Featured Post

LPH #45

Episode 45
BIG BANG Part B




(Pov Xavi)


“Halo Mah.”

“Hei sayang, kamu belum bobok? Di sini jam 11 siang, di Indonesia berarti jam 1 pagi lho. Xavi sakit? Kok suaramu agak parau gitu.”

“Xavi gak apa-apa Mah. Xavi belum mengantuk, susah tidur Xavi malahan.”

“Duh, Xavi pasti kebanyakan maen game ini pasti. Awas kalau Mamah tanya Bu Shinta kamu sering telat gara-gara bangun kesiangan. Mamah bakar semua PS dan Laptopmu.” 

Hedeh, ini apaan sih, kok malah gue kena omel sama Mamah.

“Bukaan Mah, Xavi rajin kok ke sekolah, gak pernah telat. Kalau gak percaya tanya aja Bu Shinta.”

“Hehehe ngambek nih ye. Eh ada-apa sayang kamu telpon Mamah? Kangen Mamah ya?”

“Pertanyaan Mamah kok tidak berbobot sih, ya jelas Xavi kangen Mamah lah, udah 3 minggu lebih gak ketemu Mamah.”

“Hihihii, cie anak Mamah yang ganteng sedang kangen. Kangen ngapain Mamah hayoo?” 

Waduh ini Mama mesti kalau goda gue selalu mengarah ke yang menjurus. “Kangen ketemu Mamah lah, terus apa lagi memang?” jawab gue dari godaan Mamah.

“Hihi.” Mamah cuma tertawa.

“Mah, lagi sibuk gak? Xavi mau cerita sesuatu nih dan agak panjang juga ceritanya. Kalau Mamah sedang sibuk, nanti Xavi bisa atur waktu lagi. Males Xavi kalau uda cerita banyak, eh tahu-tahu Mamah ada agenda penting.”

“Enggak kok sayang, ini Mamah sedang waktu senggang sebelum makan siang, nanti jam 1 baru ada meeting.”

“Sip, jadi Xavi bisa cerita ke Mamah tanpa kena interupsi nih?”

“Iyaa. Ayo cerita saja ke Mamah sayang.”

Aku mengambil nafas sejenak, meskipun Mamah tajir-melintir tetapi bisa jadi Mamah akan mengernyitkan dahi dan menolak permintaan gue. Namun gue punya senjata agar Mamah mengabulkan permintaan gue.

“Mah, buatin Xavi...Studio musik di rumah Permai Indah. Lengkap dengan peralatan musik mulai dari gitar, bas, keyboard, drum, Ampli, Efek ya pokoknya studio musik lengkap dah.”

“Studio musik?” Nada suara Mamah meninggi di belakang, sepertinya dia luar biasa heran dengan permintaan gue barusan. Wajar saja jika Mamah keheranan karena setahu Mamah, gue adalah penikmat dan pecinta musik yang memiliki koleksi musik luar biasa banyak. Tetapi tidak pernah Mamah melihat atau mendengar gue pengen main musik. Paling banter Mamah melihat gue main musik ketika main game Guitar Heroes dengan stik khusus menyerupai gitar kecil. Dan sekarang ini tiba-tiba gue meminta di buatin 1 studio musik lengkap dengan isi peralatannya lengkap. Jadi gue gak heran kalau Mamah terkaget-kaget.

“Kamu sehat nak?” tanya Mamah.

Hedeh, pertanyaan macam apa ini, di kira Mamah gue sedang ngigau kali ya.

“Xavi sehat dan serius Mah. Gak sampai 70 juta kok mah bangun studio musik di rumah. Itu gudang di lantai 3 kan lebar Mah, daripada jadi ruangan gak jelas, bisa di renovasi jadi studio musik. ”

“But, Why? Do you even know how to playing it? The real one such as guitar, not your silly guitar look-alike you played in front of TV. Mamah gak mempermasalahkan tentang besaran biaya membuat sebuah studio musik di rumah kita, yang Mamah perlu tahu adalah darimana ide studio musik tersebut berasal. Xavier, just give me a good reason, tell me the truth please.”

Gue menghela nafas. Lalu gue menceritakan ke Mama dari mana ide tersebut berasal.

Di awali dari adanya pensi yang di adakan di sekolah dimana deretan bintang tamu yang di hadirkan langsung membuat gempar bukan hanya murid-murid SMA NEGERI XXX, namun juga membuat heboh semua para penggemar musik di Kota XXX. Dan ketika ada pengumuman bahwa sebulan lagi akan dibuka audisi khusus untuk murid SMA NEGERI XXX baik penyanyi solo, duo, group band, boyband atau girlband dimana 5 peserta terbaik akan menjadi bagian dari opening act pensi yang akan dilaksanakan 3,5 bulan lagi. lalu atas desakan vinia, akhirnya kami berempat membentuk band dadakan. Dan kabarnya panitia sampai kewalahan karena sudah menerima puluhan peserta yang mendaftar ikut audisi.

Sampai hari ini ada 47 peserta dan pasti terus bertambah sampai Hari-H audisi, ujar Vinia memberitahu gue, Yandi, Yosi dan Zen. Gak heran sih, sekolah gue terkenal memiliki banyak alumni yang sekarang berkecimpung di dunia entertainment dengan menjadi artis, aktor film sinetron, penyanyi dan musisi. Sehingga audisi untuk pensi ini sangat diminati dan kebanjiran pendaftar.

“Tapi Xavi kan gak bisa main alat musik. Apa iya Xavi nyanyi?” tanya Mamah di tengah penjelasan gue.

“Enggak mah, Xavi main drum alias jadi drummer.”

“Mamah gak salah dengar nih? Xavi jadi drummer?”

“Iya.”

“Sejak kapan Xavi main drum?”

“Mah, Xavi itu udah expert main drum sejak lama.”

“Expert? Di dunia mimpi ini pasti.

“Bukan di mimpiii Mah. Xavi suka maen drum lewat aplikasi Drum virtual yang Xavi mainkan di tablet. Eits, sebelum Mamah bilang, bahwa main drum di tablet sama main drum beneran itu beda jauh. Secara teori Xavi tahu dan hapal di luar kepala jenis suara yang di hasilkan dari setiap bagian 1 set drum. Dan ketika kemarin untuk pertama kalinya Xavi pegang stik drum dan memainkannya langsung, seketika Xavi jatuh cinta sama drum Mah. Rasanya sungguh luar biasa !! Dan sebuah ide bermain musik bersama dengan sahabat-sahabatku seperti Yandi, Zen dan Yosi membuat keinginan Xavi mempelajari drum lebih lanjut semakin menggebu-gebu!”

