando maju ke tengah parkiran lalu mengangkat kedua tangannya. Semua orang berteriak untuk nando.


OSCAR CS











“HAJAR NDO! JADIIN TU BOCAH JADI PERKEDEL!”

“AJARIN DIA YANG SOPAN SANTUN NDO!”

“ NANDO !! GUE TARUHAN LAWAN LOE BISA BERTAHAN MINIMAL 1 MENIT. JADI JANGAN CEPAT-CEPAT SELESAI YA!! TUNGGU 1 MENIT SETELAH ITU BARU LHO HABISIN JUGA GAK APA-APA HAHA!”

Siapapun lawannya pasti minimal gemetar karena terintimidasi dengar suara sorakan dukunag untuk nando tersebut.

“teman, makasih sudah menahanku agar tidak lepas kendali tadi. Dan sekarang ini, aku minta kalian jangan ikut campur duel ku melawan nando, dia milikku!” setelah berkata seperti itu, dengan gerakan yang sangat gesit, yandi langsung melesat dan menerjang ke arah nando yang masih santai meminta penonton untuk bersorak lebih keras.

Sorakan yang semula terdengar keras untuk nando tiba-tiba hilang karena kami semua yang ada disini dibuat terperangah melihat kebuasan yandi yang menghajar nando tanpa ampun! Tanpa kami duga, Yandi lah yang pertama membuka serangan dengan meloncat ke arah nando mengarahkan lutut kanan ke arah perut nando. Nando yang kaget sempat berusaha menangkis tetapi terlambat. Hujaman lutut membuat nando langsung meringkuk memegang perut karena kesakitan. Yandi lalu menghantam wajah nando dengan pukulan tangan kiri lalu tinju kanan. Membuat wajah nando terhempas ke kiri dan kanan, nando nampak berusaha menutupi kepalanya tetapi tangan dan kedua lengan nando belum apa-apa sudah lebam akibat menerima pukulan bertubi-tubi dari yandi.

Buk! Buk!!blakkk!!! plakkk!! Duaghhh!!!

Sambil terus memukul nando yandi juga berteriak keras sekali membuat bulu kudukku merinding!

“yos, sepertinya yandi benar-benar serius waktu dia bilang pengen ngebunuh nando.” Ujar zen yang ada disampingku.

“sepertinya iya..”

“anjing…anjing….asli ini yandi kalau berantem kayak orang kesurupan, kok gue yang nonton aja malah kasian sama nando..” celetuk riko. Suaranya gemetar. Kulihat wajah-wajah anak-anak kelas 1 yang ada di kelompok kami. Semuanya memperlihatkan ekspresi ngeri, pucat, seolah-olah mereka yang sedang dipukuli yandi dengan brutal.

“bro…serius nih, gak ada yang berani coba hentikan duel ini…itu nando bisa mati beneran!” ujar sigit.

Gue kembali melihat ke tengah lapangan, nando rupanya sudah roboh, dia meringkukkan badannya bak anak kecil. Yandi tidak lagi memukuli nando, tapi dia menginjak-injak badan nando kuat-kuat membuat nando yang garang berteriak kesakitan.

“WOI STOP !!! STOP !!!! BISA MATI NANDO!!”

Terdengar teriakan keras diantara keheningan yang menakutkan ini melihat seseorang tengah dihajar dengan brutal, tapi tampaknya hanya terdengar teriakan karena tidak ada yang berani maju untuk menolong nando. Bahkan kulihat ekspresi Oscar dan budi juga nampak tidak percaya melihat teman mereka dihajar anak kelas 1.

“LIHAT INI BAIK-BAIK!! SEBENTAR LAGI KUBUNUH ORANG INI TEPAT DI DEPAN MATA KALIAN SEMUA!! Teriak yandi sekencang-kencangnya sambil menginjak kepala nando.

Nando mukanya banjir darah, sudah diam tak bergerak, badannya penuh dengan luka memar. Saat yandi mengepalkan tangan kanan dan bersiap melancarkan 1 pukulan yang gue yakin bakal memutus nafas nando, zen berteriak kencang. “STOP YAN!!! STOP !!! NANDO SUDAH KALAH !! LO BISA JADI PEMBUNUH!!”

“yos, ayo kita hentikan yandi sebelum dia benar-benar bunuh nando!” komando zen. Gue dan zen langsung berlari sekuat tenaga tapi tiba-tiba muncul kilat dan disusul suara gemuruh dari langit yang baru saja gue sadar sudah gelap!a

Duar!!!! Suara petir terdengar kencang sekali membuatku berhenti berlari.

Tanpa aba-aba hujan deras sekali, ,membuat semua orang langsung mundur untuk berteduh di bawah ruko yang memiliki atap. Setelah petir berhenti menyambar gue melihat ke arah yandi! Sudah terlambat untuk menyeret yandi dari nando! Tapi ternyata yandi berhasil menghentikan pukulannya tepat beberapa centi saja dari kepala nando yang terkapar. Yandi kemudian jatuh terduduk lalu dia meringkuk menekuk lutut dan menyembunyikan wajahnya di antara kedua lutut dan kedua tangan memeluk kakinya sendiri. lalu tiba-tiba terdengar suara ribut-ribut dari kelas 3!

