Featured Post

LPH #95

Episode 95
Blitzkrieg Mission : Brute Force


(Pov Zen)


“Sori-sori gue telat, belum mulai kan?” kata Mas Karjo yang barusan datang lalu duduk di kursi yang kosong satu-satunya.

“Ya gimana mau mulai mas, pengisi acaranya barusan nongol,” tukas orang yang berambut jabrik dan berbadan paling besar.

JAMAL
“Hahaha! Apaaan, gue belum datang, udah pada brutal kalian sarapan,” kata Mas Karjo sambil ketawa memperhatikan mangkuk dan piring berisi lauk yang tersaji sudah habis. Yang ada malah, mangkuknya di jadikan asbak.

“Lo lama sih mas, hahaha!” tukas orang tersebut.

Tadi sih Yandi sempat memberi tahu ke gue nama beberapa orang yang ada di sini. Yang barusan ngomong namanya Bang Jamal. Terus yang di ujung sana, yang mukanya ada luka parut memanjang di wajahnya bernama Bang Hasan. Bang Jamal dan Bang Hasan ini yang datang menyelamatkan Yandi, Yosi saat di serang Blood Creep hari Minggu lalu.

“Mereka berdua orang JONK XXX.Terus yang duduk deket Yosi, yang rambutnya klimis namanya Bang Sadli, dia temannya kakak sepupu Yosi. Dekatnya Bang Sadli, yang gemuk botak pakai kacamata namanya Bang Apex, dia salah satu Manager di ROCKSPEED. Selain yang tadi kusebut namanya, aku belum tahu. Tapi sudah pasti mereka ini teman-temannya Mas Karjo.” jelas Yandi pelan saat kami sedang sarapan tadi.

“Lebih tepatnya mereka semua kru JONK XXX.”

Yandi cuma nyengir saat kutambahkan omongannya.

Pagi tadi jam 6 Yosi memberikan info di grup WA khusus kami berempat, kalau pertemuan membahas rencana Blitzkrieg dengan Mas Karjo di laksanakan di Warung Soto Seger Pak Mul tepat jam 7 pagi. Yosi mengatakan kalau sudah sampai di warung, langsung bilang ke salah satu pelayan, “temannya Mas Karjo”. Yosi mengatakan pemilik Warung Soto yakni Pak Mul adalah pakde-nya Mas Karjo dan sudah di siapkan meja khusus untuk kami sarapan sambil ngobrol tentang rencana besar di penghujung hari ini.

Wah itu warung soto seger kan ramai terus, karena memang enak sih. Gue langsung telepon Yandi dan mengajaknya untuk pergi bareng gue jemput karena kalau dari rumah gue menuju ke Warung Soto Seger Pak Mul, lewatin daerah rumah Yandi. Yandi pun setuju. Sekitar jam 7 lebih dikit, gue dan Yandi sampai di Warung Soto Seger Pak Mul yang ramai banget, hampir gak ada tempat duduk tersisa. Kami lalu bilang ke salah satu pelayan dan menyebut kode khusus dari Yosi.

“Temannya Mas Karjo.”

Gue dan Yandi lalu di antar menuju ke meja khusus yang ada di area belakang rumah. Lebih seperti ruang makan khusus. Meja tersebut sudah penuh dengan berbagai macam lauk dan gorengan. Namun ruangan tersebut masih kosong, alias belum ada yang datang. Gue dan Yandi datang paling awal. Tetapi tidak masalah sih, karena kemudian kami memesan makanan dan bisa sarapan dengan tenang. Selang beberapa waktu kemudian selain Yosi, Xavi yang datang, ada banyak juga orang yang gak gue kenal datang. Kursi yang mengelilingi meja makan berukuran besar ini terisi penuh, menyisakan satu kursi kosong. Kami pun sarapan bareng sambil ngobrol satu sama lain.

Satu kursi kosong tersebut kemudian terisi saat Mas Karjo datang. Berarti sudah lengkap tim Blitzkrieg.

Kemudian empat orang pelayan datang dan mengambil serta membereskan mangkuk, piring yang sudah habis isinya. “Mas Karjo, saya ambilkan soto mas?” sapa salah seorang di antara mereka.

“Oh gak usah Mas Trisno. Saya sudah sarapan. Bawain teh manis panas aja, sama tekonya dan gorengan. Oia sama asbak, ini bocah-bocah tua ini masih pada sembarangan buang abu rokok.”

“Oke mas siap. Tunggu sebentar ya mas.”

“Eh gue tambah lagi kopinya,” ujar orang yang rambutnya di kuncir.

“Benji, lo ngopi mulu. Teh sini enak, bukan teh celup, tapi teh tubruk. Jarang-jarang lo nemu tempat ngeteh uenak di sini.”

“Ya memang enak sih tehnya kental, tapi mau gimana lagi, kalau gue gak ngopi, gue bisa mati.”

“Hahaha gebleg.Tris, buatin kopi hitam satu teko dan secangkir gula bawa sini sekalian ya, dukun yang satu itu kalau gak ngopi, ilmu kebalnya luntur, kena cubit aja bisa masuk UGD dia.” lanjut Mas Karjo kepada salah satu pelayan.

“Siap Mas.”

“Iya, kena cubit…cubitnya pakai clurit gimana gue gak masuk rumah sakit,” dengus orang yang bernama Benji.

Semuanya ketawa mendengarnya.

Setelah para pelayan pergi, orang yang gue amati dari tadi ngrokok gak berhenti-henti, bertanya ke Mas Karjo. “Mas, jadi seperti apa rencananya?”

“Eittsss, kalem dulu Pon. Buru-buru amat lo, tar nunggu minuman sama cemilannya datang, baru gue mulai cerita. Ponen, rokok lo kayaknya makin sadis. Muka lo hampir gak keliatan gara-gara ketutup asap rokok lo tuh. Masak belum nikah udah mati karena kanker paru-paru lo,” jawab Mas Karjo.

Orang tersebut ketawa. “Asu lo mas. Jelek benar doanya.”

“Ponen kalau gak ngrokok justru cepat mati mas,” sambar seseorang.

“Bacot lu Pex. Justru orang yang kebanyakan hutang kayak elo yang bakalan mati duluan.”

“Hutang yang mana cuk? Udah gw lunasin semua, ya minimal hutang elo-elo yang ada di sini deh.”

“Hah ! bidji lo. Tuh hutangnya Mamik, belum lo bayar asu. Mana dia kalau nagihnya ke gue. Elo yang punya urusan hutang sama dia, gue yang repot.

“Aish, gak usah lo dengerin si Mamik. Udah gue balikin duitnya, gue masih nyimpen bukti transfrnya. Untung aja Mas Karjo gak ngundang Mamik ke sini, kalau dia di sini, gue sumpal mulutnya pakai piring karena bilang gue masih punya hutang,” tukas Apex.

“Halah kalian konti gurun sama saja ! gue lebih percaya omongan Pinokio daripada bacot yang keluar dari mulut lo berdua,” sambar si Ponen.

“Bodo amat kalau lo gak percaya sama gue Pon ! kalau gue bohong, gue rela sebar undangan kabar duka kalau si Mamik mati kena tendang kuda Australia karena azab tukang ngibul.”

“Amin.”

Buset, Ini orang-orang tua kalau bercanda udah ngomongin mati aja, ahaha.

Mas Karjo baru memulai diskusi yang lebih serius setelah dua teko berisi teh manis panas, kopi hitam dan beberapa piring berisi berbagai macam gorengan di sajikan di meja.

“Ayo sambil ngeteh, ngopi, makan gorengan kalian bisa dengerin gue,” ujar Mas Karjo sambil mencomot pisang goreng.

Gue cuma menuang teh ke dalam gelas gue karena sudah kenyang beda sama Yandi yang masih aja ngunyah gorengan.

“Jadi begini, gue skip aja acara perkenalan siapa saja orang yang ada di sini. Kalian bisa kenalan masing-masing. Gue langsung ke pokok masalah yakni Blietzkrig ke Kota BBB. Kita punya tiga tugas nanti malam. Pertama, ambil Rio. Kedua, bereskan Blood Creep once for all. Ketiga, kembali ke Kota XXX full suad tanpa ada yang tertinggal.

