DLF : #1
DEEP LYING FORWARD # 1
L'INIZIO (THE BEGINNING)
Rai-TV Italy, Roma – 20:30 PM, 7 Mei 2000
“Buona notte, pemirsa ,jumpa lagi dengan saya Maria Vesali dan pengamat sepakbola Luigi Cani dalam lanjutan liga Italia serie B pekan ke 36 musim 1999/2000, dimana malam ini ada pertandingan yang sangat menarik, yakni Cosenza Calcio melawan Atalanta. Pertandingan antara tim peringkat 4 melawan 3. Mr Cani tidak ada yang menyangka Cosenza akan ikut persaingan promosi menuju serie A . Di awal musim di prediksi Cosenza hanya akan menjadi salah satu tim yang akan bertahan mati-matian lolos dari degradasi, bahkan Cosenza yang baru promosi ke Serie B musim ini setelah mengakhiri musim lalu di peringkat 3 Serie-C, mengalami 7 kekalahan beruntun di 7 pertandingan awal ! dan kita lihat sekarang posisi Cosenza sekarang di tabel klasemen, sampai pekan 35, Cosenza berada di peringkat 4. Cuma terpaut 2 angka dengan peringkat 3, Atalanta. Jika Cosenza melanjutkan tren positif mereka dengan meraih kemenangan ke-10 secara beruntun melawan Atalanta malam ini, Cosenza akan naik ke peringkat 3 menyalip Atalanta. Dan mereka akan berada di jalur promosi langsung ke Serie-A musim depan.luar biasa. Apa yang terjadi di Cosenza Mr Cani?” Tanya Maria Vesali dengan penuh rasa antusias.
Mr Luigi Cani, 53 tahun, salah seorang pandit sepakbola terkenal di Italia, tersenyum mendengar pertanyaan Maria Vesalli. Meskipun hampir setiap minggu membawakan acara bersama Maria Vesali, Luigi Cani selalu terpesona dengan penampilan enerjik Maria. Maria Vesali bisa saja menjadi model seperti gadis Italia kebanyakan tetapi lebih memilih menjadi Sportcaster Sepakbola RAI-TV.
“Yang terjadi di Cosenza adalah magis sepakbola kolektif. Tidak ada bintang yang menonjol di skuad Cosenza. Karena 11 pemain yang turun bertanding dan 7 pemain yang berada di bench adalah sekumpulan bintang biasa yang bekerja keras membentuk gugusan bintang yang bersinar terang. Orang yang bertanggungjawab dengan semua keajaiban ini adalah Mr Bartolo Muti. Muti tahu di Cosenza tidak ada bakat yang benar-benar menonjol, tetapi untuk etos kerja keras dan semangat baja, Muti tahu dia memiliki 23 pemain dengan karakter yang kuat dan bahkan mereka siap terjun dari atas tebing jika Muti menyuruh .” papar Cani dengan mimik jenaka.
“Hahaha untung saja Muti tidak pernah benar-benar menyuruh para pemainnya untuk terjun dari tebing, haha” Maria Vesalli tertawa mendengar penuturan dari Cani.
“Tetapi jika seperti yang anda bilang tadi, tidak bintang yang menonjol di tim Cosenza, lalu bagaimana dengan bomber andalan mereka Massimo Varicio yang telah mencetak 23 gol musim ini dan menduduki daftar capocanonieri nomer 2 di bawah Giani Commandini, monster dari Vicenza Calcio yang sudah mencetak 38 gol?”
“ya memang ada beberapa pemain special di Cosenza saat ini, ada Massimo Varicio seperti yang anda sebut tadi. 2 sayap utama yakni Alesandro Pelicori si kidal yang dengan skillnya mampu membuat assist 17 dan 7 gol. Carmelo Imbriani sayap kanan penuh tenaga yang mempunya pace, dribbling dan crossing mumpuni yang membuat 12 assist dan 5 gol. Boleh dibilang ketiga trio ini yang menjadi kekuatan serangan Cosenza musim ini. Tetapi apakah selama anda menjadi sportcaster, mendengar pernyataan langsung dari pelatih Bartolo Muti memuji trio pemainnya di depan pers? saya yakin anda tidak pernah mendengarnya. Muti adalah seorang pelatih yang tidak pernah memuji salah satu atau beberapa pemain saja. Karena Muti sedang membuat Cosenza menjadi satu unit tim yang utuh dan menekan ego pribadi setiap pemain. Di belakang trio Varicio-Pelicori-Imbriani ada masih ada 3 gelandang dengan beberapa tipikal, 4 bek yang disiplin dan mampu berlari terus selama 90 menit dan 1 kiper gaek sekaligus El-Capitano Armando Pantaneli. Cosenza yang ingin diciptakan Muti adalah sebuah tim dengan mengandalkan umpan pendek cepat, pressing sepanjang pertandingan dengan tempo cepat. Dan salah satu kelebihan dari Cosenza adalah mereka memiliki kualitas pemain yang ada di bench hampir setara dengan starting line-up. Dengan sistem rotasi nan cermat yang diterapakan Bartolo Muti membuat Cosenza menjadi tim paling mengejutkan di Serie-B musim ini.” papar Luigi Cani.
“Lalu bagaimana dengan peluang Cosenza menghadapi Atalanta yang sebentar lagi akan kita saksikan? Atalanta sendiri adalah tim dengan skuad muda penuh potensial seperti Ivan Pelizoli, duo Zenoni, Luciano Zauri, Massimo Donati dan wonderkid Cristiano Doni dan pemain-pemain senior seperti Alberto Fontana, Masimo Carera, dan striker penuh pengalaman Claudio Canigia meski sudah berusia 37 tahun masih bisa membukukan 12 gol- 8 assist. Atalanta sempat berada di puncak klasemen tetapi tren mereka sedang menjalani tren negatif. dari dari 5 pertandingan terakhir 3 kali kalah, 2 x imbang.sehingga membuat posisi mereka turun ke peringkat 3. Di salip oleh Napoli dan Vicenza.”
“Lalu bagaimana dengan peluang Cosenza menghadapi Atalanta yang sebentar lagi akan kita saksikan? Atalanta sendiri adalah tim dengan skuad muda penuh potensial seperti Ivan Pelizoli, duo Zenoni, Luciano Zauri, Massimo Donati dan wonderkid Cristiano Doni dan pemain-pemain senior seperti Alberto Fontana, Masimo Carera, dan striker penuh pengalaman Claudio Canigia meski sudah berusia 37 tahun masih bisa membukukan 12 gol- 8 assist. Atalanta sempat berada di puncak klasemen tetapi tren mereka sedang menjalani tren negatif. dari dari 5 pertandingan terakhir 3 kali kalah, 2 x imbang.sehingga membuat posisi mereka turun ke peringkat 3. Di salip oleh Napoli dan Vicenza.”