“Oh mereka bertiga jago main alat musik?”

“Jago-jago mereka Mah. Yosi dan Yandi sudah pernah ngeband, Yosi main Bass, Yandi main gitar sekaligus vokalis. Sementara Zen meskipun belum pernah main di sebuah band, tetapi skill main gitarnya oke banget. Jadi boleh dibilang, Xavi yang paling hijau dan pemula. Namun itu justru membuat Xavi semakin tertantang untuk cepat belajar drum dan minimal mengimbangi mereka memainkan 1 lagu utuh.”

Mamah terdiam beberapa lama.

“Halo Mah?” Gue khawatir Mamah tidak menyukai ide tersebut.

“Awas kalau nanti nilaimu jeblok ! Akan Mamah bongkar lagi studionya kalau gara-gara keasyikan main musik, nilaimu ujian turun drastis.”

Gue berpikir dan mencerna sejenak perkataan Mamah. Senyum langsung mengembang di wajah gue !

“Jadi, Mamah setuju buatkan Xavi studio musik lengkap di rumah?!” tanya gue antusias sampai-sampai gue turun dari tempat tidur lalu mondar-mondir di kamar.

“Mamah setuju tetapi Mamah ada 1 syarat mutlak buat Xavi.”

Anjir, berat bet keknya syarat dari Mamah. Gue menelan ludah kemudian bertanya,“Syaratnya apa Mah?”

“Nanti di ujian semester 1, Xavi harus rangking 1 di kelas ! Gak ada tapi-tapian. Mamah akan menuruti semua permintaan Xavi namun dengan cara dan aturan dari Mama. Nanti kalau Mama terima raport semester 1, Xavi gak juara satu di kelas. Mamah tidak akan mengijinkanmu tampil di pensi meskipun band mu lolos dan ruang studio musik, Mamah segel dengan pintu besi. Baru Mamah buka kalau Xavi juara 1 di ujian kenaikan kelas, mengerti?”

Gilaaaa, Mamah menyuruh gue juara 1 di kelas 1F sama saja dengan meminta gue menjadi juara 1 dari seluruh angkatan kelas 1. Lha teman sekelas sekaligus cewek yang gue taksir, Asha adalah siswi paling di pintar di seluruh angkatan kelas 1 saat ini.

“Kalau Xavier juara 1, bukan hanya Mamah yang senang namun secara tidak langsung Xavi juga akan mampu merebut perhatian dari teman sekelas yang kamu taksir sayang. Pokokknya dengan Xavi menjadi juara 1 di kelas 1F nanti, akan membuat semuanya lebih mudah, percaya sama Mamah.”

Aduh, emang ini Mama gue paling bisa memberikan gue tekanan. Tetapi memang benar yang dikatakan Mamah, kalau gue menjadi juara 1, semuanya akan menjadi lebih baik. Gue bisa belajar drum dan main musik sepuasnya sama anak-anak dan merebut perhatian Asha dengan elegan. Ah saya merasa sangat bersemangat.

Oia, nanti siapa yang akan merenovasi ruangan menjadi sebuah studio? Lalu peralatan apa-apa saja yang ada di dalam sebuat studio, kamu punya bayangan gak?”

“Punya mah, itu angka 70 jutaan sudah termasuk biaya renovasi dan beli-beli peralatan musik serta tetek-bengeknya. Kemarin Xavi minta tolong ke Aria, teman Vinia yang punya usaha studio musik untuk menghitung dan memperkirakan biayanya. Vinia punya banyak kenalan pemilik studio Mah.”

“Hmm gini aja, kamu berikan alamat e-mail Mamah ke teman Vinia tersebut dan minta dia kirim estimasi budget membangun studio musik beserta isinya sedetil mungkin. Nanti mamah pelajari dulu, kalau budgetnya make sense, Mamah akan berikan lampu hijau.”

“Asyyiiikkkkkk, makasih Mamaaahhhh! Muahhhh ! Muaaahhhhh!” gue menciumi layar ponsel untuk meluapkan kegembiraan. Ah anak-anak pasti terkejut nih kalau studio musiknya udah jadi, kami bisa main musik dan latihan ngeband sepuasnya. Eh, gak sepuasnya juga sih, karena gue teringat syarat dari Mamah. Gue mesti pinter-pinter bagi waktu nih.

“Hehehe dasar, eh udah kan ceritanya, Xavi bobok gih udah mau jam 2 pagi loh di Indonesia.”

Saat gue hendak mengiyakan Mamah dan menyudahi percakapan, tiba-tiba gue teingat satu hal lagi yang mesti gue ceritakan ke Mama.

“Eh Mah, bentar-bentar. Ada 1 hal lagi nih yang Xavi mo cerita.”

“Dih nih anak, 5 menit. Selain Xavi juga mesti cepat tidur, Mamah juga mau ketemu sama orang ini.”

“Iya Mah, bentar doang. Mah, Xavi mulai besok ijin nge-gym di apartemen Mamah yah. Di rumah ada sih alat fitnes, cuma lebih lengkap dan lebih nyaman fitness di apartemen Mamah,” gue menyampaikan dengan cepat maksud gue ke Mamah.

“Wah, setelah tiba-tiba minta Studio Musik sekarang Xavi mau nge-gym, ckckckck.”

“Heee, Xavi mau mulai fitnes Mah, gara-gara stamina Xavi masih payah kalau kelamaan main drum, sering gampang capek. Gak enak aku mah sama teman-teman yang lain. Pemain drum kok loyo.”

“Hahaha benar-benar, yawdah pakai saja. Eh kamu memang tahu mesti latihan apa saja buat menambah stamina?”

“Yah treadmill, push-up, sit-up cukup kan?”

“Hedeh, ngawur kamu.”

“Eh salah ya? Hahaha gampang Mah, nanti Xavi cari tahu menu latihan yang bnar browsing di internet.”

“Daripada Xavi browsing dan bisa salah latihan ,sepertinya Mamah punya ide lebih baik. Kapan Xavi mau mulai ngegym di apartemen?”

“Besok sore Ma, pulang sekolah Xavi langsung ke apartemen ya.”

“Hamm, baiklah. Yadah, Xavi bobok ya sayang. Minggu depan Mamah pulang, nanti Mamah belikan oleh-oleh. Xavi mau oleh-oleh apa? Mama balik ke Indonesia dari LA nih.”