Karena hanya mengambil Rio tanpa sekalian mencabut Blood Creep sampai ke akar-akarnya bisa menjadi masalah baru di kemudian hari. Tapi rasanya konyol ya, mengirim dua belas orang tapi dengan tujuan begini berat. Membasmi Blood Creep yang memiliki kru sekitar tiga ratusan orang. Menyerang mereka lewat pintu depan itu baru namanya bunuh diri, sama saja mengirim kalian meregang nyawa di sana.”

“Eh bentar Mas, dua belas orang? Jadi ini bocah-bocah sekolah pada ikut?” tanya si perokok yang bernama Ponen dengan nada tidak suka.

“Lo tanya aja sendiri ke anaknya,” ujar Mas Karjo sambil menyeruput teh panas yang gue akui sangat enak ini.

Ponen langsung menatap kami satu-satu persatu. Pandangannya kemudian terhenti ke Xavi sepertinya yang duduk dekat Yosi. “Buset, gue baru ngeh ada anggota boyband ikut makan di sini. Woi, lu ganteng, yakin lo mau ikut? Gak sayang sama bedak dan perawatan muka lo yang mahal ? kalau lecet repot, ya kalau cuma lecet. Mampus di sono, fans lo bisa pada nangis-nangis gak jelas.”

Kata-kata si Ponen yang tajam membuat Xavi yang tadinya santai langsung tegang. Sementara semua orang yang ada di sini tertawa mendengar perkataan Ponen, kecuali kami bertiga yang tetap diam.

“Yaelah gitu aja lo mau nangis tong?” ejek Ponen karena Xavi masih terdiam dengan muka memerah karena semua orang kini melihat ke arahnya.

Gue baru sadar, mungkin untuk pertama kalinya buat Xavi untuk ikut ke acara seperti ini, acara di mana isinya para bajingan-bajingan yang kebanyakan memandang sebelah mata anak baru atau anak yang paling muda di suatu perkumpulan.

Gue, Yandi dan Yosi mungkin sudah terbiasa mendapat intimidasi atau tekanan seperti ini. Tetapi buat Xavi, entahlah. Dia sepertinya tidak pernah berada di situasi seperti ini sekarang. Jadi gatel gue pengen nyambar omongan si Ponen namun, Yandi menginjak kaki gue dan gue menoleh ke arahnya.

“Biarkan saja, biar Xavi terbiasa dengan hawa seperti ini,” bisik Yandi pelan.

Hahha, Yandi mencegah gue dan membiarkan Xavi agar mulai terbiasa dengan tekanan, intimidasi dan bully-an dari mereka. Ya gue setuju sih, karena bagaimanapun Xavi memang mesti di biasakan menghadapai situasi seperti ini untuk melatih mentalnya. Kalau latihan fisik, Xavi sudah di gembleng sedemikian berat dan sepertinya ia bisa melewatinya. Namun untuk ujian mental atau psikis? Nah ini menarik. Penasaran gue dengan seperti apa respon Xavi. Gue harap Xavi membalas kata-kata si kereta uap itu, yang penting jangan diam saja. Semakin Xavi diam, akan semakin senang si kereta uap.

“Eh Pon, ternyata ada dua anggota Boyband lho. Tuh satu lagi, yang baju item rambut poni lempar,” celetuk orang yang berambut lucu sambil melihat ke arah gue sambil ketawa. Gue bilang lucu karena model rambutnya. Niatnya sih pengen mohawk hanya di sisakan rambut bagian atas hingga ke belakang, tapi rambut yang tersisa keriting dan di semir blonde pula.

FREDI
What a jokes.

“Haha oia Fred, ada dua member XXX48 ternyata,” sambar si Ponen.

“Selain dua anak boyband, ada dua lagi bocah ingusan ternyata. Satu kok mukanya culun dan satu lagi jabrik sok-sokan anak punk tapi kalau mau makan, cuci tangan terus baca doa. Sampulnya sih punk, tapi dalamannya anak pesantren, hahaha!” tambah si mohak dan kini ikut membully Yandi dan Yosi. Makin girang mereka berdua karena gak ada yang ngeladenin. Namun gue senang karena gue punya kesempatan untuk membalas bully-nya. Ahaha, guys lihat gue nih ! gue yang mulai dulu.

“Maaf Bang, abang namanya Moksa kan?” gue buka suara dengan menatap ke arah si mohawk lucu.

“Hah?! siapa yang lo panggil Moksa? Sembarangan aja! Nama gue Fredi, inget baik-baik tuh nama, wahai anak boyband.”
  
“Oh Fredi ya, gue pikir namanya Moksa karena sesuai dengan potongan lu Bang. Moksa.  Mohawk Maksa. Udahlah Bang, kalau memang keriting, keriting aja, gak usah di buat sok mohawk, Lars Frederiksen pasti nangis darah lalu cukur plontos kalau liat rambut elo Bang.”

Karena tadi Fredi nyinggung punk, gue yakin dia tahu Lars Frederiksen, gitaris Rancid yang ikonik dengan mohawk-nya.


Semuanya ketawa keras, kecuali si Fredi yang mukanya langsung merah-padam. Sepertinya gue langsung jackpot karena ia tersinggung gue permalukan potongan rambutnya.

“Hahahhaha akhirnyaaaaa, ada yang berani bilang kalau mohawk si Fredi macam jembud kesiram cat bekas huahahahah,” sambar seseorang yang duduk di samping Fredi.

“Bukannnya gak berani Gan, tapi jijik aja nyinggung itu kenapa jembut pirang bukannya tumbuh di selangkangan tapi malah tumbuh di atas kepala Fredi, ahahaha,” tukas Bang Jamal sambil ketawa dengan suaranya yang menggelegar.

“Ganang, Anjing lo emang, rambut lo juga sok Skrillex!” balas Fredi.

“Haha rambut gue lurus cuy, nih liat, kutu aja pasti jatuh seluncuran di rambut gue. Lah elo? Kutu mah malah senang nangkring di rambut lo, bikin kompleks perumahan malah.”

GANANG
“Bukan cuma bikin kompleks perumahan bang, tapi para kutu juga relokasi mindahin ibu kotanya, dari selangkangan pindah ke atas kepala Bang Fredi,” Yosi melancarkan counter attack yang gue akui kocak parah, membuat kami semua tertawa terbahak-bahak.

Vak, ini lucu, gue ngakak. Fredi kalah suara karena teman-temannya juga ikut nge-bully rambutnya. Dia cuma mengumpat.

Selanjutnya gue “serang” Ponen yang ikut ketawa melihat Fredi kena bully. Namun ada seseorang yang lebih dulu melemparkan balasan.

“Bang Ponen, sori ya kalau gue ganteng, udah bawaan dari lahir sih. Mau pake baju compang-camping terus muka di buat lusuh kena uap rokok 24 jam terus menerus juga, gue tetap ganteng. Ah coba Bang Ponen, kurangin ngrokoknya. Pasti rada lumayan mukanya. Bang kalau uda kurangin ngrokok, kontak-kontak gue aja Bang. Gue kenalin sama cewek-cewek wangi teman gue,” ujar Xavi tenang sambil mengusap-usap rambutnya.

“Wah ketahuan dah jomblo lu Pon. Kan udah sering gue bilang, cewek mana doyan sama cowok yang baunya kayak gerbong kereta api uap ngangkut batu bara. Lo ngeluh susah punya cewek, tapi elonya sendiri jorok kayak dugong. Lo gak ngrokok aja muka udah serem, di tambah aroma parfum tembakau, “ tukas Apex.

Asli keren balasan dari Xavi. Di tambahin pula sama Apek hahah.

Ponen ketawa garing sementara kami semua ketawa berderai. Fredi yang tadinya kena bully juga ikut ketawa.

BRAK !!

Ponen menggebrak meja sampai beberapa gelas yang berisi penuh oleh teh dan kopi sedikit tumpah. Ponen berdiri dan langsung mendekati Xavi. Xavi yang di dekati Ponen langsung berdiri sehingga keduanya berdiri berhadapan. Tidak ada yang coba mencegah atau melerai jika seandainya mereka berkelahi. Lucu sekali reaksi Ponen, kalau dia tidak terima dengan balasan perkataan dari Xavi.

