LPH #90
Episode 90
Senja di Tanah Anarki Bagian B
(POV Bram)
BUGH ! BUGH !
Pukulan si hidung besar ke arah perut dan muka, membuat gue terduduk di lantai, mengeram sambil memegangi perut. Anjing…sakit bangsattt!! pukulannya benar-benar keras dan menyakitkan!
DUAGH !!
Kesadaran gue nyaris hilang ketika dagu gue kena tendang. Darah langsung terkumpul di dalam mulut. Gue terkapar di lantai. Si hidung besar menginjak muka gue lalu menekan tepat di bagian hidung. Membuat gue susah bernafas. Gue coba pegang kakinya, berusaha menyingkirkan kakinya dari muka. Tetapi tenaga gue menguap entah di mana.
“Di mana adik gue?” antara sadar dan tidak, si hidung besar bertanya sesuatu.
“Adik…adik apaan…anjiggg!” jawab gue marah meski menjawab dengan susah payah.
Si hidung besar lalu melepaskan injakanya di muka gue.
“Berdirikan dia,” si hidung besar memberi perintah. Dua orang bermasker langsung memaksa gue berdiri. Kerah gue di pegang si hidung besar lalu gue di pepet hingga ke dinding. “Jangan pura-pura bego. Adik gue dan temannya ketemu sama elo di salah satu bar beberapa hari yang lalu. Dia bahkan sempat memotret elo diam-diam dan di kirimkan kepada salah satu teman gue. Setelah itu dia dan temannya menghilang tanpa jejak. Gue yakin dari sini lo tahu apa yang gue bicarakan…”
Bangsat…
Gue jelas langsung paham. Dua anak Blood Creep yang menyerang gue dan Rangga di belakang Tribe-Bar beberapa hari yang lalu, salah satu di antara mereka berdua ternyat adik si hidung besar.
Now, I’m fucked up, karena adik si hidung besar dan temannya sudah di matiin sama Rangga. Bahkan mayat keduanya pun gue gak tahu ada di mana karena sudah di urus sama Jose, pelayan kepercayaan Rangga.
Gue gak bisa jawab.
PRANK !!
“Arrghhhhhh !!!” gue mengaduh bahkan sempat mengira gue mati karena tiba-tiba si hidung besar menyambar vas bunga dan di hantamkan ke kepala gue hingga pecah. Rasa sakitnya tak terperi, gue bisa merasakan darah hangat merembes membasahi sisi muka gue.
Lalu leher gue di tekan dengan suatu benda yang lancip. Rupanya pecahan vas yang lancip di tempelkan tepat di depan jakun leher gue.
“Bram, nasib lo malam ini sudah jelas, lo akan mati di sini. Tapi lo punya pilihan, mau mati dengan cara cepat atau mati dengan perlahan. Itu semua tergantung dari jawaban lo. Sekarang gue tanya sekali lagi, pertanyaan terakhir. Di mana keberadaan adik gue.”
Fuckkk, gue gak mau mati konyol di sini, di rumah gue sendiri ! Apapun jawaban yang gue berikan, hasilnya sama, gue akan di siksa sampai mati perlahan-lahan. Tapi kalau memang gue mesti mati, gue gak mau mati seperti tikus got yang ketakutan !!
“Adik lo..dan temannya..udah mampus..mati..mayat mereka..gue mutilasi..lalu gue berikan sebagai makanan anjing !!”
Si hidung besar tertegun mendengar jawaban gue. Bahkan tiga orang anak buah si hidung besar juga menampakkan ekspresi kaget.
Si hidung besar lalu kemudian tertawa, tertawa keras sekali. “Oke baiklah !! berarti lo juga akan gue matiin sama persis dengan cara lo bunuh dan mutilasi adik gue..”
BRUAK !!! BRUAKKK !!!
Tiba-tiba terdengar suara gaduh di luar pintu, bahkan pintu luar gue seperti terbentur sesuatu yang sangat keras. Dan hal itu menarik perhatian si hidung besar.