“Ehm, LA yah. Kalau Mamah sempat, Mamah ke Record Surplus dong Mah. Belikan vinyl music-music Rap ghetto yang oldies yang langka, kalau ga ngerti tanya aja ke pramuniaganya.”

“Record Surplus? Noted.”

“Bye Mom, thanks so much. I gotta sleep now, love you mom.”

“Sleep tight dear. Eh you missed somethin.”

“What?”

“Give your mom a goodnite kiss before you sleep.”

“Hehe, muah, muaahhhh, muaaaaahhh, muaaaaaaaaah!”

“Haha, lovely. Bye Xavier.”

“Take care mom.”

”I will.”

KLIK.

Huah, lega rasanya bisa berbicara panjang lebar dengan Mamah. Gue beruntung punya Mamah yang gak memanjakan gue secara belebihan meskipun gue anak semata wayang dari keluarga berada. Mamah mengajari gue untuk bekerja keras dahulu di bidang akademik baru mengabulkan permintaan gue.


***

Karena sore ini yandi dan yosi ada acara, maka gak ada latihan band setelah sepulang sekolah, gue langsung menuju ke apartemen mamah. Sebelum balik gue makan siang dulu di yoshinoya, setelah kenyang baru gue ke apartemen. Sesampai di apartemen gue maen real drum agar gue semakin hapal di 3 lagu yang sering kami latih dalam beberapa hari terakhir. Sebenarnya di audisi nanti, peserta hanya dikasih kesempatan perfom 1 lagu saja, namun kami mempersiapkan 3 lagu dengan tempo yang berbeda-beda. Yandi memutuskan kami main lagu bergenre rock dengan part drum yang tidak terlalu ribet untuk mengakomodasi keterbatasan stamina gue. Yosi memilih lagu jadul milik tip-ex “song from distance” yang bertempo pelan dan lebih sederhana part drumnya, Yandi memilih lagu padi yang berjudul “ketakjuban hati” bertempo sedang yang gue suka banget, sementara zen memilih lagu riff berjudul “fight” yang bertempo cepat, rapat dan  sangat rock ! gue gak boleh ikut milih lagu karena di anggap paling bontot alias pemula, diskriminasi dalam sebuah band ternyata memang ada, sigh.

Ada alasan sih kenapa pilihan lagu kami ini tergolong lagu-lagu Indonesia yang mayan lama (kalau gak mau di bilang jadul). Karena gue setuju dengan pendapat zen, bahwa lagu Indonesia yang bergenre rock terbilang makin sedikit sekarang ini. kalah sama music dangdut yang merajalela. Yosi sempat usul bawain lagu “akad”-nya payung teduh yang kini jadi semacam anthem resmi yang dibawakan oleh band dalam sebuah acara pesta kawinan. Gue dan zen menolak karena ini lagu pasti banyak banget yang bawain karena memang lagi happening dimana-mana. lalu kemudian yandi mengusulkan kami mencari lagu genre rock dari band-band lama Indonesia. Kenapa gak lagu barat? Biar gak ribet mikirin pronounce-nya karena vokalis memang jadi jatahnya dia. Haha. Kami pun akhirnya sepakat mencari rererensi lagu lama dari band rock Indonesia. Setelah debat panjang-lebar nentuin lagu seharian penuh, akhirnya kami sepakat fokus latihan ngejam dengan ketiga lagu di atas. masalah mana lagu yang nanti akan kami bawakan ketika audisi, akan di ptentukan nanti belakangan saja mendekati hari audisi.     

Dari ketiga lagu tersebut, paling susah menurut gue ya jelas lagu “fight” pilihan zen. Tuh lagu nyiksa gue sebagai seorang drummer nubi yang masih ngos-ngos atur tempo dan nafas, dari sekian banyak latihan lagu ini, gue Cuma bisa selesaikan 2 kali saja yang menurut gue uda lumayan, tetapi menurut teman-teman itu masih parah karena pas gue gebuk drum udah kayak emak-emak gebuk kasur yang sedang dijemur. Tingkat penguasaan gue ? 30%, damnn.


Kalau lagu “ketakjuban hati” gue masih bisa ngikutin, Cuma pukulan di bagian snare kurang bertenaga, masih kurang mantap. Bass drumnya juga masih belum singkron. Tapi di lagu ini, tingkat kesuksesan gue boleh dibilang sudah 50%.

Padi -- Ketakjuban Hati

Justru lagu pilihan yosi “song from distance” itu gue udah gape banget, karena tone lagu ini lebih santai rock semi ska. Temponya gak pelan amat sih, Cuma paling kalem dan sederhana ketukannya. Tingkat penguasaan gue di lagu udah 70% hoho.


Kalau mereka bukan teman baik gue, sejak hari pertama latihan di studio, sudah pasti gue langsung kena pecat. Sense gue dalam mengenali setiap part drum dalam sebuah lagu boleh jadi memang mumpuni, cukup 2 kali gue dengar sebuah lagu, di otak gue langsung terbayang snare drum, bass drum, tom-tom, floor tom, hi-hat atau simbal mana saja yang bergerak bersahut-sahutan membentuk serangkaian combo. Entah bagaimana dengan yang lain, karena gue gamer maka gue mengasosiasikan masing-masing bagian dalam 1 set drum itu sebagai tombol-tombol dalam stik pS. misalnya kotak adalah bass drum, silang adalah snare drum, lingkaran adalah hi-hat, segitiga adalah floor tom, R1 dan R2 adalah crash dan ride, L1 untuk tom-tom sebelah kiri dan L2 untuk tom-tom sebelah kanan.

Haha ada untungnya juga gue jago maen game fighting macam mortal kombat atau tekken dimana setiap jurus atau combo setiap karakternya memiliki kerumitan tombol yang harus ditekan dengan timing dan urutan benar di atas rata-rata. Singkatnya untuk menghapal sebuah lagu baru, bukan masalah buat gue. Yang jadi masalah utama adalah faktor ketahanan stamina, menjaga konsentrasi dan menjaga ritme dengan pemain lain. kalau tempo gue berantakan, entah terlalu cepat atau terlalu lambat, maka yang lain akan keteteran dan lagu akan bubar di tengah jalan bahkan baru intro sudah gagal. sering gue merasa gak enak sih sama teman yang lain pas latihan. ketiga teman gue itu udah pinter, kalau mereka mau, mereka tinggal cari anak yang jago main drum, voila ! jadi dah band mereka yang gue yakin bakalan keren. But they choose to stick with me, mereka sabar, mereka sering mengingatkan ke gue untuk selalu rileks ketika bermain drum.