Xavi tetap tenang saat Ponen menghembuskan asap rokok ke mukanya.

“Gue tanya, asap rokok gue gimana baunya?”

“Seperti bau tembaku campur kemenyan,” jawab Xavi tanpa berkedip.

Huft..” Ponen lalu membuang puntung rokoknya di lantai dan di injak. “Demi cewek wangi, memang gue mesti berhenti ngrokok. Heh bocah, siapa nama lo?”

“Xavi bang.”

“Xavi, dengerin baik-baik ! kalau gue gak mampus di Kota BBB ntar malam, gue bakal berhenti ngerokok. Lalu kemudian gue bakal tagih janji lo tadi buat ngenalin teman cewek lo yang wangi-wangi. Oleh karena itu, lo jangan mati duluan ntar malam, paham lo?”

Perkataan Ponen yang tidak terduga membuat ruangan ini hening  sejenak sebelum akhirnya kami semua memegangi perut dan menangis sampai keluar air mata.

“Asuuuuuu!”

“Pukimak kau Pon! Bikin gue sakit perut!” umpat Bang Jamal sampai ketawa kek orang gila.

Xavi yang sekuat tenaga menahan tawa, dengan susah payah menjawab dengan singkat,” Si-siap Bang.”

Ponen yang tidak menggubris dengan suara tawa kami lalu menyalami Xavi. “Deal?”

Xavi menyambut dan mereka berjabat tangan. “Deal Bang.”

Ponen ketawa meringis.

“Bang, gue ijin ketawa ya, gue gak sanggup lagi nahan, hmmmppp,” jawab Xavi dengan wajah memerah karena menahan tawa.

“Brengsek, ketawa aja pakai minta ijin,” sahut Ponen lalu balik ke kursinya.

“HUUUUAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAH!!!!” tawa Xavi akhirnya meledak hebat saat ia kembali duduk.

Kami yang tadinnya sudah berhenti ketawa, mau tak mau jadi ikut ketawa karena melihat Xavi bisa ketawa ngakak dan kelihatan puas banget.

“Anjing…udah..udah…berhenti kalian semua ngelawak, perut gue sakit..hahahaha,” seru Mas Karjo yang berdiri sambil memegangi perutnya.

Setelah tawa kami perlahan reda, suasana yang sedikit kaku kemudian mulai mencair. Kecuali satu orangm, Bang Hasan yang kemudian memanggil Ponen, dengan muka masam. “Pon, teh gue tumpah karena lo pake gebrak-gebrak meja. Ambil lap lalu bersihkan tumpahan di meja, sebelum gue buat lo jomblo sampai mampus karena gigi depan lo gue rontokkkin.”

Ponen tanpa banyak kata langsung lari keluar dan kemudian kembali membawa lap bersih. Ia mengelap tumpahan minuman di meja, menuangkan kembali minuman di gelas yang isinya sempat tumpah.

“Sudah beres Bang,” kata Ponen dengan khidmat.

Anjrit, ketawa lagi kami.

Duo tower JONK XXX, Bang Jamal dan Bang Hasan sepertinya punya kepribadian yang berbeda. Bang Jamal lebih ekskpresif, mudah ketawa. Sementara Bang Hasan jarang tertawa dan lebih serius.

“Karena udah puas ketawa, gue lanjutkan ya. Gue tegaskan di sini, empat anak yang gabung ke misi nanti malam, mereka bukan remaja biasa pada umumnya, mereka luar biasa pemberani. Untuk urusan nyali, boleh di bilang mereka 11-12 dengan kita yang lebih senior. Bahkan data yang kemarin gue bagikan tentang Blood Creep, bukan gue yang dapat, atau dari Sadli, si mas-mas kapster salon plus-plus yang klimis itu.”

Kami tertawa saat Sadli kena sindir Mas Karjo.  Yang di sindir juga ikut ketawa sambil mengumpat pelan. “Jembus Wedut.”

“Data tersebut mereka berempat yang dapat, entah dari mana sumbernya namun gue berani bilang, data tersebut valid 99% karena ada beberapa yang gue kroscek dan ternyata sesuai.”

Terdengar decak kagum dari teman-teman Mas Karjo.

“Yang mau gue katakan adalah, mereka berempat juga menjadi anggota inti dalam misi berbahaya malam nanti. Bukan sebagai cameo atau side-kick.”

Mas Karjo berhenti sebentar dan melihat arlojinya. Gue juga auto melihat ke jam tangan, sudah hampir jam 9  ternyata.

“Karena gue ada urusan lain setelah ini, gue percepat saja, Nanti sore kalian mulai jalan ke Kota BBB. Kalian nanti berangkat pakai tiga mobil yang sudah gue persiapkan. Satu mobil di isi empat orang. Seperti yang gue sampaikan tadi di awal sebelum kalian ngelawak, kalian akan menyerang ke beberapa target dedengkot Blood Creep dari pintu belakang, bukan dari pintu depan, untuk menghindari potensi kerusuhan yang bisa menarik perhatian. Kalau sampai kedatangan kalian terdeteksi Blood Creep dan terlibat perkelahian terbuka, itu sama saja dengan misi gagal. Rio sudah pasti akan langsung di bunuh dan kalian akan terkunci di kepung oleh ratusan kru Blood Creep.”

Mas Karjo terdiam, memberikan waktu bagi kami untuk berpikir.

Asli gue setuju dengan strategi Mas Karjo, menyerang frontal Blood Creep di markas mereka cuma dua belas orang sama saja mengantarkan nyawa. Apalagi kami mesti ambil Rio segala yang sedang di sekap. Dengan jumlah sedikit seperti ini, akan lebih efektif jika kami bergerak dengan unit-unit yang terpisah dan mengicar ke dedengkot Blood Creep. Keren memang leader JONK XXX. Pengalamannya dalam hal seperti ini sudah tidak perlu di ragukan dan saat Mas Karjo mengatakan, “Kalau ada yang belum jelas, bisa langsung bertanya?” tidak ada yang bertanya karena gue yakin semuanya sudah paham dan setuju dengan strategi dari Mas Karjo.

“Karena gak ada yang bertanya, gue langsung bagi unitnya.” Mas Karjo mengeluarkan tiga map coklat dari tasnya lalu ia letakkan ketiga amplop di hadapan ketiga orang.

Bang Jamal, Bang Hasan dan Bang Benji.

“Jamal, Hasan dan Benji pegang komando dari tiap unit. Di dalam amplop ada kunci mobil dan data lengkap target kalian masing-masing. Setiap unit punya target yang berbeda.”

Kemudian Mas Karjo membagi sembilan orang lainnya ke dalam unit Bang Jamal, Bang Hasan dan Bang Benji. Kami berempat terpisah kecuali Yandi dan Xavi yang gabung ke unit yang sama. Mas Karjo memang luar biasa detail, ia sepertinya sudah memperhitungkan pembagian unit berdasarkan kemampuan tiap individu.

Namun kami semua tiba-tiba kaget karena sejurus kemudian Mas Karjo berdiri dari kursi lalu bersujud di lantai mengarah kepada kami.

“Maafkan gue teman-teman, karena gue sudah merepotkan, bahkan gue tidak bisa ikut kalian. Hanya ini-itu yang bisa gue persiapkan. Gue sudah menempatkan golok di depan leher kalian berdua-belas dan kalian tanpa ragu, tidak mundur sama sekali. Orang biasa akan gemetar saat mengetahui misi ini, namun kalian semua bahkan masih bisa tertawa, bercanda.

Gue pun ingin, ingin sekali turun bersama kalian namun gue ada kewajiban sebagai vice-leader JONK XXX yang membuat gue tidak bisa bergerak leluasa. Tetapi gue bukan pengecut, jika ada satu saja dari kalian yang ‘tidak bisa pulang’, gue akan ambil alih semua tangggung-jawab. SEMUANYA TANPA KECUALI!”

Suara Mas Karjo bergetar.

Bang Jamal lalu berdiri diikuti oleh Bang Hasan dan yang lainnya, termasuk kami berempat yang ikut tergerak.

Bang Jamal mengepalkan tangan kanannnya kemudian ia angkat tinggi-tinggi lalu berkata lantang, “JONK XXX BROTHERHOOD!!!”