Sambil melihat beberapa catatan kecil, Mr Cani mencoba membuat prediksi pertandiangan.
“Maria, malam ini adalah pekan yang akan menentukan siapa yang akan menemani Vicenza dan Napoli ke Serie-A musim depan. Vicenza dan Napoli saat ini mengoleksi poin yang sama, yakni 60. cukup dengan 1 x kemenangan lagi, Vicenza dan Napoli dipastikan lolos promosi ke Serie-B, lalu dengan 2 pertandingan tersisa, maka akan kita ketahui siapa kampiun 1999/2000. Sementara di bawahnya, ada 3 tim yang merebutkan posisi 3 yakni Atalanta dengan 53 poin, Cosenza dengan 51 poin dan Brescia dengan 47 poin. Dan sebentar lagi di Stadio San Vito, pertandingan big match Cosenza vs Atalanta akan berlangsung. Jika Cosenza menang, mereka akan naik ke posisi 3 selisih 1poin dengan Atalanta yang turun ke posisi 4. Tetapi jika tim tamu yang menang, maka Atalanta sementara akan kokoh di posisi 3 dengan beda 4 poin dan 1 x kemenangan lagi, Atalanta yang dipastikan melenggang ke Serie-A musim depan. Jadi kemenangan menjadi harga mati untuk Cosenza jika ingin menjaga asa berlaga di Serie –A untuk yang pertama dalam sejarah klub. Sehingga dipastikan pertandingan berjalan akan seru, Saya pastikan anda akan sangat terhibur dengan pertandingan malam ini “
Maria yang selalu terlihat ceria dan semangat kemudian menampilkan starting line-up kedua kesebelasan .Kabar cederanya beberapa pemain andalan dari masing-masing tim tampaknya tidak terbukti. Cosenza dengan formasi andalan 4-5-1 tampil full team, begitu juga dengan Atalanta yang turun dengan kekuatan dan formasi paten 3-5-2. Malam ini stadion San Vito dipadati oleh 24.000 penonton. Cuaca juga sedang bagus cerah. Waktu yang tepat untuk menggelar Big Match !
================================================== ==
Calcionews.com/Serie-B /2000-05-07/Cosenza-Atalanta/ Match-Report
DRAMATIS,
ATALANTA KALAHKAN COSENZA 3-4 DI STADIO SAN VITO
ATALANTA KALAHKAN COSENZA 3-4 DI STADIO SAN VITO
Cosenza - Kegemilangan Cristiano Doni dengan 2 assist dan 1 gol membuat Cosenza menyerah di kandang sendiri dengan skor 3-4. Gol Cristiano Doni lewat tendangan bebas dari jarak 20 meter di menit 92 menyudahi perlawanan Cosenza yang berjuang penuh semangat meskipun 3 pemain andalan mereka di tarik keluar semua di babak I akibat cedera.
Babak I
Cosenza selaku tuan rumah langsung menekan Atalanta sejak peluit kick-off dibunyikan oleh wasit Luca Rizolli. Cosenza mencoba menyerang melalui berbagai celah pertahanan Atalanta yang di komando oleh Luciano Zauri terutama melalui kedua belah sayap. Tetapi Atalanta bermain disiplin dengan menahan kedua wingback duo Zenoni hanya maju sampai setengah garis lapangan dan menerapkan zona marking yang rendah. Beberapa kali percobaan umpan terobosan dari lini tengah kepada Pelicori di sayap kiri dan Imbriani di sayap kanan selalu berhasil dimentahkan. Varicio yang tampak terisolasi sendirian di kotak pinalti Atalanta mulai sedikit frustasi karena begitu bola sampai di kakinya, Zauri sudah menempelnya dengan ketat. Sehingga bola akhirnya di back pass kembali ke lini tengah. Oberdan Biagioni yang menjaga “mesin lini tengah” Cosenza mencoba beberapa kali melakukan inisiatif melakukan tendangan jarak jauh. Namun masih belum membahayakan. Namun pada menit ke 15, Conseza mendapat sepak pojok pertama di pertandingan ini ketika Imbriani melakukan one-two pass dengan rekannya Altomare, fullback kanan Cosenza dan berhasil melewati hadangan Damiano Zenoni. Imbriani yang bebas kemudian berlari kencang ke kotak pinalti. Posisi Varicio yang di temple ketat oleh Zauri membuat Imbriani memilih melakukan shooting langsung dari samping kotak pinalti namun masih bisa di tepis ke atas oleh Alberto Fontana kiper Atalanta. Tendangan sepak pojok yang diambil oleh Pelicori berhasil di jangkau oleh D’Aversa yang menang duel udara melawan Bellini dan bola meluncur kencang ke pojok gawang, Fontana yang telah mati langkah hanya bisa menyaksikan bola tersebut masuk ke gawangnya. 1 – 0 untuk Cosenza. Gol tersebut disambut gegap gempita seisi stadio San Vito. Pelatih Bartolo Muti di sela perayaan gol memanggil Biagioni untuk memberikan instruksi baru.
Dan terbukti setelah gol tersebut, tempo permainan di turunkan oleh Cosenza dengan memperbanyak umpan 1-2 pendek di area sayap. Perlahan lini tengah Cosenza menjadi naik dan tercipta gap antara lini Tengah dan lini belakang Consezo. Menit ke-19, Cristiano Doni yang pandai membaca permainan kemudian melakukan umpan lambung yang langsung di sambut striker Atalanta asal Brasil, Pia dengan sekali kontrol dada yang sempurna, Pia sendirian mendribel ke tengah. seketika tercipta kondisi 2 lawan 2. Pia-Canigia vs D’aversa – Riccio. Canigia kemudian berlari membuka celah pertahanan dibayangi oleh Riccio. Pia dengan cerdik mengecoh D’aversa dengan nutmeg, lalu berhadapan satu melawan satu dengan kiper Cosenza Pantanelli yang maju untuk mempersempit ruang tembak Pia. Tapi dengan sekali chip, Pia berhasil menceploskan bola ke gawang Cosenza yang kosong. 1-1 Atalanta menyamakan kedudukan !
Gol tersebut membuat tim tuan rumah tersentak dan tempo permainan mulai naik, Atalanta yang mengandalkan serangan balik mulai berani bermain dengan bola, sementara 2 fullback Cosenza yang sebelumnya rajin membantu serangan, mulai bermain disiplin menjaga daerah pertahanan. Di menit ke-23, fullback kiri Cosenza Marco Sezia harus ditarik keluar dan digantikan oleh Aladino Valotii akibat cedera bahu setelah jatuh dengan posisi yang salah saat berduel udara dengan gelandang Atalanta, Massimo Donati. Valotti yang berusia 33 tahun tampak keteteran menjaga pergerakan Donati yAng bermain melebar karena Damiano Zenoni yang bermain jauh di belakang. Menit ke-27, papan score berubah untuk keunggulan Atalanta ketika umpan mendatar dari Donati di sayap kanan yang lepas dari pengawalan Valotti, di sontek dengan dingin oleh Claudio Canigia meski sudah di marking ketat oleh Riccio. Pantaneli kembali takluk. Gol ke 13 Canigia musim ini. 1-2 Atalanta memimpin.