“santai saja xav. Badanmu terlalu kaku kayak robot, itu yang bikin kamu cepat capek. Kalau orang capek, jaga konsen itu susah. Kita ngeband bareng buat senang-senang, gak usah mikirin audisi. Have fun saja. untuk mengatasi tempo yang sering salah timing, harus banyak latihan bareng, untuk menjaga konsentrasi, harus banyak latihan sendiri. Namun untuk mengatasi stamina, elo mesti banyak-banyak olahraga,” ujar yandi suatu hari ketika kami tengah beristirahat sembari makan di rumah makan padang dekat studio

Ya, yandi benar ! kunci untuk menaklukkan ketiga lagu tersebut dengan sempurna adalah memperbaiki stamina gue. Dan sore ini akan menjadi langkah awal buat gue untuk berubah ! ayo ngegym !

Saat gue hendak menuju ruang gym pribadi, gue mendengar bunyi bel dari pintu depan. Gue lalu menuju ke pintu depan, namun tidak langsung gue buka karena bisa saja salah dengar.

TING-TONG

Ah iya benar, ada orang di depan pintu.

Tapi siapa nih yang kemari? Kemungkinan besar teman Mamah nih. Tapi masa teman Mamah mau main kesini. Mamah kan sedang ada di L.A kalau gue gak salah inget karena beberapa hari yang lalu pas gue telpon Mamah, beliau bilang lagi di L.A

TING-TONG

Bel berbunyi lagi.

Ah udah lah bukain pintu saja dulu, gue sempat mengintip dari lubang pintu. Sekilas gue melihat ada seorang cewek berambut panjang hitam terurai, memakai jaket jeans tanpa lengan sehingga terlihat tato bergambar bungan di lengan kirinya. Mukanya tidak terlihat karena ia memakai topi hitam dan tengah menunduk. Dari segi manapun, cewek tersebut tidak mungkin seumuran dengan Mamah. Karena gue penasaran dengan sosok tersebut, gue lalu membuka pintu depan dan.

Begitu pintu depan gue buka dari dalam, cewek yang tadinya menunduk menatap layar ponsel, langsung menatap gue. Ia tersenyum.

“Hai Xavi, kenalin gue Maya !” sambil melambaikan tangannya ke gue.

Anjrit, nih amoy cantik banget..

“Ohh..iya...” jawab gue gugup.

Entah kenapa malah gue yang gugup. Penampilan Maya terlihat tomboi dengan jaket jeans tanpa lengan dan kaos hitam, topi hitam, celana belel biru dan sneaker hitam, terlihat ia sedikit memakai make-up tipis. Seharusnya gue bertanya dulu, dia ada perlu apa. Karena gue gak kenal dan merasa pernah bertemu dengan Maya sebelumnya dan heran karena ia tahu nama gue, namun yang ada malah gue membuka pintu lebar dan mempersilahkan Maya masuk. Setelah Maya masuk dan gue menutup pintu, gue baru ngeh dia mencangklong sebuah tas punggung berwarna coklat merk Cote n Ciel. Ini tas mahal nih. Aduh, ini siapa coba yang kubiarkan masuk ke dalam apartemen, jangan-jangan Maya orang jahat.

Maya yang sudah berada di ruang tamu, lalu bertanya di mana kamar mandi. Setelah gue tunjukkan dia lalu ke kamar mandi. Sementara gue masih bengong, ini maya siapa sih?? Di saat gue lagi kebingungan tentang siapa maya, ponsel di kantong berdering. Gue lihat mamah yang menelepon gue. Kalau di sini jam 4 sore, berarti di sana udah tengah malam. Ada apa nih mamah telepon? Ah mungkin mau memberikan kabar tentang pembangunan studio music pribadi.

“halo mah.”

“halo Xavier sayang.”

“eh ada apa mah nelpon? Soal studio music yah?”

“enggak, Temanmu sudah kirim e-mail sih ke mama, Cuma belum sempat mamah baca. Masih repot. Oia, maya udah datang yah?”

“loh, mamah kenal dengan maya?”

“maya itu salah satu kenalan mamah. Dia seorang instruktur fitness pribadi. Mamah yang minta maya datang ke apartemen. Tugasnya mengatur pola latihanmu dengan baik dan benar biar xavi gak salah latihan. Singkatnya, selama 1 bulan ke depan, maya akan menjadi instrukturmu. Orangnya asyik kok dan mamah yakin xavi pasti terpesona dengan kecantikan maya haha. Awas kamu gak boleh macem-macem dengan dengan maya lho, cakep-cakep gitu dia mahir muaythai lho.”

Gue speechless mendengar penjelasan dari mamah. Duh sampai menyewa pelatih fitness pribadi segala buat gue biar gak salah latihan. Youre the best mom !

Gue menoleh ke arah mandi ketika mendengar pintu kamar mandi terbuka. Gue tercengang melihat maya sudah mengganti baju santainya dengan sports bra dan celana legging ketat berwarna abu-abu. pokoknya outfit khas untuk nge-gym. Rambut maya yang tadi digerai kini sudah terkuncir rapi model ekor kuda. Bodinya woooww bangus banget, ramping, mulus !! Beberapa tato yang menghiasi lengannya menambah aura keseksian dalam diri maya.

“sepertinya tanta clara sudah menjelaskan ke elo siapa gue,” ujar maya santai  

“i..iya.”

“baguslah, gue jadi gak perlu repot mengenalkan diri. Elo udah siap khan? Yaudah yuk langsung ke ruang gym.”

Gue mengangguk kemudian kami menuju ke ruang gym pribadi mamah. Maya kagum dengan kelengkapan sarana di dalam ruangan ini. lalu maya mulai menuntun gue untuk melakukan emanasan terlebih dahulu. pemanasannya sama dengan yang biasa gue lakukan ketika pelajaran olahraga di sekolah. Yang ada malah gue susah konsen karena gue berhadap-hadapan dengan maya di depan gue sekarang. Dia Cuma tersenyum ketika gue terus menatap dirinya.

“motivasi elo apaan?” tanyanya tiba-tiba.

“hah? Motivasi ? motivasi apaan maksudnya?” tanya gue bingung.

“motivasi nge-gym. Selain alasan klise karena ingin membentuk tubuh ideal. Karena gue tahu ada alasan selain jika seseorang ingin memiliki tubuh ideal.”