Langsung di jawab serempak oleh anggota JONK XXX lainnya sembari mengepalkan tangan kanan yang di angkat tinggi-tinggi.

ALONE SCUMBAG, TOGETHER BEAST!!

Fuck, gue merinding mendengar dan melihat ini semua.

Lalu sebelum kami pulang, sudah di sepakati bersama bahwa jam 14.30 siang, tiga unit akan berkumpul di titik temu yakni SPBU Jalan Tendean sebelum kami masuk ke jalan tol. Tiga unit akan berangkat menggunakan mobil yang di sediakan Mas Karjo. Gue masuk ke unit-nya Bang Jamal bersama Ganang dan Fredi hahahaa. Bang Jamal lalu bertanya kepada kami bertiga, mau langsung ketemu di SPBU Tendean atau gimana?

“Gini aja Bang, biar gue yang ambil mobilnya. Terus ya sekitar jam setengah 2, gue jemput kalian bertiga, gimana?” ujar Fredi berinisiatif. “Kalau Ganang sih pasti bareng gue karena rumah kami searah.”

Bang Jamal melemparkan kunci mobil ke Fredi. “Atur aja.”

“Nah tinggal nih anak boiband. Rumah lo mana?” tanya Fredi ke gue.

“Perum Pelita 3 Bang, gak jauh dari Tendean kalau dari arah Simatupang,” alih-alih memberikan alamat rumah gue yang dekat sekolahan, gue berikan alamat ke salah satu rumah Xavi yang gue jadikan mini lab sekaligus tempat penyimpanan ZEUZ. Lagipula rumah Xavi disana lebih deket ke arah Tendean daripada ke rumah gue. Biar gue nanti yang ke rumah Xavi, ambil ZEUZ lalu menungggu untuk di jemput.

“Oke. Eh siapa nama lo?” tanya Fredi.

“Zen.”

“Zen, lo gue ambil paling terakhir, jadi lo jam 2 udah stand by di sana.”

“Beres.”

Setelah A-Z sudah di atur sedemikian rupa dan di persiapkan dengan detail, kami membubarkan diri. Mas Karjo memeluk kami satu-persatu, terlihat ia berat sebenarnya karena tidak bisa ikut, namun demi menjaga situasi tetap kondusif di Kota XXX, ia mesti tetap stay dan tidak bisa ikut pesta.

Saat gue menunggu Yandi yang sedang ke toilet, Xavi mendekati gue dan berbisik, “Zen, lo jadi bawa ‘senjata rahasia’?”

“Jadi. Lima serum. Lo mau pegang juga, karena kita kan beda unit, lo sama Yandi.”

Xavi menggeleng. “Sepertinya gak perlu. Gue rada ngeri malahan kalau bawa-bawa benda kimia kek gitu.”

Fiuh syukurlah kalau Xavi gak mau bawa ZEUZ. “Oke lah, gue juga agak khawatir kalau lo ikut megang.”

“Yadah, sampai jumpa nanti siang,” Xavi lalu pamit pulang duluan.

Setelah mengantar Yandi pulang, sebenarnya gue ingin massage dulu di tempat Citra, namun entah kenapa tumben nomornya tidak bisa di hubungi. GOLDEN SPA & MASSSAGE ada banyak sih terapisnya, namun badan gue cocoknya udah sama tangannya Citra. Tanpa gue banyak omong, Citra udah paham apa yang gue mau. Akhirnya gue memilih langung pulang dan istirahat, simpan tenaga.

****

DRTTTTT…DRTTTT….DRRTTTT….

Bunyi ponsel yang bergetar-getar di atas meja menciptakan suara khas yang memantik kesadaran gue yang terlelap tidur. Gue lihat jam dinding di kamar, tepat jam satu siang. Gue ambil ponsel dan mematikan alarm yang memang gue setel mode getar tanpa suara. Bunyi getaran ponsel di atas meja belajar gue sudah tertanam di alam bawah sadar gue, sehingga gue selalu bisa terbangun tepat sesuai keinginan gue, tanpa peduli betapa ngantuknya gue.

Gue lihat ada satu notif WA di grup WA yang baru di buat pagi tadi, grup PIKNIK namanya dengan icon profile picture bergambar kaleng Khong Guan. Sangat terlihat normal sekali grup ini jikalau hanya di lihat dari nama dan icon grupnya, tidak ada yang aneh. Namun seperti halnya meme yang banyak beredar di sosial media, dari luar Kaleng kue Khong Guan tapi begitu di buka isinya rengginang. Kalau kaleng Khong Guan versi grup PIKNIK ini kalau di buka isinya Carolina Reaper, cabai terpedas di dunia yang memiliki tingkat SHU 1,6 juta - 2,2 juta.

SHU (Scoville Heat Unit) adalah satuan dari tingkat pengukuran konsentrasi capsaisin atau zat pedas pada cabai yang memiliki skala 1-16 juta SHU. Sebagai perbandingan skor SHU cabai rawit di kisaran 30 ribu - 50 ribu. Jadi kalau lo mau merasakan sensasi makan cabai terpedas di dunia, meski tidak bisa di jadikan patokan persis karena SHU  di ukur dengan alat, lo ambil 50 biji cabe paling gemuk terus lo gigit bersamaan.

Kenapa gue bilang kaleng Khong Guan versi grup PIKNIK ini kalau di buka isinya cabe terpedas di dunia, karena ibaratnya tiga belas anggota grup PIKNIK, isinya preman bajingan semua. Kecuali kami berempat yang masih level siswa bajingan haha.

Mas Karjo yang membuat grup tersebut sebagai sarana komunikasi kami.

“Zen, Yandi, Yosi setelah kalian masuk ke Kota BBB, share live location kalian di grup PIKNIK. Kalian bertiga akan jadi pivot point pergerakan tiap unit. Idealnya di unit yang terdiri dari empat orang, kalian harus tetap bersama jangan terpisah-pisah. Namun jika terjadi situasi genting yang membuat kalian terpisah, anggota unit harus segera re-group dengan memakai lokasi pivot point sebagai acuan titik-kumpul. Gue akan stand-by memonitor para pivot point.” kata Mas Karjo menjelaskan satu alasan lagi kenapa ia perlu membuat grup khusus.

Itu brilian sih. Pengalaman Mas Karjo memang sangat ngebantu kami dalam melakukan koordinasi, meski dia tidak bisa ikut langsung, namun kehadirannya dengan memonitor pergerakan para pivot point dari Kota XXX, sudah lebih dari cukup membuat kami merasa lebih tenang. Dengan share live location, unit yang sudah selesai menjalankan misi, bisa mengetahui titik lokasi unit lain dan menyusul.

KARJO
Jangan lupa, YANDI, YOSI DAN ZEN harus share live location setelah sampai Kota BBB. Berangkat bersama, pulang juga bersama-sama.
13.03

Gue baca WA dari mas Karjo yang barusan masuk. Gue balas dengan kata singkat, SIAP. Lalu gue segera mandi dan bersiap-siap. Sebelum pergi, gue sempatkan dulu makan siang dengan lauk sarden yang ada di kulkas. Di rumah sepi sih pada kerja, sementara gue dan anak SMA NEGERI XXX di liburkan tiga hari karena insiden teror di sekolahan yang memakan korban jiwa.

Jam dua siang lebih 2 menit, gue sudah duduk di teras rumah Xavi dan lima serum ZEUZ tersimpan rapi di dalam waist bag.  Baru juga gue keluarin rokok dari saku jaket, sebuah mobil Civic hitam berhenti di depan rumah. Kaca jendela di turunkan dan mengklakson singkat.

“Woi,” teriak Fredi yang bawa mobil.

Gue langsung bergegas masuk ke kursi penumpang belakang. Gue dan Ganang duduk di belakang, depan ada Bang Jamal.

“Buset, wangi benar lo Zen,” komen Fredi saat gue masuk. “Di kira kita mau kondangan haha.”

“Ya mau gimana lagi Bang, resiko orang ganteng dan suka kebersihan,” balas gue singkat.

“Haha bidji quda, mesti lo playboy ya di sekolah?”sahutnya dan mulai melajukan mobi ke arah SPBU di jalan Tendean.