Atalanta yang di atas angin mencoba menjaga momentum dengan berusaha menambah keunggulan dengan mengekspose kelemahan Valotti dalam hal kecepatan. Cosenza juga tidak tinggal diam, Stefano Giocini gelandang bertahan Cosenza mencoba melapis pertahanan di depan Valotti. Taktik ini cukup berhasil dalam meredam serangan Atalanta dari sayap kiri. Dalam kondisi tertinggal, hantu cedera kembali menimpa pemain sayap kanan andalan Cosenza, Carmelo Imbriani di menit ke-33 akibat cedera hamstring ketika mencoba berlari menyambut umpan terobosan dari tengah. Imbriani digantikan oleh De Francesco. Absennya Imbriani membuat serangan Cosenza di sisi sayap kanan menjadu tumpul. Pada menit ke-42 memanfaatkan kelengahan De Franceso yang terlihat grogi di tengah pertandingan besar, umpan backpass De Franceso ke lini belakang yang kurang sempurna berhasil diambil oleh Pia yang drible nya merepotkan pertahanan Cosenza sejak awal laga. Menyisir dari sayap kiri, Pia bisa melewati tackling Altomare, lalu dengan umpan mendatar bola mengarah ke Cristiano Doni. Dengan sekali sentuh umpan di teruskan ke Fausto Rosini yang berdiri bebas di kotak pinalti. Tanpa control, Rosini menendang sekuat tenaga ke arah gawang tanpa mampu di blok Pantaneli.1-3 untuk Atalanta. Dewi Fortuna tampaknya sedang menjauhi Cosenza, di penghujung babak I, striker utama Cosenza, Alesandro Pelicori mendapat tackling keras dari Luciano Zauri yang berbuah katu kuning ketika mendapat peluang menembak ke Gawang Atalanta. Akibat tackling tersebut, Pelicori mesti mendapat perawatan dari tim medis dan di tandu keluar lapangan. Injury time babak 1 dari wasit 3 menit dan Cosenza bermain dengan 10 orang pemain sampai peluit tanda babak I di tiup wasit Rizoli.
Babak II
Tampaknya cukup serius cedera yang menimpa striker Cosenza, Masimiliano Varicio sehingga di ganti di babak ke II ini, penggantinya adalah pemain muda berusia 18 tahun, Mateo Rocco dan ini adalah pertandingan debutnya di sepakbola Profesional. Babak ke II, bola lebih banyak dikuasai oleh Cosenza, pressing dari pemain Atalanta juga tidak seketat seperti di babak I, Tampaknya Atalanta cukup puas dengan skor 1-3. Strategi Cosenza yang menguasai bola memainkan tempo sedang, dengan passing pendek yang berputar-putar dari sayap ke tengah dan sayap dan melakukan umpan daerah ke tengah ternyata cukup merepotkan. Mateo Rocco yang di plot menjadi striker tunggal rajin membuka ruang, menjemput bola ke tengah dan membagi bola ke Pelicori yang sekarang bergerak sedikit ke tengah. Strategi ini rupanya memancing para pemain Atalanta, terutama lini tengah menjadi renggang dan tercipta celah. Peluang pertama Cosenza di babak II menit 49, langsung bisa di konversi menjadi gol melalui Pelicori memanfaatkan bola liar hasil tembakan Mateo Rocco yang berhasil di blok Fontana dan berusaha di buang oleh bek Atalanta, Siviglia .Tetapi bola membentur Fabio Gallo dan bola bergulir tepat di depan kotak pinalti, dan BAAMM lewat placing kaki kiri, Pelicori menjebol gawang Atalanta. 2-3 untuk Cosenza memperkecil kedudukan. inizio partita!
Atalanta yang tersengat dengan gol cepat Cosenza merespon dengan memainkan umpan-umpan daerah ke belakang ruang garis pertahanan Cosenza yang bermain dengan garis pertahanan tinggi, tetapi berkat komando D’aversa , taktik Atalanta dengan melakukan jebakan off-side terbukti ampuh. Berulang kali striker Atalanta terjebak off-side. Cristiano Doni yang tampak leluasa mengirim umpan-umpan berbahaya sepanjang babak I, di babak II ini di marking ketat oleh Biagioni sehingga banyak umpan-umpan dari Doni yang di intercept. De Francesco yang di babak I terlihat grogi, mulai menemukan kepercayaan diri. Beberapa kali solo run nya bisa melewati Damiano Zenoni. Dan di menit ke-60, kombinasi umpan pendek Mateo Rocco dengan Pelicori bisa di kontrol Pelicori lalu dengan jeli mengumpan ke De Francesco yang tanpa penjagaan di sayap kanan, De Francesco dengan sekali sentuhan mengirim crossing ke tiang jauh, bola tidak terjangkau Cristiano Zenoni. Seolah seperti sudah tahu bola akan jatuh kemana, Mateo Rocco menyambut dengan voli kaki kiri dengan kaki bagian luar sehingga tercipta jalur tendangan yang melengkung masuk ke pojok kiri gawang Atalanta. Dan GOLLLL ! Mateo Rocco menandai debutnya dengan gol yang luar biasa Indah sekaligus menyamakan kedudukan menjadi 3-3. Dari awal masuk pertandingan, Mateo Rocco mengubah alur permainan Cosenza menjadi lebih hidup.Incredibile Rocco !
Atalanta kemudian merespon dengan segera melakukan 2 pergantian pemain sekaligus, Bellini seorang bek diganti dengan penyerang Nicola Caccia dan gelandang bertahan Fabio Gallo digantikan Alex Pinardi yang bertipe gelandang serang. Dengan ini Atalanta mengubah formasi menjadi 4-3-1-2 yang lebih ofensif. Beberapa kali percobaan tendangan dilepaskan pemain Atalanta. 2 peluang emas melalui tembakan Alex Pinardi di dalam kotak pinalti berhasil di tepis Pantaneli dengan gemilang. Jual beli serangan di 30 menit terakhir tetapi tidak ada yang bisa menambah gol. Assisten wasit memberikan waktu tambahan 3 menit. Di menit-92, Pia yang mencoba melakukan terobosan di langgar oleh Riccio. Bola mati dari jarak 20 meter diambil oleh Cristiano Doni. Tampaknya ini akan menjadi peluang terakhir sebelum wasit meniup. Dengan konsentrasi tinggi, Cristiano Doni melepaskan banana kick dengan kaki kanan bagian dalam, pagar betis Cosenza melompat, tetapi bola lebih tinggi menuju pojok kanan gawang, Pantaneli melompat dan…..PLOS..bola masuk dengan elegan ke gawang Cosenza. GOOLLLLLL ! Cristiano Doni berlari ke arah tribun supporte Atalanta. Stadio San Vito terhenyak. Wasit Rizolli meniup peluit tanda pertandingan berakhir.Skor akhir 3-4 untuk kemenangan Atalanta. Cristano Doni dinobatkan menjadi Uomo Della Partita (Pemain Terbaik) dengan sumbangan 2 assist dan 1 gol. Salut untuk perjuangan skuad asuhan Bartolo Muti meski kehilangan 3 pemain andalan sekaligus mereka sempat mengejar 2 defisit gol. Di sisi lain, debutan Cosenza, Mateo Rocco pemain berusia 18 Tahun bernomer punggung 27 mempunyai prospek menjanjikan.