“gue gak kepikiran bentuk tubuh ideal sih, gue Cuma mau latihan agar stamina gue kuat,” jawab gue sambil memiringkan kepala ke kiri dan menahannya dengan tangan kiri gue.

“biar stamina elo kuat?”

“iya, gue sedang belajar main drum sama teman-teman gue. Kami bikin band karena mau ikutan audisi buat acara pensi sekolah gue. Gue benar-benar pemula dalam hal ginian, makanya gue sering kedodoran dan kepayahan ngos-ngosan main lagu tempo cepat. Malu gue sama teman,” jawab gue jujur. Karena sikap maya sejak awal yang sudah open membuat gue nyaman bercerita apa adanya.

“hahaha,” maya tertawa sambil mendongakkan kepalanya ke atas dan di tahan dengan tangan. Gue pun segera mengikutinya. Maya baru berkomentar lagi ketika kami sudah selesai meregangkan otot di daerah leher. “ya wajar sih elo ngos-ngosan. Elo gue lihat kelebihan berat badan dan sepertinya jarang olahrga. Makanya itu makanan elo jadi tertimbun jadi lemak semua.”

Gue garuk-garuk kepala padahal gak gatal. “iya, gue olahraga jarang banget. Olahraga ya pas ada jam olahraga di sekolah setiap hari jumat pagi.”

“jarang olahraga dan sepertinya pola makan elo gak teratur alias ngawur. Elo suka makan fast food ya?”

Gue mengangguk sambil nyengir. Kini kami mulai merenggangkan badan, tangan di tarik ke belakang.

“ya gak heran sih kalau perut elo udah mulai buncit gitu karena jarang olahrga dan pola makan kurang sehat dan teratur. Akibatnya ya elo pasti kepayahan main drum. Drummer itu posisi yang aling banyak menyita tenaga dibandingkan dengan gitaris, basis maupun vokalis. Karena semua badan elo bakal aktif bergerak. Orang bergerak butuh banyak tenaga. Dan tenaga gak melulu bersumber dari makanan. Gampangnya elo sekarang ini Cuma gemuk doang tapi gak punya tenaga.”

Maya menarik kedua tangannya ke belakang kemudian membusungkan dadanya. Aduh mah itu dada sekel banget sih. Gue iya in aja sih perkataan maya, karena memang benar banget. Gue lalu mengikuti perakan maya. Gue bersyukur memakai celana dalam yang mayan ketat, jadi gak akan terlalu kelihatan kalau nanti suatu waktu kontol gue bangun gegara liatin maya yang hot as fuck !

“tinggi dan berat badan elo berapa?” tanya maya.

“tinggi gue sekitar 165 cm, berat sekitar ehm 60 kg mungkin.”

“hah bohong banget kalau berat elo cuma 60 kg. sekilas gue tebak , berat badan elo itu di atas 65 kg.”

“gak tahu gue berat badan gue sendiri berapa haha,”

“tuh ada timbangan digital di sana, elo timbang berat elo dulu,” tunjuk maya.

Maya mengikuti gue saat gue mulai menimbang berat badan. Setelah melepas sepatu, gue naik ke atas timbangan digital sehingga bisa dengan detil menunjukkan angka berat badan.

69, 699 kg

Njirrr, berat badan gue porno banget sih !

Maya Cuma geleng-geleng kepala melihat angka di timbangan berat badan gue. “udah anggap aja 70 kg,”katanya.

Setelah menimbang berat badan gue, kami lanjut peregangan kaki. Maya memajukan badannya ke depan dengan bertumpu ke kaki kananya yang ditekuk. Gue menelan ludah karena melihat legging maya merenggang dan menampakkan siluet paha dan pantatnya.

“elo tahu gak rumus berat badan yang ideal?”

“gak tahu. Tapi kalau rumus combo fatality-nya sub zero di Mortal Kombat X gue hapal, hehehe.”

“haha gebleg. Rumus berat badan ideal itu tinggi badan dikurangi 110. Tinggi elo 165 dikurangi 110 berarti berat badan ideal elo itu di angka 55 kg. dan faktanya berat badan elo sekarang 70 kg atau dengan kata lain elo kelebihan 15 kg. parah. Masih muda uda buncit.”

“huahh 15 kg? ajarin cara tercepat gue turun 15 kilo dalam waktu 1 bulan dong. Kalau bisa gak sampai 1 bulan deh.”

“elo mau capai berat badan ideal dalam waktu 1 bulan?”

gue mengangguk. “karena audisinya 1 bulan lagi, jadi lebih baik lagi berat badan gue bisa ideal kurang dari 1 bulan. Gue siap latihan nge gym habis-habisan deh.”  

“kalau mau cepat ada sih cara yang lebih instan. Elo mau turun 15 kilo besok pun bisa,” tukas maya.

“wuih sadissss, gimana caranya?”

“operasi sedot lemak. Kalau mau, gue kasih nomor telpon dokter bedahnya sekarang juga dan ini menjadi sesi pertama dan terakhir buat kita, karena keinginan elo uda tercapai,p beber maya serius.

Edan, gue operasi sedot lemak?? Ogaaahhhh. Gue menggeleng cepat dan maya Cuma tertawa geli.

“gak ada cara instan untuk katakanlah menurunkan berat badan. Buat apa elo diet tetapi caranya malah merusak badan. TetapI lebih baik elo mengubah mindset dari fokus menurunkan berat badan menjadi ideal menjadi fokus menjalani gaya hidup sehat. Caranya?dengan menjalani program fitness dan pola makan sehat teratur. Kalau elo melakukannya dengan benar, bukan hanya berat badanmu akan menuju berat yang ideal, namun otot-ototmu juga akan terbentuk. Tubuh ideal, otot terbentuk lalu disempurnakan dengan pola makan sehat. Turuti gue, elo mau main drum seharian juga gak bakal capek. Mengerti?”

Gue berbinar-binar mendengar penjelasan maya. Dari niat awal Cuma pengen melatih stamina biar kuat main drum, kini mindset gue mengembang seiring dengan penjelasan dari maya.

Xavier, remaja culun berperut buncit akan bertransformasi menjadi Xavier, seorang drummer handal bertubuh ramping perut six pack dan berotot. Waow. Gue senyum-senyum sendiri. Membayangkan betapa kerennya gue nanti di akhir program.

“yah ni anak, belum juga latihan udah berkhayal terlalu tinggi, dibalik tubuh sehat dan kuat terdapat berbagai macam latihan berat yang membutuhhkan dedikasi, determinasi, tekad, komitmen dan kedisplinan. 5 hal tersebut harus elo miliki tanpa kecuali ! elo siap?”