“Ya gitulah,” gue rada malas sih ngebahas hal pribadi jadi gue jawab sekenanya.

“Anjir lo Fred, kepo bener, dah lo nyetir aja,” tukas Ganang.

“Pssst kalian diam dulu, gue mau nelpon. Fred, lo nepi berhenti bentar,” perintah Bang Jamal.

Fredi lalu menepikan mobil tepat di deretan ruko yang tutup dan terbengkalai.

“Abud, dapat barang pesanan gue ada?” Bang Jamal tengah berbicara dengan seseorang di ponselnya. Karena ia berbicara dengan cukup keras, kami bertiga yang memang di minta diam, mau tak mau bisa mendengarnya.

“Ada. Lima belas ribu.”

Dan kami ternyata bisa mendengar lawan bicara Bang Jamal. Oke.

“Wah tiga paket lima belas ribu, murah itu oke deal.”

“Itu harga satu pakett.”

“Are you fucking kidding me! Pasarannya cuma 8ribu!”

“Yasudah lo beli di pasar aja, lo kira gue gampang dapatin ini barang, dalam waktu 2-3 jam seperti permintaan elo.”

“Tiga puluh ribu untuk tiga paket.”

“Mal, dengerin gue, lo udah kenal gue udah lama bahkan ini bukan kali pertama kita transaksi. Lima belas ribu untuk satu paket. Jadi empat puluh lima ribu untuk tiga paket. Take it or leave itu. kalau lo gak jadi ambil gue gak masalah. Ini barang panas di BM, begitu gue lepas di BM, satu menit pasti sold out, DENGAN HARGA SAMA PERSIS seperti yang gue kasih ke elo.”

Bang Jamal tertawa terbahak-bahak, “Anjing bangsat lo emang haha! Tai pun gue yakin lo bisa jual. Yadah gue ambil ! barang cocok, gue bayar.”

“Hahaha, that my Man. Tempat biasa ya sekarang.”

“Oke, lima menit.”

KLIK.

“Wan Abud bangsat, di naikin 2 kali brengsek. Fred, lo kebut nih mobil, kita mampir ke Pasar Santa bentar,” umpatnya setelah mematikan ponsel.”

“86 bang.”

“Kita mampir ke Pasar Santa dulu ya, ambil bekal piknik hehe,” kata Bang Jamal sambil menengok ke arah gue dan Ganang.

Kami berdua tentu saja oke-oke saja, he’s the boss.

Gue mencium transaksi barang gelap nih.

Setelah sampai di Pasar Santa, Bang Jamal turun dari mobil dan meminta kami sekalian putar balik. Kemudian ia turun dan menghilang. Karena namanya juga pasar, pasti ramai dan macet, ada puteran sih di dekat sini namun berebut sama tukang ojek, porter pasar, pedagang dan lain-lain. Fredi memilih memutar di perempatan lampu merah sekitar 300 meter dari sini. Meski agak jauh namun lebih efektif daripada memutar depan pasar.

“Fred, itu Wan Abud yang di telepon Bang Jamal, Wan Abud yang itu?” tanya Ganang ketika mobil sudah terparkir rapi dekat pintu pasar.

“Iya siapa lagi, Wan Abud yang mainan BM yang gue tahu cuma dia doang. Atau mungkin ada Wan Abud lain. Tahu sendirilah Bang Jamal kenalannya ada di mana-mana,” jawab Fredi sambil menepikan mobil di pinggir jalan dekat pintu pasar.

“Bang, gue ngrokok bentar ya di luar,” kata gue sambil keluar dari mobil dan ternyata mereka berdua juga keluar untuk ngrokok. Kami bertiga pun ngrokok sambil duduk di trotoar yang agak tinggi, jadi enak buat duduk.

“Zen kelas berapa sih lo?” tanya Fredi saat kami tengah merokok.

“Kelas 2 Bang.”

“Sekolah mana lo?”

“SMA NEGERI XXX Bang.”

“Wah anjing pantas lo ganteng, eh itu sekolah yang kemarin viral itu kan? Yang nyaris di bakar orang?”

Gue mengangguk. “Iya Bang.”

“Kalau gue dengar cerita dari Mas Karjo, memang ribet sih urusan kalian sama Blood Creep.”

“Apa hubungannya ganteng sama SMA NEGERI XXX asu,” umpat Ganang mendengar ocehan Fredi

“Ya kan dari dulu kita SMA, itu sekolah terkenal sekolahnya artis cuk, mana ada siswa jelek di sana.”

“Dulu sekolah di SMA mana Bang?” gue tanya sekalian.

“SMA SWASTA TTT. Udah gak ada sekolahannya sejak dua tahun lalu kayaknya, tutup gulung tikar hahaha,” jawab Fredi sambi ketawa.

“Nasib sekolah yayasan yang susah cari dana di tambah muridnya begundal dari dulu, memang mudah di prediksi akhirnya kolaps,” tambah Ganang.

Gue lihat Bang Jamal sudah keluar, sosoknya yang bertubuh tinggi besar dari orang-orang di sekelilingnya nampak mencolok. Ia terlihat mencari keberadaan kami, gue langsung berdiri dan melambaikan tangan saat ia melihat ke arah samping.

Bang Jamal mendatangi kami dan menenteng tas punggung kecil. Tadi sepertinya dia gak bawa apa-apa. Setelah kami semua masuk ke dalam mobil, Bang Jamal minta Fredi kebut mobilnya karena udah hampir jam setengah tiga. Karena Bang Jamal dan Ganang sibuk dengan ponselnya selama menuju titik kumpul membuat gue memilih diam. Melihat ke jalanan. Awan mendung terlihat berarak di atas sana, semoga gak hujan saja sih, karena kalau hujan, membuat semuanya jadi serba susah. Meski memberikan keuntungan karena menyembunyikan kegaduhan, namun dalam mobilitas akan menyusahkan. Serba tricky kalau hujan.

Saat mobil kami akhirnya masuk ke SPBU Tendean, dua mobil civic sudah ada di lokasi parkir. “Kalau ada yang mau kencing atau perlu di sampaikan langsung dengan unit lain sekarang, kita cuma lima menit di sini sebelum menuju Kota BBB,” terang Bang Jamal sesaat sebelum ia keluar dari mobil. Karena gue lihat Yosi, Yandi dan Xavi keluar dari mobil mereka masing-masing, gue pun ikut keluar. Ganang dan Fredi pun juga keluar.

“Ngantuk amat muka lo Zen,” sapa Yosi saat gue datang.

“Memang muka bantal si Zen mah,” timpal Xavi sambil ketawa. Gue datangi Xavi dan merangkulnya. “Iya kebanyakan fap-fap haha,” kata gue ngasal.

Yandi geleng-geleng kepala. “ Zen, Zen. Di saat banyak cewek di sekolahan pada naksir, kamu malah main sama tante alias tangan tengen.”

“Gak Yan, gue pakainya Tari, tangan kiri haha. Tante Tari sama-sama enak sih, gak cerewet gak perlu sok manja-manja, langsung to the point.”

Xavi bergumam, “Anrit lo Zen, di saat gue ngira udah kenal lo luar-dalam, ternyata itu baru sebatas kulit vena. Yan, beli minum dulu yok ah, mayan buat di mobil. Dua jam ke sana.”

“Yok, sekalian beliin yang lain.”

“Beres.”

Xavi dan Yandi masuk ke minimarket, sementara gue dan Yosi tetap di luar.

“Di kira kita mau piknik apa ya ahaha,” komentar Yosi.

“Ya kan memang mau wisata kita Yos, wisata adrenalin.”

“Berarti gak salah kalau mas Karjo kasih nama grupnya grup PIKNIK.”

“Iya benar, visioner memang Mas Karjo. Yos, lo gak ikut nimbrung mereka?” kata gue ke Yosi sambil melihat ke arah Bang Jamal, Bang Hasan dan Bang Benji yang sedang berbicara serius.

“Gak ah, gue nurut ajah.”

“Iya sih, mereka jauh pro dalam hal ginian.”

Xavi dan Yosi kemudian keluar dari minimarket membawa beberapa kantung plastik berisi banyak minuma yang kemudian ia bagi-bagikan ke semua orang.