Dengan hasil ini Atalanta kokoh di peringkat 3 dengan 56 poin. Cosenza tetap di peringkat 4 dengan poin 51. Posisi Cosenza terancam oleh Brescia di posisi 5 dengan beda 1 poin setelah Brescia menang 3-0 melawan Padova. Sementara 2 kandidat juara, Vicenza dan Napoli yang sama-sama meraih kemenangan, memiliki poin sama 63, Tetapi Vicenza unggul selisih gol. Pertandingan selanjutnya Cosenza akan bertandang ke Sao Paolo markas Napoli tanpa 3 pemain inti. Pertandingan yang sangat berat melawan Napoli yang bernafsu terus meraih kemenangan dengan gol sebanyak mungkin demi menjaga asa juara.
Ciao.
================================================== =======================
Stadio San Vito, Calabria – 5 PM, Jumat 12 Mei 2000
Sore itu tim Cosenza melakukan latihan terakhir sebelum berangkat esok pagi ke kota Naples. Pertandingan berat melawan tim favorit juara Serie-B. Apalagi pertemuan pertama di paruh musim, Cosenza kalah 0-3 di kandang sendiri. Dan keharusan Napoli untuk terus menang di sisa 2 pertandingan dengan skor sebesar mungkin demi menjaga asa juara membuat keadaan Cosenza semakin terjepit. Ini seperti kijang yang pergi ke kandang singa kelaparan. Pelatih Bartolo Muti dalam 1 minggu ini menyiapkan strategi khusus melawan Napoli. Absennya 3 pemain initi sekaligus dalam pertandingan melawan Atalanta minggu lalu - fullback kiri, Marco Sesia karena cedera bahu selama 2 minggu, sayap kanan Carmelo Imbriani hamstring yang untungnya tidak terlalu serius yang membuatnya absen 1-2 minggu dan striker utama tim Masimilio Varicio yang ternyata mengalami cedera engkel kiri harus absen minimal 1 bulan membuatnya mengakhiri musim lebih cepat-, membuat Muti harus memikirkan strategi baru. Idenya adalah formasi 4-4-1-1 dengan serangan balik melalui tengah dengan menggeser Alesandro Pelicori sebagai Trequartista di belakang striker tunggal, 2 defensive winger untuk memperkuat area sayap. Sehingga menu latihan yang diperbanyak adalah bagaimana bertahan dan transisi ke serangan balik. Lini pertahanan difokuskan dengan zona marking dengan garis rendah. Dan latihan menghadapi bola-bola mati karena Napoli memiliki set piece yang berbahaya. Formasi yang tergolong baru membuat beberapa kali Muti berteriak-teriak agar tim lebih konsentrasi.
Setelah sesi pendinginan, Muti memberikan briefing tentang review latihan beberapa hari terakhir.
Sore itu tim Cosenza melakukan latihan terakhir sebelum berangkat esok pagi ke kota Naples. Pertandingan berat melawan tim favorit juara Serie-B. Apalagi pertemuan pertama di paruh musim, Cosenza kalah 0-3 di kandang sendiri. Dan keharusan Napoli untuk terus menang di sisa 2 pertandingan dengan skor sebesar mungkin demi menjaga asa juara membuat keadaan Cosenza semakin terjepit. Ini seperti kijang yang pergi ke kandang singa kelaparan. Pelatih Bartolo Muti dalam 1 minggu ini menyiapkan strategi khusus melawan Napoli. Absennya 3 pemain initi sekaligus dalam pertandingan melawan Atalanta minggu lalu - fullback kiri, Marco Sesia karena cedera bahu selama 2 minggu, sayap kanan Carmelo Imbriani hamstring yang untungnya tidak terlalu serius yang membuatnya absen 1-2 minggu dan striker utama tim Masimilio Varicio yang ternyata mengalami cedera engkel kiri harus absen minimal 1 bulan membuatnya mengakhiri musim lebih cepat-, membuat Muti harus memikirkan strategi baru. Idenya adalah formasi 4-4-1-1 dengan serangan balik melalui tengah dengan menggeser Alesandro Pelicori sebagai Trequartista di belakang striker tunggal, 2 defensive winger untuk memperkuat area sayap. Sehingga menu latihan yang diperbanyak adalah bagaimana bertahan dan transisi ke serangan balik. Lini pertahanan difokuskan dengan zona marking dengan garis rendah. Dan latihan menghadapi bola-bola mati karena Napoli memiliki set piece yang berbahaya. Formasi yang tergolong baru membuat beberapa kali Muti berteriak-teriak agar tim lebih konsentrasi.
Setelah sesi pendinginan, Muti memberikan briefing tentang review latihan beberapa hari terakhir.
“Pertahanan sudah bagus, tapi tetap waspada bola-bola daerah. Untuk lini tengah, selain membantu pertahanan juga harus membantu ketika counter, hanya saja transisi serang masih belum kompak. Untuk lini depan, kalian harus lebih memanfaatkan peluang sekecil mungkin. Bisa saja kita minggu nanti hanya punya 1-2 peluang jadi finishing menjadi focus utama. Jadi intinya, besok kita tidak akan mengalami pertandingan yang nyaman. Disiplin, konsentrasi, jangan panik jika kita kebobolan di menit-menit awal. Tetap tenang jangan terburu-terburu. Misi kita adalah satu serangan satu angka. REBUT ANGKA. 1 BAGUS. 3 ANGKA LUAR BIASA. Mari berjuang menuju Serie-A ! Forza Cosenza!” tegas Bartolo Muti penuh semangat.
Rasa optimis menyelimuti semua skuad. Kemudian Assistant Pelatih Cosenza, Alberto Malusci mengumumkan nama dari 23 skuad utama, 18 pemain yang akan dibawa untuk pertandingan besok. Untuk starting line-up diumumkan ketika tim sudah berada di Naples. Ketika Mateo Rocco bersiap untuk menuju ruang ganti, Alberto Malusci meminta dia untuk ke ruangan Kepala Pelatih segera. Mateo Rocco kemudian pergi ke ruangan pelatih Bartolo Muti yang berada di dekat Tribun VVIP lantai 5.