“siaaaaap!” teriak gue dengan penuh semangat.

“bagus! Sekarang mari kita selesaikan pemanasan.”

Kini kami berdua sudah duduk dan meluruskan kaki ke depan dan meraih ujung sepatu. Anjir gue gak sanggup, punggung gue malah pegel dan perut buncit gue makin membuat gue kesusahan untuk menundukkan badan. Sementara maya dengan mudah merebahkan tubuhnya di atas kedua kakinya dan memegangi ujung sepatunya, effortless. Maya kemudian bangun dan tiba-tiba menekan punggung gue dari atas dengan cara mendorong tubuh gue ke bawah. Sontak gue berteriak kesakitan karena badan gue tertekuk merunduk ke bawah. Karena badan gue masih kaku dan jarang olahraga, kata maya. Gue bertahan sebisa mungkin, mau teriak kok malu Sama maya, kalau gak teriak kok malah gue yang sakit. Di saat gue hendak membuang rasa gengsi karena sudah gak tahan dengan sakitnya, maya melepas tekanan dari punggung gue.

“selama elo masih kesakitan, berarti tubuh elo masih belum lentur, masih kaku dan harus rajin pemanasan, olahraga. Nah sekarang ayo coba split.”

Maya lalu dengan santainya, berkacak pinggang dan perlahan menurunkan badannya, membentangkan kedua kakinya lebar-lebar sehingga kedua ujung kaki maya terentang sejajar garis lurus. Anjir, maya melakukan split dengan mudahnya, ini sama seperti gue dengan mudahnya berbaring di ranjang dan tertidur 5 detik kemudian. Namun asli, gue jadi ngaceng. Enak kali ya ngentot sama cewek yang berbadan lentur sperti maya. Gue di bawah, lalu maya WOT di atas gue dengan gaya split, idih itu pasti kontol gue melesak dalam banget.

“woi, malah ngelamun. Ayo elo mulai split.”

“gak bisa split gue, asli. Kan elo tahu tubuh gue kaku, kalau badan kaku, gue jelas ga bisa split. Kalau di ‘aksa tar gue cidera.” Gue mencoba mencari alasan biar ga di suruh split.

“kalau gak mulai sekarang, gak bisa lho nanti. Ayo ‘elan-‘elan saja elo turunin ‘inggang.”

Oke. no pain, no gain, kata gue menyemangati diri.

Dari posisi berdiri gue lalu pelan-pelan menurunkan pinggang sembari membuka kedua kaki lebar. Sam’ai akhirnya gue berhenti, berpegangan di lantai sembari menahan berat badan. Jarak ‘antat gue dengan lantai masih ada sekitar 20 cm, gue udah gak sanggup lebih rendah dari ini. kayak gini aja gue uda meringis.

“ayo turun lagi, pelan.”

“udah, gue gak bisa lebih rendah dari ini.”

Gue lalu mencium gelagat buruk dari maya ketika ia tersenyum penuh arti. Gawat, sepertinya ia berniat ingin memaksa tubuh gue untuk turun. Di saat gue hendak berdiri, gue kalah cepat dengan maya. Ia terlebih dulu berdiri sambil tertawa lalu mendatangi gue dan menekan kedua pundak gue ke bawah. Kali ini gue gak peduli dengan gengsi,malu berteriak kesakitan di depan cewek. Karena sakit banget di paksa split ! rasanya selangkangan dan kantong biji gue mau sobek !

“jangan di lawan, lemesin saja,” kata maya yang berdiri di belakang sambil terus menekan pundap gue. Gue mau berontak gak bisa karena kedua kaki gue terentang semakin jauh. Kedua tangan gue mencoba berpegangan di lantai Sekaligus menahan agar badan gue tidak merosot ke bawah karena di tekan maya dari atas. jarak lantai tinggal 10 cm, tetapi gue udah gak kuat.

“argghhhhh udah may !! sakittt!!!”

Bangke, gue teriak kayak orang diperkosa sampai kesakitan gini. Gue teriak tetapi maya tertawa makin keras. Di saat gue udah hopeless dan bersiap kehilangan keperawanan selangkangan gue yang terentang lebar, maya tiba-tiba berhenti menekan pundak gue dan membantu gue berdiri. Teta’i karena efek rasa nyeri di otot paha dan selangkangan karena di paksa split, gue berdiri terhuyung dan akhirnya memilih tiduran telentang, nafas gue ngos-ngosan. Keringat sudah membasahi baju gue. Di saat gue masih mengatur nafas, maya menduduki perut gue, tersenyum lalu berkata singkat.

“ayo, kita mulai latihan. Sebelum masuk ke menu utama, elo jogging santai dulu. Di treadmill 15 menit.”

Oh lord, gue baru sadar sedari tadi ini masih pemanasan, baru makanan pembuka. Gue gak tahu menu utamanya apa, yang jelas maya akan bersenang-senang di atas penderitaan gue.

Brace yourself, hell on earth is coming” ujar maya.

Fvck.

4 jam kemudian…..

Kampreeet, gue benar-benar dihabisin Maya di gym sampai ini gue terkapar di tempat tidur. Gue lapar tetapi badan gue sakit semua, capek gila. Habis mandi terus tiduran gini setelah sibuk di gym dengan instruksi Maya, rasanya nyaaaaaman banget.

Ting...ting...ting...

Ponsel gue berbunyi ada  WA. Gue lihat, Maya pengirimnya.

MAYA
Masih idup khan? Heee. Ini menu diet elo selama 13 hari ke depan dan workout yang mesti elo lakukan setiap pagi setelah elo bangun tidur selama 30 hari ke depan. Lawan rasa malasmu ! Gue gak akan repot-repot bertanya maupun mengontrol apakah elo mematuhi menu diet tersebut ataupun tidak membolos workout. This your life. I give you the path and the rest is up to you. See you tomrow!
20.18

Gue terhenyak membaca pesan WA dari Maya. Dia profesional dan menyerahkan semuanya kepada klien. Dia benar, semuanya kembali ke gue. Mau berhasil atau tidaknya. Badan gue boleh saja sakit, tetap semangat gue gak boleh kendor!! Perlahan gue melawan rasa nyaman dan rasa nyeri. Gue gak boleh tidur dengan perut kosong. Setelah berhasil menyeret badan gue sampai di dapur dan bersiap memasak 2 mie rebus dan 3 telur ayam, gue langsung teringat bahwa gue harus mengurangi konsumsi mie instan, donat, pastry dan makanan-makanan manis untuk makan malam. Sempat ada bisikan, agar gue tetap masak mie instan, toh anggap aja buat yang terakhir kalinya. Hanya saja, pesan Maya masih membekas dengan jelas. Keberhasilan program yang Maya susun, semuanya tergantung ke gue. Bukan Maya ataupun orang lain.