“Udah semua kan? Kalau sudah kita berangkat,” kata Bang Hasan.

Yandi kemudian menyalami gue dan Yosi. “Hati-hati, utamakan keselamatan,”

“Lo juga Yan, target lo juga ngeri-ngeri sedap. Lo juga Yos, paling tricky unit lo,” kata gue.
“Ya gak ada yang enteng sih, kalau istilah di bola, kita semua berada di grup neraka. Be safe guys, gue masih belum puas nge-band sama kalian haha. Eh Xavi, lo juga. Lo dengar apa kata Yandi, lo turutin apa katanya selama misi, kalau lo masih mau balik ke pelukan Asha,” goda Yosi.

“Siap !”

“Woi, ayo. Kalian ini kayak mo perpisahan saja, JONK XXX jadi grup legend bukan karena kebetulan. Selama kalian kompak dan nurut apa kata ketua unit, gue yakin kita semua bisa kembali pulang. Meski ya bawa ada 6-7 tulang patah, gegar otak, luka tusuk sana-sini, tulang retak dan lainnya namun yang penting masih ada nyawa, haha,” ujar Sadli yang menghampiri kami.

Kami tertawa dan entah kenapa, omongannya sedikit banyak punya energi positif.

Gue pun kembali ke dalam mobil dan tiga mobil beriringan masuk ke lajur menuju tol. Setelah melewati gardu toll dan mobil melaju dengan kecepatan stabil 100 km/jam di jalan tol. Bang Jamal sibuk dengan tas yang ia ubek-ubek. Lalu tanpa di sangka, ia mengeluarkan satu benda dan ia taruh di atas pahanya.


Damn Benda yang ia letakkan di atas pahanya adalah sebuah pistol. 

"Itu Glock ya bang? satu magasin Isi berapa pelor Bang?” tanya Ganang.

“Iya Glock 19 Gen 4, semi otomatis isi 15 butir pelor. Cukup lah untuk melubangi kepala target kita,” jawab Bang Jamal santai sambil mengecek  magasin.

Wah ternyata, Bang Jamal transaksi senjata api ilegal tadi.

Ceklek.

Bang Jamal memasukkan magasin ke pistol lalu ia simpan pistol ke dalam tas yang ia tauh di bawah kursi joknya. Bang Jamal melihat ke arah gue dari kaca spion tengah. Ia menyeringai.

“Zen, kita kesana bukan untuk berkelahi secara jantan lho ya. Misi kita ini bunuh orang. Setangguh-tangguhnya orang kalau di lubangi kepalanya dengan ini, juga mampus. Namun karena pelurunya terbatas, gue bakal save the best for last. Hehe.”

“Siap Bang.”

Gue setuju, setuju banget. Misi kami nanti bukan urusan yang berhubungan dengan fair play. Ini bukan tawuran antar sekolah. Kemenangan adalah absolut hukumnya, dengan cara apapun. Ambil Rio lalu habisi para dedengkot Blood Creep. Gue bersyukur membawa ZEUZ meski agak di sayangkan gue hanya punya lima serum saja.

“Berarti dua paket lainnya di bawah Bang Benji dan Bang Hasan?” gue bertanya kepada Bang Jamal.

“Iya, kami bertiga yang akan mengambil tanggung jawab sepenuhnya termasuk keselamatan kalian. Sehingga kami perlu mempersiapkannya sebaik mungkin. Kalian bawa jimat kalian masing-masing kan?” Bang Jamal bertanya balik kali ini bukan cuma ke gue. Tapi juga ke Fredi dan Ganang.

“Beres bang, seperangkat alat dapur udah gue bawa,” sahut Fredi.

“Good, lo Gan?”

“Gue cukup bawa satu pisau aja Bang, beda sama Fredi yang malah kayak penjual peralatan di pasar. Satu tas di bawa semua,” jawab Ganang.

“Huahahahah, jangan salah. Selain sajam, gue juga bawa banyak noh pipa besi, samurai juga kalau lo mau pakai.”

“Mantap Fred!”

Gilan memang para sesepuh ini, mereka gak khawatir kalau sewaktu-waktu ada razia di jalan terus saat di periksa, di temuin satu tas isinya sajam berbagai ukuran lalu di sempurnakan dengan sepucuk senjata api BM haha.

“Zen..bawa jimat apa lo?”

Gue menggeleng. “Gak ada bawa apa-apa Bang, gue liat sikon saja. Manfaatin yang ada.”

Ya kali gue ngomong bawa lima serum ZEUZ dengan dosis yang bisa bunuh orang dalam waktu 30 detik saja.

“Tenang Zen, lo bisa pilih pisau apa saja yang lo suka, gue bawa kok pisau lipat, buat jaga-jaga ntar lo mesti kantungin satu. Eh dua juga gak apa-apa,” tegas Fredi.

“Hehehe makasih Bang.” baik juga ternyata si mohawk maksa ini.

“Zen, lo pernah bunuh orang?” tanya Ganang tiba-tiba.

Untung gue udah persiapkan jawaban kalau misal di tanya seperti ini.

“Pernah Bang, dua ekor. Waktu tawuran dulu di sekolah gue yang lama. Satu gue bunuh pakai batu dan satu lagi, gak sengaja. Gue tendang salah satu lawan dia jatuh di tengah jalan raya, terus ketabrak truk yang lewat. Karena kami dulu tawurannya di jalan raya.”

Mereka bertiga terdiam sejenak, kemudian tertawa terbahak-bahak.

“Gue pada dasarnya tahu kalau seseorang itu ngarang cerita atau membual, apalagi cerita tentang ngebunuh orang. Kalau orang cuma ngeliat tampilan elo gini, gak akan ada percaya kalau lo udah pernah bunuh orang. Tapi mendengar cara lo ngomong dengan tenang, pelan, teratur tanpa ada rasa ragu barusan, perlu nyali besar kalau lo sampai ngebual depan kita,” tukas Ganang.

Hehehehe, kan gue gak ngebual. Pengalaman pertama gue bunuh orang kan korbannya Ayah dan teman sekolahan gue. Lalu kemudian, beberapa orang yang gue jadikan kelinci percobaan ZEUZ. Sekitar 2-3 orang gitu lah, kok gue lupa ya? Ah ngapain gue pikirin.  

“Mantap kali lo Zen !! kerennnnn ! ahahahahahaah ! nah gini dong !! kalau satu grup sama orang yang sama-sama brutal gini kan bisa senang-senang bareng kita!” sahut Fred senang.

“Enak aja lo bilang gue brutal, gue ini aslinya penyayang,” sahut Bang Jamal.

Kami bertiga ketawa ngakak.

“Penyayang apaaan lo Bang ! justru Bang Jamal yang paling frontal, tukang jagal-nya JONK XXX! WOHOOOOOOOOOO ! BLOODD CREEPP !! SIAP-SIAP KAMI SATE KALIAN SEMUA !! BRUTE FORCE IS COMING !!! YEHAAAAAAAA!” pekik Fredi sembari menginjak gas semakin dalam.

“Brute Force, hmmm, terdengar keren,” gumam Bang Jamal.

Ini akan menyenangkan, khu…khu…khu…..

Karena obrolan yang cukup menyenangkan membuat dua jam perjalanan menuju Kota BBB terasa singkat. Ketika tiga mobil keluar dari jalur tol dan kemudian di simpang empat, akhirnya ketiga mobil saling memisahkan diri dengan tugas, target dan misi masing-masing, Bang Jamal mengingatkan gue untuk mulai share live-location di Grup Whastsapp PIKNIK.

“Oke bang.”

Gue, Yosi dan Yandi membagikan live location hampir bersamaan di grup.

JAMAL
BRUTE FORCE REPORTING IN.

BENJI
LUCKY SE7EN ON LOCK.

HASAN
FOXTROT SIX INCOMING.

KARJO
Selamat bersenang-senang, kawan. Sebelum pesta, siapkan fisik kalian karena ini akan jadi malam yang panjang bagi kita semua.
17.05

Mas Karjo membalas dan menyampaikan pesan kepada kami semua.

“Guys, kita berhenti bentar buat ngopi ngrokok, ,” kata Bang Jama.