Knock..knock,,…
“Masuk.” terdengar suara Bartolo Muti dari dalam.
“Selamat sore. Anda memanggil saya?” Tanya Mateo sambil melongokan kepala ke dalam.
“Ya, masuk dan duduk sini .Tutup pintunya Mateo.”
“Ada perlu anda memanggil saya?”Tanya Mateo.
“Bagaimana latihan 1 bulan bersama tim utama, Mateo? ”selidik Muti.
Bartolo Muti adalah sosok pelatih yang tegas, berumur 60 tahun tetapi masih bisa mengeluarkan bentakan yang membuat beberapa pemain muda bergetar ketakutan.
“ehm baik. Senior memperlakukan kami dengan baik. Meskipun sosok mereka di dalam dan luar lapangan bisa sangat berbeda. Meskipun saya sendiri bosan dengan latihan fisik terus-menerus. Saya lebih suka berlatih dengan bola” Tukas Mateo jujur. Selain Mateo Rocco, ada 2 pemain muda lagi yang di promosikan ke tim utama Cosenza menjelang serie-B berakhir. Cristian Silvestri, 18 tahun seorang bek tengah dan Stefano Gioacini, 18 tahun gelandang bertahan. Mateo Rocco sendiri adalah memiliki posisi penyerang.
Bartolo Muti terkesan dengan sikap Mateo Rocco yang berbicara terus-terang. Masih muda, tetapi memiliki karakter yang menarik, batin Muti dalam hati.
“bodoh. Kalau staminamu tidak kuat untuk bermain selama 90 menit dengan pressure di level senior, taktik apapun tidak akan pernah bisa kamu jalankan dengan baik. Ingat itu. Untuk pertandingan besok melawan Napoli, seperti yang kamu tahu saya hanya membawa 2 striker. Kamu dan Tomasso Tatti. Dan kamu tahu kenapa saya memanggilmu sekarang?” Tanya Muti.
Mateo menggeleng.
“Karena saya akan memainkanmu dari menit awal. Bagaimana menurutmu?”
Mateo Rocco kaget mendengar dari pelatih bahwa dia akan mengisi starting line-up melawan Napoli. Mata mateo yang berwarna hitam tampak menyala-nyala.
“itu kata-kata paling keren yang saya pernah dengar. Saya siap membayar kepercayaan anda Signor!”jawan Mateo penuh semangat.
“bagus.saya suka dengan semangatmu. Tetap kerja keras. Saya tidak berharap kamu bisa mencetak gol lagi. Kualitas seorang striker tidak hanya dilihat dari jumlah gol yang dicetak, tetapi kontribusi secara tim. Percuma seorang striker bisa mencetak 4 gol dalam 1 pertandingan, tetapi timnya kebobolan 7 gol. Itu bukan kesalahan para bek semata, tetapi kesalahan satu tim. Mengerti??”
“Mengerti. Saya akan berikan yang terbaik buat tim, pelatih. Saya janji akan berkeringat sama banyaknya dengan rekan satu tim.”jawab Mateo tegas.
“Oke. Sekarang kamu pulang dan istirahatlah. Besok kita berangkat pagi ke Naples. Jangan terlambat.”
“Baik signor.” Kemudian Mateo bangkit dari tempat duduk dan mohon diri kepada Bartolo Muti.
Sesaat sebelum Mateo membuka pintu, Muti berkata.
“Mateo, gol pertamamu melawan Atalanta adalah salah satu gol terbaik yang pernah saya lihat” angguk Muti kepada Mateo.
“Grazie signor!” jawab Mateo tersenyum lebar.
================================================== ==========
Mateo pulang ke rumahnya yang berada di kota tua Rende, berjarak 13 km dari Stadio San Vito naik motor antik asli buatan Italia, MV Agusta 750S produksi 1971 dengan penuh rasa bangga. Motor langka tersebut kepunyaan kakeknya yang sebelumnya disimpan di garasi karena rusak di beberapa bagian. Dari informasi yang diperoleh Mateo di bengkel resmi MV Augusta, biaya perbaikan motor tersebut sebesar 15ribu Euro karena spare part yang langka. Mateo Rocco yang menandatangani kontrak professional dengan Cosenza selama 2 tahun di awal musim 1999/2000 mendapat gaji 2.100 Euro per bulan, rela menabung 1.500 Euro setiap bulannya demi memperbaiki motor antik kesayangan kakeknya. Sebulan lalu Mateo Rocco menghitung uangnya dan sudah terkumpul tepat 15ribu Euro. Butuh waktu 2 minggu untuk memperbaiki motor tua tesebut dan ketika sudah selesai, Mateo puas sekali dengan hasilnya. Kakek Mateo, Javier Rocco juga tampak bahagia motor kebanggaannya sewaktu muda sudah kembali.
Mateo mesti bersusah payah menabung gajinya selama 10 bulan karena gaji Mateo adalah gaji standar untuk ukuran pesebakbola U-20 di Serie-B. Meskipun masih di bawah pendapatan rata-rata orang Italia yakni 2.700 Euro/bulan. Gaji paling tinggi di Cosenza saat ini adalah Pantaneli, Kiper utama sekaligus kapten Cosenza yang mendapat bayaran 15ribu Euro/bulan. Hampir 7x lipat gaji Mateo. Tapi Mateo tidak ingin hanya memikirkan uang saja, biarlah uang yang yang mengejar diriku nanti, pikirnya. Yang aku tahu sekarang adalah menikmati sepakbola. Mateo kemudian mengingat momen ketika dia mencetak gol pertama, luar biasa dan menggetarkan. Ketika Mateo pulang ke rumah selepas laga, ketika menyusuri pelan jalan Rende, Signor Adani seorang pensiunan polisi berumur 65 tahun yang setiap malam duduk di balkon rumahnya sambil menikmati Espresso, tiba-tiba memanggil Mateo dan berteriak.
“Bravoo Mateo. Gol yang cantik! Pertandingan yang bagus nak. Bertarung sampai peluit terakhir. Berikan aku 2 gol lagi melawan Napoli besok.”
Mateo terperanjat kaget, seorang Signor Damiano Adani yang pendiam dan ketus bisa berubah menjadi orang yang simpatik dan menyenangkan. Berkat gol nya.
“TERIMAKASIH SIGNOR. Aku akan berusaha sebaik mungkin besok.” seru Mateo dari bawah sambil mengepalkan tinjunya ke atas.