Gue lalu mengembalikan 2 bungkus mie instan ke atas lemari makan dan 3 telur ke dalam kulkas. Sebagai gantinya gue makan 2 lembar roti tawar gandum yang di oles sedikit selai nanas. Selesai makan, gue kembali ke tempat tidur. Ada beberapa pesan WA di grup F4 dan grup Yandi dkk. Baru juga gue mau baca rasa lelah teramat sangat membuat gue tertidur cepat sekali.

Hoaheem..

11 jam kemudian….

Gue terbangun dengan kondisi mengenaskan, badan ngilu-ngilu parah. Belum pernah gue merasa ngilu dan nyeri di sekujur badan. Jangankan workout latihan pagi, gue bangun turun dari tempat tidur aja gak sanggup. Sepertinya gue mesti skip workout hari pertama. Baring-baring dulu 30 menit. Tar setengah 6 baru mandi terus sarapan. Ah menu sarapan pagi ini berdasarkan jadwal yang sudah dibuat Maya apa ya? Gue mengambil ponsel dan membaca lagi pesannya semalam.


1st day meal: > Sarapan: 4 butir putih telur orak arik, 2 lembar roti gandum, 1 buah grapefruit. > Camilan pagi: Campuran kacang, kismis dan anggur. > Makan siang: 1 buah kentang rebus, kacang panggang, dan keju cottage. > Camilan sore: Buatlah jus dari campuran 24gr whey protein, 80gr buah raspberry, 80gr buah blueberi, 50gr buah blackberry. > Makan malam: Beras merah, tahu dan sayur tumis (terdiri dari paprika merah dan hijau, kacang mete, biji wijen, dan minyak wijen) > Camilan malam: Buatlah jus dari campuran 25gr whey protein, 300 ml susu skim, 50gr blueberry, 50gr blackberry, dan 1/2 buah pisang. Energi Total:2.817 kalori, 183gr protein, 275gr karbohidrat, 65gr lemak 
Uhhm okey, gak ada nasi. No problem. Masih enak menunya. Namun mata gue membelalak lebar ketika gue melihat jam di ponsel !!!

08.12

ANJINGGGGG !! GUE KESIANGAN PARAAAHHH !!! ARGHHHH !!!

Gue semalam tidur sekitar jam 9an malam dan ini baru bangun jam 8 pagi.

Baru hari pertama gue nge-gym, Gue langsung pulas tidur selama 11 jam!

Mampus.....gue terpaksa bolos nih…alamakk



*****
Lokasi : SMA NEGERI XXX
Waktu : Menjelang Istirahat 1
*****



(pov : Yandi)


"Si Sapi kemana nih, tumben gak masuk tanpa ada kabar?" tanya Yosi.

"Gak tahu Yos, aku Whatsapp terkirim tapi cuman di read doang, gak di bales."

"Halah tu anak paling kesiangan terus di bablasin tidurnya," tukas Zen.

Saat kami sedang membicarakan Xavi yang gak masuk sekolah tanpa keterangan hari ini, Vinia menghampiri kami.

"Haii ganteng, pada ngomongin Xavi mesti nih,hihi," kata Vinia.

"Iya Vin," jawabku.

"Gue barusan WA dia, tanya kenapa. Dia balas WA gue, bilang dia bangun kesiangan gara-gara main game sampe jam3 pagi. Dan baru bangun jam 8 haha. Gebleg."

"Sue' bener Sapii, giliran di WA Vinia, dia balas. Tar pulang sekolah kita samperin ke rumahnya. Udah yuk ah cabut ke kantin, laper gue." Kata Yosi sambil bangkit dari kursi.

"Eh gue duluan guys, gue mau cuss ke OSIS."

"Pada sibuk ngurus Pensi ya Vin."

"Iya Yan. Gue masuk dalam susunan panitia. Sie Acara. Tar gue cerita-cerita lagi."

Setelah Vinia pergi, aku, Yosi dan Zen hendak keluar kelas namun tiba-tiba terjadi kegaduhan di luar kelas kami. Gue lihat Queena, teman sekelasku, terduduk di lantai. Rambutnya tengah di jambak seorang cewek. Queena mengaduh kesakitan sekaligus menangis minta ampun.

"Dasar bacot lonte! Ternyata elo yang selama ini sebar gosip tentang gue. Elo suka sama Akmal?? Sok ! Ambil ! Dia buka siapa-siapa gue! Tapi gue gak terima dengan cara elo bikin gosip murahan tentang gue! Ngaku lho!!! Gue punya buktinya. Mau elo orang satu sekolahan ini dengar kata-kata busuk yang elo ucapkan kemarin sore tentang gue di ruang OSIS?"

"hiks. Ampun kak, ampuun. Gue ngaku salah, hiks!"

Plak !

Cewek tersebut menampar muka Queena di depan banyak orang. Rupanya mendengar Queena mengakui kesalahannya justru membuat cewek yang melabrak Queena makin emosi. Di saat dia hendak melayangkan pukulan ke arah Queenaz tiba-tiba Asha dengan berani memegang tangan cewek tersebut.

"Sudah cukup kak ! Cukup ! Queena sudah mengaku salah, sudah minta maaf!" Tukas Asha sembari memegangi pergelangan cewek tersebut.

"Eh elo gak usah ikut campur !"

"Saya harus ikut campur karena kakak sudah keterlaluan," tegas Asha.

"Cih. Lepasin tangan lo dari tangan gue..." ujar cewek tersebut dingin.

"Saya lepas, tetapi kakak harus menghentikan kekerasan yang kakak lakukan," balas Asha.

"Gue hitung sampai 3. Elo gak lepas, elo tanggung sendiri resikonya," ancam cewek tersebut.

Ketika Asha dan Cewek tersebut terlibat bersitegang, wajah cewek tersebut kini terlihat jelas olehku.

Aku kaget bukan kepalang.

Cewek yang kasar, ringan tangan dan tanpa segan mempermalukan Queena di depan semua murid ternyata adalah cewek misterius yang aku lihat di cafe. Ekspresi lembut, teduh bahkan cenderung sendu tidak nampak sama sekali. Yang ada kini adalah ekspresi emosi, marah berapi-api.