“Siaaappp, tahu aja lo Bang, mau berhenti di mana kita?”

“Itu depan ada Starfuck, berhenti sana saja.”

Setelah menepikan mobil di Starfuck, kami semua keluar dari mobil untuk ngopi dan ngrokok sebelum mulai beraksi. Kami membawa kopi ke area khusus perokok yang ada balkon lantai 2 cafe.

“Zen mau kemana lo?” tanya Bang Ganang karena setelah menaruh kopi di meja, gue hendak turun ke bawah.

“Mau ke Alfamart sebelah bang.”

“Cari apaan? Rokok? Gue ada nih Promild.”

Gue menggeleng. “Rokok gue masih ada Bang. Gue mau beli sesuatu.”

“Oh oke.”

“Mau nitip gak Bang?”

Ketiganya lalu menyebutkan titipannya. Rata-rata nitip snack kacang. “Zen, tar lo taruh di mobil aja snacknya, kita gak akan lama-lama di sini. Setelah rokok dan kopi abis, kita jalan.” kata Bang Ganang lalu melemparkan kunci mobil dan gue tangkap dengan cekatan.”Buruan, sebelum kopi lo dingin.”

“Oke Bang.”

Sebelum ke Alfamart yang berjarak 3-4 pintu ruko dari sini, gue masuk ke kamar mandi cafe. Gue keluarkan ponsel yang sengaja gue siapkan untuk misi hari ini. Ponsel ini sudah gue pasang no simcard khusus dari Madame. Setelah gue hidupkan, gue buka kontak yang hanya berisi dua nomor. Madame Rose dan Viper. Sesuai instruksi Madame Rose kemarin, setelah sampai di Kota BBB, gue segera kontak Viper, calon operator baru yang mengincar kursi Blood Creep.

Setelah tiga kali nada dering, baru panggilan gue di angkat.

“Ghoul…”

Viper langsung menyebutkan ID gue di WOMB dimana hanya Madame Rose yang tahu dan pernah bertemu langsung dengan gue. Madame memang sepertinya memberikan nomor gue ini kepada Viper. Hanya saja, suara Viper ini terdengar sedikit aneh dan susah gue profilling. Karena gue seperti bicara sama robot yang kaku, bahkan seperti suaranya seperti suara si mobil pintar di serial lawas Knight Rider.

(suaranya Viper seperti ini kalau kalian gak tahu Knight Rider..Kalau anak 90an mah pasti tahu ahahah)

“Viper…”

“Kalau anda sudah mengontak saya, berarti saya asumsikan anda baru saja sampai di Kota BBB.”

“Tentu saja. Lima menit yang lalu.”

“Posisi anda di mana sekarang?”

“Di cafe Starfuck Jalan Rasuna Said.”

“50 meter dari cafe tersebut, ada Alfamart. Tunggu di situ, tujuh menit.”

KLIK.

Ponsel di putus. Jadi ia berminat untuk bertemu langsung. Ya gue juga lebih senang membicarakan hal sensitif dengan bertemu langsung dan menariknya ia ingin bertemu di sebuah minimarket haha. Meski suaranya terdengar artificial dan gaya bahasa yang baku, entah kenapa gue tidak merasakan “bahaya” dari Viper. Tapi entahlah.

Tujuh menit, berarti ia tidak jauh dari lokasi gue sekarang.

Gue lalu menuju Alfamart yang akan menjadi tempat pertemuan, saat masuk ke dalam, hanya ada beberapa pengunjung di lorong-lorong. Cukup luas Alfamart di sini dan tidak ada yang nampak mencurigakan. Daripada gue yang malah terlihat mencurigakan karena mengamati orang yang masuk ke Alfamart, gue lalu membeli beberapa snack pesanan para sesepuh JONK XXX. Saat melewati rak peralatan, ada dua benda yang menarik minat.





Ini akan sangat berguna nanti di tambah dengan pisau lipat pinjaman dari Fredi. ZEUZ yang berada di waist bag yang gue pakai sekarang ini, hanya akan gue pakai di saat-saat genting atau lawan tertentu karena gue hanya punya 5 serum. Untuk para kroco, pakai obeng 15 cm sudah lebih dari cukup mengirim mereka berkumpul di alam barzah. Bawa senjata memang bukan gue banget, tetapi sebentar lagi gue akan terlibat urusan yang menyangkut hidup dan mati. Tentu saja gue gak ingin mati dulu di sini, yah kalau pun memang umur gue pendek, gue berdoa (gue mesti berdoa ke siapa ya?haha!) semoga setelah gue dan para sahabat gue lulus dari SMA NEGERI XXX.

Cuma manusia pengecut yang takut mati sih, Khu…khu…khu….

Setelah selesai membayar di kasiran, obeng dan tali plastik gue masukan ke waist bag. Namun karena kurang hati-hati, plastik yang berisi snack kacang-kacangan terlepas dari pegangan dan jatuh. Saat gue hendak mengambil kantong plastik, ada seseorang yang dengan cekatan mengambilkan kantung tersebut.

“Terimakasih,” kata gue sambil mengambil plastik yang ia sodorkan.

“Sama-sama. Mau pesta kok melamun toh….Ghoul…” katanya sambil tersenyum.

Gue terkesiap saat orang ini di akhir kalimat menyebutkan ID gue, Ghoul, dengan penekanan suara.

“Elo…?”

VIPER
Je suis Viper. Exactement sept minutes. Bavardons dehors.

Dia berbicara dengan bahasa Prancis lalu gue jawab sambil terus memandangnya.

“Parce que tu sais déjà qui je suis, donc je n'ai pas besoin de me présenter.”

Cewek berkacamata ini adalah Viper? ini yang mau gantiin Blood Creep? Kalau bukan Madame Rose yang mengenalkan gue dengannya, gue gak akan percaya.

Matanya membesar dan terlihat ceria saat tahu gue bisa menjawabnya dengan bahasa Prancis. Ia mendekat lalu berbisik di telinga gue. “Tenang, gue beda sama Madame Rose. Gue cewek tulen, kalau mau bukti, jika misi kalian sukses, dengan senang hati gue ajak lo senang-senang, hihiihi.”



= BERSAMBUNG =

80 comments for "LPH #95"

  1. Mntaf suhu epanth. . . ditunggu dari kemaren. .thanks hu update nya. . Sukses selalu. .

    ReplyDelete
  2. Ga tau ke berapa. Cuma gue mencium bau lendir nih 🤣

    ReplyDelete
  3. Bangsat,,,,
    Bikin penasaran Om Panth
    Semoga segera lanjut

    Viper bikin ser ser

    ReplyDelete
  4. Siapa tuh viper tokoh baru kah ..??

    ReplyDelete
  5. Okeh. Mantappp. Pesta pesta !!

    ReplyDelete
  6. Asik nih . Siapa ni cewek jd penasaran. Apa Viper bakalan terus kontak ma Zen ya

    ReplyDelete
  7. Dlondong teng teng crut ,

    ReplyDelete
  8. bangsat suhu serpanth. Ceritamu emang gak ada obatnya. Thanks suhu

    ReplyDelete
  9. Kentang... 😷😷😷😷
    Mantap Om Panth... 🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  10. khu...khu...
    viper bakal wik wik ni ma ghoul.
    thanks apdetannya om panth.

    ReplyDelete
  11. Anjing udah abis aja cepet bgt wkwkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. lah kecepetan lu baca....tiap ganti paragraf...olahrga 5 menit..gt terus mpe kelar..pasti lebih terasa sehatny

      Delete
  12. Mantaaap!!!! Kayaknya bakal diluar prediksi akibat keingintauan anak2 kls 1.. dejan dkk..


    Seru.. seru.. seru... semoga bisa tiap 3 hari update nya.. dalam suasana ramadhan dirumah aja...


    MARHABAN YAA RAMADHAN.. Mohon dibukakan pintu maaf lahir dan batin.. utk semua readers setia LPH... semoga lancar terus om serph...

    ReplyDelete
  13. Amazinggggg huu....

    ReplyDelete
  14. Mantap up nya om panth...
    Ternyata viper cewek...tapi sadis juga kayaknya...

    Selamat menjalankan ibadah puasa buat yg menjalankan...

    Di tunggu up selanjutnya om panth..