Ketika sampai di rumahnya yang terletak di ujung jalan Rende, tercium bau kopi yang harum. Bau Caffe Macchiato panas sedang diseduh. “Buona notte nono ! selamat malam kakek, bau kopinya wuih sedap.” Kata Mateo sambil menghampiri dan mencium pipi kakek Javier, lalu menyeruput kopi yang masih panas mengepul tersebut. Lezat. Delizio.
“Kamu mau 1 gelas kopi juga Mateo?”tanya kakek Javier.
“Tidak kakek. Saya mau tidur cepat malam ini. Capek sekali, Signor Muti menghajar kami seminggu ini dengan porsi latihan berat. Dan besok jam 7 pagi saya mesti sudah berada di San Vito.” ujar Mateo sambil menghempaskan badannya ke sofa.
“Pagi sekali latihan kamu? Biasanya jam 8 pagi kamu berangkat latihan”Tanya kakek Javier.
“Karena besok saya diikutsertakan pelatih berangkat bertanding ke Naples. Bahkan tadi Signor Muti memberitahu saya bahwa melawan Napoli saya akan bermain dari menit awal.” Jawab Mateo bangga.
“Grande Mateo ! itu baru cucu kakek. Wah ini harus kita rayakan.” Seru Kakek.
“Nanti saja kakek, kalau Cosenza bisa lolos promosi ke Serie-A, baru kita rayakan dengan meriah.”
“Si. Ya. Tunjukkan kemampuanmu Mateo. buat public Cosenza bangga. Oh ya kamu sudah makan malam? Kalau belum, kakek buatkan pasta.”
“Saya sudah makan kek tadi sama teman-teman sebelum pulang. Saya langsung mau istirahat saja. Saya ke atas dulu kek. “ tukas Mateo sambil beranjak dari sofa.
“Oke selamat istirahat. Besok pagi sebelum berangkat, sarapan dulu. Kakek buatkan salad kesukaanmu besok.”
“Sip. Oh iya jangan kebanyakan minum kopi terus kek. Kakek juga mesti istirahat.”
“Ah buat orang Italia selatan seperti kita, justru kalau tidak minum kopi malah tidak bisa tidur nyenyak” jawab kakek cuek sambil nonton tv.
“Ya ya..selamat malam kakek.”
“Selamat malam Mateo.”
Mateo kemudian mandi lalu berbaring di ranjangnya. Kamar Mateo hanya berisi tempat tidur, meja belajar dan kamar mandi dalam. Tidak ada hiasan apapun di dinding. Kecuali 1 bingkai foto ketika Mateo kecil berusia 2 tahun sedang tertawa memegang bola, bersama dengan kedua orang tuanya. Foto bersama terakhir di rumah Kakek. Waktu itu hari minggu, sore hari saat kedua orang tua Mateo menggendong Mateo kecil yang sedang asyik bermain bola di kebun belakang rumah kakek, mengajak Mateo pulang, entah kenapa Mateo yang biasanya penurut jarang menangis. menangis meraung-raung tidak mau di gendong Mamanya. Akhirnya kakek Javier meminta mereka berdua pulang saja duluan ke Catanzaro, besok sore dia yang akan mengantar Mateo pulang. 1 jam kemudian kakek Javier mendapat kabar buruk dari kepolisian Monticello bahwa, mobil yang dikendarai orang tua Mateo terlibat kecelakaan di jalan raya dan berakibat fatal. Umur 2 tahun, Mateo sudah menjadi yatim piatu. Sejak saat itu Mateo tinggal dan diasuh oleh kakeknya, Javier Rocco di Rende, Calabria.
Mateo kemudian mandi lalu berbaring di ranjangnya. Kamar Mateo hanya berisi tempat tidur, meja belajar dan kamar mandi dalam. Tidak ada hiasan apapun di dinding. Kecuali 1 bingkai foto ketika Mateo kecil berusia 2 tahun sedang tertawa memegang bola, bersama dengan kedua orang tuanya. Foto bersama terakhir di rumah Kakek. Waktu itu hari minggu, sore hari saat kedua orang tua Mateo menggendong Mateo kecil yang sedang asyik bermain bola di kebun belakang rumah kakek, mengajak Mateo pulang, entah kenapa Mateo yang biasanya penurut jarang menangis. menangis meraung-raung tidak mau di gendong Mamanya. Akhirnya kakek Javier meminta mereka berdua pulang saja duluan ke Catanzaro, besok sore dia yang akan mengantar Mateo pulang. 1 jam kemudian kakek Javier mendapat kabar buruk dari kepolisian Monticello bahwa, mobil yang dikendarai orang tua Mateo terlibat kecelakaan di jalan raya dan berakibat fatal. Umur 2 tahun, Mateo sudah menjadi yatim piatu. Sejak saat itu Mateo tinggal dan diasuh oleh kakeknya, Javier Rocco di Rende, Calabria.
Kakek Mateo, Javier Rocco adalah seorang tukang kayu yang cukup terampil. Keahliannya dalam membuat furniture dari kayu banyak disukai pelanggannya. Kakek Javier mempunyai 1 orang anak, Marco Rocco , papa Mateo dari hasil pernikahannya dengan Nenek Dolce. Tetapi Nenek Dolce meninggal dunia karena sakit asma bebeapa bulan sebelum Mateo lahir. Di usia 60 tahun sekarang, Javier Rocco masih tetap menekuni pekerjaannya.
Mateo lalu mencoba untuk tidur. Ya mencoba, karena sudah hampir 1 jam Mateo berusaha untuk tidur tetapi rasa lelah dan kantuk seolah menguap begitu saja. “Ah ini pasti akibat kopi kakek yang saya minum sedikit. Dasar kakek. Saya minum sedikit saja mata rasanya terang benderang. Kakek yang sering minum kopi malah sering tidur awal hadeuh.” rutuk Mateo dalam hati. Kemudian diraihnya ponsel, ada beberapa pesan masuk yang belum sempat Mateo baca.
Ada 7 pesan baru belum terbaca. Dan semuanya pesan dari Daniela. Pacar Mateo. Mateo kemudian membaca pesan-pesan tersebut, Betapa dia kangen Mateo dan ingin sekali bertemu tetapi ujian sedang padat-padatnya sehingga tidak sempat bertemu. Mateo memaklumi akan kesibukan Daniela. Mateo sendiri juga sedang fokus-fokusnya di 2 pertandingan terakhir liga.
Kekasih Mateo, Daniela Giovanto adalah seorang mahasiswi jurusan Hukum S1 di Universita della Calabria semester 4. Daniela tinggal di asrama kampusnya. Daniela, 20 tahun, gadis asal Milan yang lebih memilih kuliah di Italia Selatan karena mencintai pantai dan gunung. Dan itu semua ada lengkap di Calabria. Terletak di Italia selatan, pada bagian paling utara berbatasan dengan daerah Basilicata dan bagian ujung semenanjung paling selatan berhadapan langsung dengan pulau Sicilia, Calabria sering dikenali sebagai The Toe of Italian Peninsula. Topografi Calabria yang berupa jajaran empat pegunungan saling tersambung; il Pollino, la Sila, le Serre dan l’Aspromonte yang terbentang diantara rangkaian panjang dua pesisir laut Tirrenia dan laut Ionia sepanjang 860 km.