Setelah Asha melepaskan tangan cewek tersebut, dia langsung pergi begitu saja. Sementara Asha langsung membantu Queena berdiri dan masuk ke dalam kelas.

"Wanjir, sadis juga kalau cewek berantem. Queena di tampolin haha. Tapi salut gue sama Asha, di saat semua orang gak berani ikut campur, Asha yang sering kena nyinyir Queena, justru malah orang yang paling berani membelanya." Kata Yosi pelan.

"Yosi, cewek yang barusan ribut dengan Queena, siapa namanya?"

Aku dan Yosi mengobrol pelan sambil menuju ke kantin, sementara Zen tidak kelihatan. Sepertinya dia tidak tertarik melihat keributan tadi.

"Hah? Serius elo gak tahu siapa tuh cewek?"

"Aku gak tahu, makanya aku nanya."

"Paraaah elo Yan. Masak sama cewek paling populer di SMA NEGERI XXX elo gak tahu. Cewek itu namanya Indah, anak 2-C. Ehm dia populer sebagai cewek ehmmm...nakal. Pergaulan dia bebas banget. Kabarnya, hampir semua anak klub mobil Mini Cooper sudah pernah tidur sama dia. Sudah pasti nama Leo masuk ke dalam cowok yang udah pernah tidur sama Indah. Karena Leo kan ketua klub mobil Mini Cooper di Kota ini. Gosipnya malah Indah itu ceweknya Leo sekarang ini, karena banyak anak-anak yang sering lihat mereka berdua jalan bareng. Di luar sisi liarnya, memang Indah itu cantiknya keterlaluan.

Entah kenapa, aku langsung sedih mendengar reputasi Indah. Ada perasaan sakit dam tidak terima cewek secantik Indah bisa memiliki pergaulan begitu bebas. Rupanya Indah ini juga cewek yang pernah di tiduri Axel dan juga pernah tidur sama Puput. Patah hati, aku patah hati.

"Yos, kamu inget gak sama cewek misterius yang dulu pernah aku ceritakan waktu kita menuju ke Hangover Club. Cewek misterius yang aku stalking karena saking terpesonanya."

"Oh inget! Kenapa ? Elo berhasil kenalan sama dia ya? Wah playboy juga teman gue yang satu ini. Baru juga elo pacaran sama Dita, udah siap buka cabang baru hahaha." Yosi tertawa lebar sambil menepuk pundakku.

"Cewek misterius yang aku lihat di cafe tersebut ternyata adalah Indah. Indah yang barusan kamu ceritakan.Indah yang barusan melabrak Queena. Cewek yang sempat membuatku susah tidur tersebut adalah Indah....." Kataku lirih.

Tawa Yosi langsung reda seketika.

"What the......fuck.." ujar Yosi kaget.

Di kantin, aku lebih banyak diam. Kalau ada teman yang bertanya kenapa aku agak pucat, aku cuma bilang sedang gak enak badan. Padahal aku gak kenapa-kenapa. Yosi yang tahu penyebabnya diam bahkan ia sering membuka obrolan baru agar teman-teman tidak fokus denganku. Di saat aku setenga melamun tentang Indah, tiba-tiiba ada yang berdiri di tempatku duduk. Dan dia memanggil namaku.

"Yan, gue mau ngomong 4 mata sama elo."

Aku menoleh ke atas, ternyata Jati mendatangiku. Ekspresi teman-temanku langsung waspada, karena terakhir kali aku ketemu Jati, kami terlihat perkelahian.

"Elo pada, santai saja. Gue cuma mau ngobrol dengan Yandi." Kata Jati tenang ketika menyadari raut muka tegang dan waspada menghiasi ekapresi teman-temanku.

"Kalem guys. Mo ngomong dimana?" tanyaku.

"Di parkiran motor saja."

"Kapan? Sekarang."

"Iya."

Aku mengangguk. Jati lalu berjalan duluan. Entah kenapa berbicara dengan Jati lebih baik, daripada aku di tanya-tanya terus."

Setelah menghabskan minumanku, aku lalu berdiri dan mengikuti Jati. Aku menolak ide bm mereka akan menemaniku ke atas untuk jaga-jaga.

"Kalian tenang saja, dia gak akan berbuat bodoh dan gegabah kali ini."



*****
Lokasi : Rumah XXX
Waktu : Malam, di hari yang sama
*****


(Pov ???)


"Halo ?jalur aman." Tanya suara di sebrang sana.

"Aman. Lagi di rumah, sendirian." kata gue.

"Bagus. Elo ada info penting apa?"

"Tadi Jati menemui Yandi di kantin. Jati mengajak Yandi bicara 4 mata. Gue gak tahu apa yang mereka bicarakan, karena Yandi tidak cerita sekembalinya dia setelah berbicara dengan Jati. Kalau gue tebak, sepertinya Jati dan puluhan anak buahnya bergabung ke Yandi."

"Hohoho begitu ya. Baiklah. Ada hal lain yang mau elo cerita?"

"Oh ada. Tentang identitas pacarnya Yandi. Pacar Yandi bernama Dita, anak kelas 2D dari SMA SWASTA XXX."

"Hohoho bagus Tapi untuk saat ini, kita kalem. Gak usah macam-macam dulu. Tunggu momen yang tepat."

"Sip.gak sabar gue hancurin kelompok Yandi dari dalam. Udah eneg gue kelamaan nongkrong sama mereka.”

"Hahaha. Sabar dulu.."

Klik.

Setelah gue selesai menelepon Leo. Gue meletakkan ponsel di meja dan kembali melanjutkan latihan.

BUGH !!

Dretttttttt..

Tali Rantai yang menghubungkan samsak dengan langit-langit di rumah gue, bergetar keras ketika satu pukulan tajam dari gue mengenai tepat di tengah.

Gak sabar gue meledakkan tinju gue ini tepat ke ulu hati Yandi.

Hehehe...


= BERSAMBUNG =

8 comments for "LPH #45"

  1. Diantara Yandi, Yosi, Zen sepertinya Xavi ini yang paling pendek ya.
    Hmmmm..

    ReplyDelete
  2. hajar lg dah.
    Ga bisa komen apalagi.
    TOP pokoknya,meski dah pernah baca.

    ReplyDelete
  3. ceritanya beda sama yg di forum sem***

    ReplyDelete
  4. Semoga di rumah baru ini ada ss MAya vs Xavi

    ReplyDelete
  5. Ayo om dilanjut lg 46 dstnya..

    ReplyDelete
  6. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

Post a Comment