“SERBU !! HABISII ANAK KELAS 1!! HEAAAHHH!!!

Kami di serang !! gue langsung berlari secepatnya untuk mencoba meraih yandi tapi tiba-tiba entah darimana datangnya ada kaki yang menendang badanku membuatku terlempar beberapa meter. Gue jelas kesakitan. Dalam samar air hujan yang turun gue lihat orang yang menendang ku tersebut ternyata adalah Budi ! dan zen kini coba melawan budi, beberapa tendang budi bisa ditangkis zen, tapi saat zen membalas dengan pukulan, budi dengan mudah menangkap pukulan zen lalu menendang dada zen hingga terjengkang ke belakang! Zen tidak sanggup berdiri dia bergulingan di tanah aspal sembari memegangi dadanya ! Njing itu pasti sakit banget!! Gue lihat budi menuju yandi yang anehnya masih duduk meringkuk !!

“awas yan bahaya!!!” gue coba berteriak memperingatkan yandi agar segera sadar dan balik melawan budi!

Buk!

Satu tendangan kaki kanan budi tepat mengenai kepala yandi membuatnya langsung terhempas. Lalu beberapa anak kelas 3 tiba-tiba langsung mendatangi yandi yang terkapar dan menghujaminya dengan pukulan dan tendangan!

Yandi dikeroyok! Gue coba lihat sekelilingku ternyata sudah pecah perkelahian massal antara anak kelas 3 melawan anak kelas 1 ! jumlah kami tidak sampai 20 orang melawan kelas 3 yang jumlahnya 2 kali lipat bahkan lebih. Riko sedang dipegangi 2 orang lalu dihajar, beramai-ramai, sigit tidak lebih baik. Dia bisa melawan 2 orang sekaligus, salah satunya bahkan pingsan setelah kena pukulan sigit hanya saja 5 orang langsung datang dan menyerang sigit bersamaan, sigit meringkuk di tanah karena di hajar 5 orang secara bersamaan. Gue tiba-tiba merasakann bahaya, gue langsung menunduk karena dari belakang ada yang coba memukul. Gue yang terbawa adrenalin langsung balik menyerang, dalam 2 kali pukulan orang yang menyerangku terkapar, tapi datang lagi 2 orang. gue langsung loncat dan menendang satu orang, saat yang satu coba menendangku kutahan tendangannya lalu kulepaskan pukulan di hidung yang membuatnya langsung roboh memegang hidungnya. Zen! Gue inget zen! Gue lihat ternyata zen sudah berdiri dan berkelahi dengan beberapa orang. Fuck ini gawat !! bram loe dimana cepat bantu kami !!
Gue langsung melihat ke arah utara. Dan kulihat puluhan anak buah bram berlari ke arah kami. Yes, bala bantuan datang ! hal itu membuat adrenalinku kembali terpompa ! yandi gue yandi ! gue coba lihat sekeliling tapi tidak bisa kutemukan karena puluhan orang dengan seragam yang sama terkapar di lapangan parkir!!

“yan !!! lo dimana !!bantuan dat-”

Brugg!!uaaghahhh!!

Gue terjengkang ke tanah saat sebuah siku tanpa gue sadari mengenai mukaku !! gue langsung pusing tapi gue gak akan roboh semudah itu. Gue segera bangkit tapi ada 1 orang maju dan terus menghajarku , membuatku hanya bisa menangkis tanpa bisa membalas. Tiba-tiba tanganku ada yang menarikknya ke belakang sialan ! dua orang sekaligus memegangi tanganku sehingga gue tidak bisa bergerak. Dalam pandangan mata yang mulai perih akibat terkena pukulan, orang yang sejak awal menyerangku maju mendekatiku lalu menjambat rambutku.

“halo yosi..” kataya sambil terkekeh..

Gue gak percaya dengan mata kepala gue sendiri, yang menyerangku barusan adalah bram !!

“bram…bram…kenap-”

Bugh, satu tinjunya kena telak mengenai mata kiriku. Sakit !!!!!! Membuatku otomatis hanya bisa melihat dengan mata kanam.

“yos..yos…loe jadi orang kok banyak nyusahin orang, elo emang pernah selametin nyawa gue dulu. Tapi gue uda berhasil temuin anak kelas 2 yang mukulin teman lo itu.”

“si..si..apah..dia”

Yosi mendekatkan wajahnya kepadaku lalu bilang,

“gue. Gue adalah orang yang lo cari karena gue yang mukulin temanmu sampe nyaris mampus ahaha!”

Bram ternyata pelaku pemukulan terhadap xavi, berarti selama ini dia sudah mengkhianatiku !!