Malam ini rasa rindu Mateo kepada Daniela terasa menyiksa, sudah 2 minggu lebih mereka belum sempat bertemu. Mateo rindu senyuman Daniela yang mempesona. Daniela memiliki kulit kecoklatan karena hobinya yang suka sekali main ke pantai dan kegiatan outdoor, dipadu dengan tubuhnya yang langsing , rambut Daniela panjang hitam bergelombang tetap terawat. Gadis sporty nan eksotis ini yang menjadi pacar pertama Marco. Sudah 6 bulan dia berpacaran dengan Daniela dan ia sangat mendukung dirinya menjadi pemain bola.
Mateo melihat jam di handphone nya, pukul 10 malam. Daniela sedang apa ya? Batin Mateo. Ah lebih baik kutelpon saja, mumpung belum terlalu malam.
tut…tut….tut…..tut….tut….
tersambung tapi tidak ada jawaban.
Tepat ketika Mateo akan memutus telepon. Telepon di angkat. Lalu suara ceria namun manja membuat hati Mateo meleleh.
“Hai sayangku..muahh. maaf baru saya angkat. Handphone ada di tas. Aku sedang ke toilet tadi. Bagaimana latihannya?saya baca di koran, Pelatih Cosenza menggandakan posi latihan pagi dan sore ya menjelang 2 pertandingan terakhir.”
“Hai juga sayang. Latihanku benar-benar berat tapi saya antusias sekali.saya menikmatinya.Maaf kamu malah mendengar persiapan tim dari Koran, bukan dari aku.”
“gapapa kok aku ngerti. Belum tidur ya? Besok bukannya tim akan berangkat ke Naples pagi?jaga kondisi sayang.”
“iya udah ngantuk sih cuman pengen dengar suara kamu dulu, hihi. Kamu lagi ngapain? ”
“Ni lagi ngerjain paper dari dosen buat besok.”
“Belum selesai?”
“Baru mau mulai ngerjain, soalnya tadi semalaman jalan-jalan sama Tina ke Mall, hehe.”
“Yasudah sebaiknya kamu mulai ngejain aja sayang, aku udah mulai ngantuk berat.”
“Heheh ok, semoga besok tim dan kamu bisa dapat hasil yang bagus lawan Napoli ya sayang.”
“Amin. Bye bye muaahh!”
“Muah.”
Setelah selesai menelepon Daniela, Mateo lalu bersiap tidur dan berdoa dalam hati agar tim bisa mendapat hasil positif saat melawan Napoli.
================================================== ==========================
Calcionews.com/Serie-B /2000-05-14/Napoli-COsenza/ Match-Report
BANTAI COSENZA 5-2 DI SAN PAOLO, NAPOLI JAGA ASA JUARA
Naples - Cosenza yang melawat ke Napoli tanpa 3 pemain pilar termasuk pencetak gol terbanyak mereka, Varichio yang cedera, membawa misi mencuri 1 angka, memainkan formasi baru 4-4-1-1 dengan menempatkan Alesandro Pelicori sebagai Trequartista di belakang Mateo Rocco, penyerang belia berusia 18 tahun yang secara mengejutkan dipercaya Bartolo Muti bermain dari menit pertama sebagai stiker tunggal. Sebuah perjudian mengingat pentingnya pertandingan kali ini.
Sementara tim tuan rumah bermain dengan kekuatan penuh dan formasi andalan mereka 3-4-1-2 dengan duet striker terbaik Serie-B musim ini Antonio Floro-Flores dan Luciano Galetti yang telah menghasilkan total 25 gol ( Floro-Flores 12 gol, Galetti 13 gol) dengan sokongan playmaker jenius, Cristian Beluchi di belakang mereka. Napoli tampak siap melumat Cosenza dalam pertandingan malam ini.
Begitu peluit dibunyikan wasit Andrea Sacci, Napoli yang mengambil serangan pertama kali langsung mengancam dengan lob jarak jauh Beluchi dari tengah lapangan begitu melihat posisi Pantaneli yang berdiri agak maju dari gawangnya, bola meluncur kearah gawang Cosenza, dengan susah payah Pantaneli berhasil menepis bola ke atas. Sepak pojok.belum 1 menit pertandingan berjalan, Napoli sudah membuat shoot on target. Selanjutnya sampai 20 menit babk pertama, Cosenza masih bisa bertahan dengan baik, sesekali mencoba serangan balik melalui Pelicori, tapi masih bisa di antisipasi dengan mudah oleh lini tengah Napoli. Usaha Napoli yang mengurung pertahanan Cosenza berbuah ketika di menit-23 sepak pojok Beluchi ke tiang jauh berhasil di sambut Floro-Flores yang menang duel melawan D’aversa. 1-0 Napoli membuka angka. Dan ternyata setelah gol pertama itu, gol berikutnya menyusul dengan cepat. Kekuatan Floro-Flores di udara benar-benar menjadi momok lini pertahananan Cosenza. 3 gol untuk Napoli selanjutnya terjadi di menit-25 lagi-lagi oleh Floro-Flores memanfaatkan crossing dari Marato di sayap kanan. 2-0 Napoli. Menit-30, kerjasama umpan satu dua di area kotak penalty Cosenza, diselesaikan Galetti dengan tendangan keras.3-0 Napoli. Dan gol Cristian Beluchi di menit-44 memanfaatkan umpan heading Floro-Flores menutup derita Cosenza di babak 1 dengan skor4-0.
