LPH #57
Episode 57
Final Clash Conclusion
(POV Yandi)
Langit-langit berwarna hijau adalah hal pertama yang aku lihat saat aku terbangun, membuatku bertanya ada dimana aku sekarang? Aku melihat ke sekeliling. Tidak ada orang sama sekali. Yang aku lihat hanyalah deretan tempat tidur kosong di kiri kanan dan di depanku. Tempat tidurnya sangat sederhana, hanya ada bantal tipis dengan sprei putih dan tidak ada lipatan. Semuanya sangat rapi. Dari celah jendela plastik, masih nampak sinar dari luar. Bisa jadi ini siang atau sore hari.
Beberapa saat kemudian aku mengenali tempat ini. Aku sepertinya berada di dalam sebuah tenda yang besar dan memanjang. Di dalam tenda alasnya ditutup karpet berwarna hijau, senanda dengan warna tenda.
Aku mencoba untuk bangun namun rasa sakit langsung menyergap di sekujur badan. Pusing luar biasa dan badan rasanya di bebat erat. Kulihat kedua lenganku terbalut perban putih hingga pergelangan. Bahkan jarum infus terpasang di pergelangan tangan kanan. Kantung infus yang di gantung, tinggal sedikit. Rasa geli di bagian hidung dan kepala menandakan hidung dan kepala hingga keningku juga dibebat perban. Aku memasukkan tanganku di balik kaos putih polos, meraba perut dan dada. Sama juga terlilit perban. Aku mengangkat sedikit kepala untuk melihat kedua kaki. Di balik celana training warna hitam, aku merasa lilitan kencang di betis kanan.
Fyuh..
Gila..
Ini adalah luka paling parah yang pernah aku derita sepanjang aku terlibat perkelahian. Lebih tepatnya perkelahian maraton. Secara berturut-turut kemarin aku berhadapan dengan Edgar, Farid, Opet, Oscar dan......Axel. Selain tulang hidung yang patah, entah mungkin ada tulang lain yang patah. Yang jelas aku kini belum bisa leluasa bergerak, hampir sekujur badan dibebat perban seperti mumi.
Badanku boleh jadi serasa remuk redam, namun pikiranku sudah mulai jernih.
Apa yang terjadi setelah aku pingsan? Aku jelas pingsan setelah menerima pukulan telak dari Axel...
Axel...Terlepas dari perubahan sifatnya yang beringas, aku merasakan ada sesuatu yang tidak beres saat momen krusial dimana kami adu uppercut. Namun aku tidak tahu dimana letak keanehannya. Mungkin lambat laun aku bisa mengetahuinya.
Sebentar, aku tadi berpikir bahwa ada perubahan sikap Axel. Jangan-jangan watak asli Axel memang seperti saat di aula. Bagaimana ia menghajarku dan juga siapapun tanpa pandang bulu, lalu menghinaku dan juga menghina mendiang kedua orang tuaku. Ia menegskan bahwa selama ini dia sudah memperalatku !
Jangan naif Yandi !
Kamu tak ubahnya seperti Yosi yang di khianati Bram !!!
Axel yang kamu kenal adalah salah satu topeng yang dikenakan Axel !!
KAMU SUDAH TERMAKAN OMONGANNYA !!! KAMU CUMA ALAT !

baca sambil kucek² mata, tengah malam apdetannye bikun penasaran. lanjut lagi master. keep the faith. have a good time 4 yaall
ReplyDeleteRIP AXEL SIDHARTA WILLIAM
Deletexl ...... love your way to die
ReplyDeleteWah wah subuh dah muncul aja niih update , thanks suhu ...
ReplyDeleteBajingan..ini episode yg paling emosional
ReplyDeleteBye bule gendeng
ReplyDeleteRIP Axel
ReplyDeleteSalah satu tokoh favorit gw di cerita ini
Suwun om panth
Mantap merayap
Gak ada bosannya baca episode ini berulang2 dan tetap air mata berlinang... persis ibu2 nonton film india
ReplyDeletewuuuiiihhh mangstap om.
ReplyDeletenew look.
congrats.
RiP Axel.. you the best dude..
ReplyDelete