“BAJINGAN !!!! BAJINGANNN LOOO ANJINGG!!!”

“karena gue uda penuhin janji gue dengan cari tahu siapa pelakunya dan ternyata gue pelakuny, hutang budi gue sama elo uda impas! Jangan pernah lo datang ke gue dan minta bantuan gue dengan lo terus ungkit-ungkit masalah hutang budi! Ngerti!makan ni bocah gak tahu diri!”

Bugh!!!

Aku terlempar ke belakang setelah satu pukulan tangan kirinya telak mengenai pipi kananku. Pusing, nyeri perih, darah dalam mulut jadi satu, gue udah ga kuat tapi paksa untuk tetap sadar. Dengan sisa-sisa tenaga gue melihat leo cs mendekati arena dimana banyak teman-temanku terkapar. Yandi? Gue gak tahu dia dimana.? Zen sudah pingsan dalam kondisi telentang. Gom kulihat sedang menduduki punggung zen sambil tertawa mengejekku. dengan menahan semua kesakitan yang gue rasakan, sakit secara fisik dan sakit hati akibat pengkhianatan, gue bisa berdiri. Gue lihat beberapa meter di sebelah kanan gue sudah ada feri, deka, darma. Ketiganya berdiri menatap ke arah kiriku dan disebelah kiri gue, gue melihat sesuatu yang sulit kupercaya. Oscar, bram dan leo dan masih banyak orag berdiri sejajar membalas tatapan feri cs.

Apa-apan ini..

“Oscar ternyata keributan ini adalah rencana lo dari awal. Lo manfaatin anak-anak kelas 1 yang tidak tahu apa-apa untuk memulai pertikaian dengan kami,ya kan?”

“hahahahah, ketahuan ya. Tentu saja!! Gue gak akan berhenti sebelum gue hancurin kalian bertiga, ah bukan bertiga, kalian berempat.. halo axel, lama kita tidak berjumpa?”

Axel? Gue lihat di belakang feri cs, ada sesosok cowok yang tengah membopong seseorang di pundaknya. Sosok itu adalah axel ! axel berjalan lalu meminta deka untuk membantunya menurunkan seseorang yang ia bopong dan orang tersebut adalah yandi !! kondisi yandi parah sekali,wajahnya memar, hidung dan mulut berdarah, dahi luka, bahkkan pelipisnya mengucurkan darah. Setelah deka memegang yandi, axel mendekati Oscar cs. Semua orang yang ada di kubu Oscar langsung mundur selangkah, hanya Oscar yang tetap tidak bergeming. Tiba-tiba axel melepaskan pukulan tetapi tepat sebelum menghantam Oscar, axel menghentikan pukulannya.

“lu mau perang sama gue? Kalau lo jantan lu gak usah libatin anak-anak yang lain, sampai-sampai memperdaya anak kelas 1 dan mengadunya dengan nando. ! dengan nando temen lu sendiri! Gue tahu selama ini lho merancang berbagai cara busuk untuk meraih sekutu sebanyak mungkin, tapi asal loe tahu, gak takut justru gue malah jiji sama elo.”

“hahahaahah lo naïf sekali xel !! untuk memenangkan sebuah peperangan, loe ga bisa menang kalau Cuma andelin otot, tapi otak juga perlu. Dengan adanya perang antara kelas 1 gue bisa kumpulian kekuatan yang bisa gue pakai buat bantai elo, feri, deka dan brama, hahaha. Kalian berempat sudah siap untu menghadapi sekutu gue ! oh iya kenalin, ini leo sang mastermind dibalik ini semua, dia adalah adik tiriku, calon pengganti dan penerus penguasa di sekolah ini.”

Gue lihat axel menatap leo tajam lalu geleng-geleng kepala.

“lo orang paling menyedihkan yang pernah gue temuin. Pengecut terbesar yang ada di sekolah ini. kemampuan lo tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan yandi. Dia dengan gentle berani berduel langsung dengan nando. Elo? Cuih gue yakin lo ga bakal berani karena elo Cuma anak manja yang suka isep kelamin pria papanya sendiri agar bisa berbuat apa saja yang lo mau disekolah ini.”

Gue lihat wajah leo memerah tapi dia tidak berani membalas perkataan axel.

“dan ternyata ini yang namanya bram, orang yang tega lakuin apapun bahkan termasuk mengkhianati kepercayaan temannya sendiri.”

“iya itulah saya, senang berkenalan dengan jagoan nomor 1 di sekolah ini.” balas bram santai.

“sampai ketemu di perang selanjutnya xel, gue harap kalian sudah bersiap untuk gue habisin..segera..hahahahha”

Oscar dan temannya-temanya kemudian berlalu pergi.

Gue sudah tidak kuat, gue udah gak mampu lagi mencerna kata-kata mereka..berat, kepala gue berat banget..arhhh…

Gelap.


= BERSAMBUNG =

7 comments for "LPH #16"

Post a Comment