Di babak kedua, Cosenza melakukan 1 pergantian pemain. D’aversa yang menderita sepanjang babak pertama mengawal Floro-Flores digantikan Christian Silvestri. Babak kedua Napoli tampaknya masih ingin menambah gol sebanyak mungkin. Striker belia Cosenza, Mateo Rocco yang sepanjang babak pertama juga ikut turun sampai tengah, di babak II ini bermain lebih di depan berada di antara 3 bek Napoli. Satu momen serangan balik Cosenza dimulai ketika Pelicori berhasil melewati 2 gelandang Napoli dan mengirim umpan terobosan kepada Rocco. Umpan itu berusaha di halau Mondonico dengan sliding tetapi kurang sempurna sehingga bola malah bergulir semakin cepat di jalur lari Rocco. Kiper Napoli Coppola keluar dari gawangnya untuk membuang bola tetapi Rocco lebih cepat. Sambil melakukan sliding ke depan, dengan sedikit sentuhan ujung sepatu Rocco, bola berbelok melewati sela-sela kaki Coppola yang tekejut. Bola bergulir kencang ke gawang Napoli yang kosong. 4-1 Cosenza memperkecil kedudukan di menit 57. 1 tembakan shoot on target pertama Cosenza langsung berbuah gol!. Gol tersebut membuat Napoli bermain lebih disiplin dan Mondonico terlihat melakukan marking khusus kepada Mateo Rocco. Beberapa peluang diciptakan Napoli. Menit-65 wasit memberikan hadiah pinalti kepada Napoli setelah tendangan Galetti mengenai tangan kanan bek Cosenza Riccio. Dengan dingin, Floro-Flores mengkonversi pinalti. Floro-Flores hattrick ! 5-1 Napoli menjauh lagi. Setelah gol, Napoli menurunkan tempo permainan.tampaknya Napoli ingin mengunci skor 5-1. 10 menit menjelang bubaran, tendangan jarak jauh Biagioni ditepis oleh Coppola dengan kurang sempurna.dengan respon cepat, Mateo Rocco menyambar bola muntah dengan tendangan mendatar.5-2 Rocco mencetak gol keduanya. Dan menit-83, Mateo Rocco ditarik keluar digantikan oleh Tommaso Tatti karena terlihat sangat kelelahan.TIdak ada gol tambahan sampai selesai pertandingan. Dengan hasil ini, Napoli masih tetap di peringkat 2 kalah selisih 3 gol dari Vicenza yang menang lawan Treviso 1-0. Sementara Cosenza turun lagi ke peringkat 5 dengan poin 51, karena di saat bersamaan Brescia menang 1-0 melawan Ravenna dan menggeser posisi Cosenza di peringkat 4 dengan 53 poin.
================================================== =============
Calcionews.com/Serie-B /2000-05-21/Cosenza-Chievo/ Match-Report
DRAW MELAWAN CHIEVO, COSENZA GAGAL LOLOS KE SERIE-A
Calabria – di pekan terakhir Serie-B Liga Italia, Cosenza menjamu tamunya Chievo yang berada di peringkat 15. Kedua tim sama-sama membutuhkan kemenangan, Cosenza membutuhkan 3 poin untuk menjaga harapan finish di peringkat 4 dan berdoa Brescia kalah melawan Napoli. Sementara Chievo butuh 3 poin untuk menjauh dari jeratan degradasi yang hanya selisih 1 poin dengan peringkat 16 Treviso. Cosenza turun dengan formasi andalan 4-5-1 dan Mateo Rocco yang bermain gemilang di 2 pertandingan terakhir dibangkucadangkan, digantikan oleh Tomaso Tatti. Chievo turun dengan formasi 4-4-2. Striker Masimo Marazina yang sudah mencetak 8 gol musim ini kembali bermain setelah absen 1 pertandingan karena akumulasi kartu kuning.
Kedua tim bermain dengan tempo lambat dan sama-sama bermain hati-hati. Peluang dari kedua tim yang sama-sama mengandalkan serangan sayap masih belum ada yang membahayakan. Serangan yang dibangun Cosenza pun masih bisa diredam para penggawa Chievo. Bahkan, peluang Cosenza lewat sepakan di depan gawang Chievo yang dikawal Sergio Macon pada menit ke-20. masih belum tepat sasaran. Upaya gempuran yang dilakukan skuat asuhan Bartolo Muti dari segala lini, bisa diredam dengan baik oleh para pemain Chiveo yang tampil disiplin. Peluang emas didapatkan Marazina, yang mendapatkan umpan sodoran dari Corini. Sayang, meski sudah berhadapan satu lawan satu dengan Pantanelli, Marazina masih belum bisa menuntaskan peluang tersebut menjadi gol. Peluang tersebut menutup babak I dengan skor masih imbang 0-0.
Di babak kedua, Chievo yang mengambil inisiatif serangan. Eugene Corini, kapten Chievo benar-benar menjadi dirigen lapangan membuat ,motor serangan Cosenza dari lini tengah Cosenza macet. Beberapa peluang lebih banyak di dapat Chievo. Kehebatan Pantanelli yang membuat gawang Cosenza masih tetap aman. Pelicori pun terlihat frustaso ketika crossing mendatarnya di kotak pinalti Chievo tidak mampu dibuah menjadi gol oleh Tommaso Tatti karena tendangannya melebar ke samping gawang Chievo. Menit 75 , Stadio San Vito bergemuruh ketika Tatti ditarik keluar dan digantikan oleh striker penuh bakat Cosenza, Mateo Rocco. Dengan rekor 2 pertandingan mencetak 3 gol, Mateo diharapkan memecah kebuntuan. Akan tetapi di sisa pertandingan tersebut Mateo Rocco tidak bisa berbuat banyak. Ketika wasit meniup tanda pertandingan terakhir Serie-B selesai, seluruh pemain Cosenza tertunduk dan terduduk lesu di lapangan.
Bahkan Biagioni menangis tersungkur di tengah lapangan, Valotti mencoba menenangkan. Sementara seluruh staf dan pemain Chivevo bersorak gembira mendengar kabar Treviso kalah melawan Monza. Dengan hasil tersebut, Chievo lolos dari jeratan degradasi dan tetap di Serie-B musim depan. Sementara kabar kekalahan mengejutkan Brescia dari tim juru kunci Ternana, semakin membuat pemain Cosenza sedih. Karena jika saja mereka menang, mereka yang akan finish di peringkat 4 dan lolos ke serie-A. Para fans Cosenza yang berada di Stadio San Vito turun sampai pinggir lapangan dan memberikan applause meriah kepada para pemain dan staff Cosenza atas musim yang luar biasa. Ya Cosenza yang diprediksi akan degradasi, sekarang finish di peringkat 5 dan bahkan hampir lolos ke Serie-A. Pencapaian tertinggi selama Cosenza Calcio berdiri sejak tahun 1904.
Sampai jumpa di Lega Calcio Serie-B musim 2000/01 musim depan.
Sampai jumpa di Lega Calcio Serie-B musim 2000/01 musim depan.
================================================== =============
Bersambung
Next Chapter:
DLF #2 : Sangue, Sudore & Lacrim (Blood, Sweat & Tears)
Next Chapter:
DLF #2 : Sangue, Sudore & Lacrim (Blood, Sweat & Tears)
Test
ReplyDeleteMantap om epant
ReplyDeletepp6
Cerita keren gan, ane penggemar liga italia sejak tahun 2000 n hafal pemain2nya karena langganan majalah bola n liga italia. Saran aja, karena seringnya baca transfer, mata uang resmi waktu itu kayaknya masih lira. Euro msih juarang dipakai karena merupakan transaksi nonfisik. Baru 2002 mata uang euro resmi dipakai secara fisik. CMIIW.
ReplyDelete