    ReplyDelete
  15. Nyandu anjir.... , see u next update guys , sambil ngabuburit keep safe om. Panth, dan klian smua.

    ReplyDelete
  16. kayanya pestanya nanti pas lebaran..masih banyak pov yg akan tampil..
    tp karena tanpa SS jd boleh donk om klu minta sering2 update walau lg puasa...hhe

    ReplyDelete
  17. penasaran .......Viper bisa bantu ngapain nih ya..........

    ReplyDelete
  18. mantap Viper .. agehan atuh hahahahaaa
    terima kasih om panth udah update

    ReplyDelete
  19. Viper sadis sangat sesuai sama zen si penyuka BDSM


    khu khu khu khu

    ReplyDelete
  20. Wadeuuh...masih slowmo neh broer...buat temen terawih pertama cociks

    ReplyDelete
  21. Anjirr kentang, mantap om panth

    ReplyDelete
  22. Thanks a lot of updetenya om ephant,,

    🤘

    ReplyDelete
  23. Hanan apa kabar om pant ? Kok nggak nongol lagi sih , ngga ada rencana balas dendam kah ke warlord?

    ReplyDelete
  24. akhirnya menu pembuka jelang bulan puasa.....

    ReplyDelete
  25. Mksih Om Panth..., selamat berpuasa dan sehat selalu !

    ReplyDelete
  26. Seperti biasa penuh kejutan .
    Terima kasih om serphant

    ReplyDelete
  27. Mantap om panth, semoga sehat n lancar rlnya

    ReplyDelete
  28. pokoke ditunggu lanjutannya suhu pant. walau udah banyak tetap aja terasa dikit

    ReplyDelete
  29. Kentang..
    Btw thanks bung panth atas update nya.

    Sepertinya PIKNIK kali ini butuh sampe 5 episode atau bahkan lebih. Khu khu khu..

    ReplyDelete
  30. Makasih om tuk update nya...
    Luarr biasaa om ...
    Sangat detail dengan beberapa POV...
    Salutttttt salutttt

    ReplyDelete
  31. Sebanyak apapun ketikan om epanth tetep aja selalu merasa kurang 😔,emang bajindul ini cerita. thanks om for update nya, tetap semangat dalam berkarya 🙏.

    ReplyDelete
  32. Mantap..nuhun om serpanth..juosss

    ReplyDelete
  33. Sekali lg masih penasaran, ikut party ga Bram n rangga khukhukhu

    ReplyDelete
  34. Anjirrr viper nya kaya begitu tampilannya

    ReplyDelete
  35. Soor kali awak, bah...


    Kimaaak... Kimak...

    ReplyDelete
  36. waahhh, ternyata Viper..... so hot

    ReplyDelete
  37. PERTAMAX Plus BIO SOLAR 😏
    Ayo JONG XXX, kami JONG JAVA, SUMATRA, BORNEO , SELEBES mendukungmu👍

    ReplyDelete
  38. Mumpung blm puasa, jancuk, nagih i cuk

    ReplyDelete
  39. mumpung puasanya masih besok..
    jancookk.. , kentang plus dobel penasaran.

    Marhaban ya Ramadhan buat suhuu serpanth & teman2 semua.
    semoga puasanya lancar, rejekinya lancar & updatenya lancar .. khu khu khu ..

    ReplyDelete
  40. ya memang gue buat kentang...

    namanya juga cerbung.

    kyk kalian macam anak baru d forum cerbung hahahahhaha.

    tapi jangan kurang ajar minta 3 hari sekali update, mentang2 gw WFH..

    gw ngetikny berhari2 lo pada paling baca 5-6 menit selesai,,,hahahahahahaha..

    tetap sehat guys selama puasa,,,sering2 cuci tangan dan minum air putih biar puasanya tetap sehat sampai waktuny berbuka

    ReplyDelete
    Replies
    1. 2x lek ndul tak baca sudah,

      Ini yg dipanggil mas karjo ,tim inti/dedengkot/sisaJONKXXX????

      Delete
    2. Minumnair putih mah ga puasa om hahahahahha

      Delete
  41. Calm before the storm
    Terimakasih atas postingannya suhuu

    ReplyDelete
  42. Istimewa,selalu detail ora grasak grusuk,perfecto.Gak nyesel gue bela2in ngikutin dari sono kesono kesono akhirnya menetap di blog pribadi ini.Ente luar biasa lurah bajindul

    ReplyDelete
  43. 12 orang,ditambahin sama 4 dedengkot bajingan kelas 1 yg nguntit kemaren itu,dejan goku galang dan max.Nah si rangga sama bram nya ikut pesta nggak nih????rangga akan jadi tmbahan kekuatan yg perfecto

    ReplyDelete
  44. Bajindul, kok dadi aku sing tegang om Path...
    Langsung nunggu #96
    Thankasih, terimanuwun, maturyou

    ReplyDelete
  45. Lancrot Hu, itu sedep kayaknya sepongan viper. Asal jgn kena gigi aja, kena gigi uang kembali 😆🙏

    ReplyDelete
  46. Idihh ngeri cuy. Si zen dapat unit yg keren, Ada si jamal bigod.
    Ga bisa di bayangin nih kolaborasi antara zen sama jamal.

    ReplyDelete
  47. nunggu tenaga tambahan dri dejan dkk nih ...
    selamat ramadhan suhu panth ...

    ReplyDelete
  48. Grup PIKNIK gambar kaleng kong guan..vakk😅😅
    Wah aroma2 Zen dapet sedap2 gurih dr Viper nih😙

    ReplyDelete
  49. Jos pokok e Iki critane. Pancen oyee

    ReplyDelete
  50. Mantab om serpanth....makin mendebarkan dan gak sabar nunggu sequel lanjutannya

    ReplyDelete
  51. alur..plot..semuanya ga bs ditebak..ga nyangka si viper cewek..

    btw team PIKNIK ga ada yg ngeh apa kalo diikutin..

    sehat selalu hu..thanks buat update nya..

    ReplyDelete
  52. Bajinguk...soyo mrene soyo apik...

    ReplyDelete
  53. Mantap updatenya.. Tapi dari crita sblmnya bc jg sdh siap2 kalo diserang.. Smg stratwgi xyz dan d jong dibantu viper mantap dan berhasil

    ReplyDelete
  54. mantap Gan, sangat mengairahkan ��

    ReplyDelete
  55. Menunggu the tank bergerak...

    ReplyDelete
  56. bajingann pas bgt bikin kentang nya hu
    jgn lama lama update nya hu, buat tmn ngabuburit haha

    ReplyDelete
  57. Saya pribadi cuma bisa katakan Makasih banyak Bosku dah update

    ReplyDelete
  58. Terbaeeeek, semakin penasaran petualangan anak² xyz di Kota sebelah.....

    ReplyDelete
  59. Zenn...
    Part yang selalu dark tone nya
    Part favorit ane..
    Mantaabbhh

    ReplyDelete
  60. Asli viper ini mah,, sesuai,, thanx atas update nya hu

    ReplyDelete
  61. Cenat cenut mbacanya.....
    Thanks suhu.....

    ReplyDelete
  62. adrenalin naik pas baca dari atas trus serrrrr aja pas liat poto paling bawahhh... 🤪😂😂

    🙏🏻thx om panth... gak sabarrrrrr euyyy
    🔥🔥🔥

    ReplyDelete
  63. Salah setting ge, harusnya baca ni pas udh buka, puyeng dh jdnya gak ngopi n ngbul

    ReplyDelete
  64. suwun huu apdetannya

    pemanasan dulu nih sblm ke inti....khu...khu...khu

    malah kyak skj..... wkwkwkwwk

    ReplyDelete
  65. Ceritanya makin menarik saja, Gan.... bikin penisirin !!
    Kalau boleh usul Gan.... buat cerita "wild/naughty side of XYZ ladies" dong.... mungkin termasuk suster nya zen dimunculkan lagi....

    ReplyDelete
  66. Anjr**... ngga sabar Koment di eps #96... ����

    ReplyDelete
  67. Cerita yang selalu amazing suhu serpanth, bikin adrenalin naik. Juara pokona mahh slurr !!

    ReplyDelete

Post a Comment