“Sepertinya ada tamu tak di undang. Ron, coba lo cek di luar sana,” perintah si hidung besar.
“Baik bang.”
“Pel, pegang si anjing ini,” kali ini si hidung besar meminta salah satu anak buahnya memegangi gue. Si hidung besar lalu duduk si sofa dan menatap ke arah pintu.
Di saat gue mencium harapan untuk bisa lepas atau paling tidak melumpuhkan salah satu anak buah si hidung yang akan pegang gue, namun ternyata harapan tinggal harapan karena orang yang di tugaskan untuk mengawasi gue, mengeluarkan sebilah pisau dari balik punggungnya.
“Tetap berdiri lo! Macem-macem, gue tebas tangan lo mpe buntung,” ancam si masker yang kini berdiri di samping gue . Gue yang lemas, kesakitan karena akhirnya cuma bisa berdiri bersandar. Di saat gue mengira bakalan di eksekusi, keributan di luar rupanya membuat nyawa gue tertolong, tapi entah untuk berapa lama.
“Dear God, gue tahu gue bukan orang religius, dosa gue banyak. Tapi gue mohon, tolong kirimkan malaikat atau setan, atau siapa saja lah yang bisa menolong gue malam ini. Gue janji bakalan tobat kalau malam ini gue selamat. Yang gue tahu, doa orang yang teraniaya, akan Engkau kabulkan, amin,” dalam hati gue berdoa. Padahal udah 3 tahun gue gak pernah ibadah. Tapi di saat genting seperti ini, gue merasa perlu untuk memanjatkan doa.
Kini gue ikut berdebar melihat salah satu anak buah si hidung membuka pintu. Tapi saat pintu terbuka, tidak ada siapa-siapa di luar. Lalu perlahan si masker keluar dan menuju ke teras. Baru juga ia melangkah keluar, ia sudah kembali masuk. Tapi anehnya ia berjalan perlahan membelakangi kami semua. Badannya gemetar, kedua tangannya nampak memegangi leher. Kemudian ia tersangkut kakinya sendiri dan terjatuh berdebum di dalam rumah dengan luka gorok di bagian leher. Dia tewas bersimbah darah.
Diikuti dengan seseorang yang masuk ke dalam rumah gue dengan santai, sambil setengah tersenyum. Kemeja putihnya terdapat bercak warna merah, sementara di tangan kanannya nampak memegang pisau lipat.
RANGGAAAA !! FUCK YEAHHH !! SETAN PENOLONG GUE DATANG TEPAT WAKTUU !!!!
“KEPARATTTT !” Salah satu anak buah si hidung berteriak marah sembari mengeluarkan pisau lipat dari sakunya. Dengan emosi ia menyerang Rangga.
“Cari mati,” gumam gue pelan.
“Apa lo bilang?” ujar si masker yang menodong gue.
“Lo lihat aja sendiri.”
Si masker yang menyerang Rangga terlihat sembarangan menyerang Rangga, ia mencoba menusuk Rangga dari arah depan. Namun Rangga menghindar ke samping dengan begitu mudah. Rangga dengan cepat mengubah pegangan pisau, ia kini menggenggam handle dengan mata pisau menghadap ke bawah lalu dengan kecepatan luar biasa, ia menghujamkan ujung pisau ke tengkuk lawannya. Telak.
BRAK!
Badan si masker yang sudah tidak bernyawa, ambruk menabrak pintu, tertelungkup dan darah kembali membanjiri lantai.
“ANJ-..UGH !”
Umpatan si masker yang menodong gue gue, terhenti karena tiba-tiba saja ada pisau menancap tepat di mata kanannya. Ia mendelik dan perlahan badannya merosot. Ia mati begitu saja dengan pisau masih menancap.
Bangke…Rupanya setelah menusuk tengkuk belakang orang yang menyerangnya, Rangga dengan gerakan tak terlihat mata gue, melemparkan pisau ke arah penodongku dan tepat menancap di mata.
Asli gue merinding… Sampai-sampai kini gue ikutan merosot, terduduk bersandar ke dinding.
“Halo…” kata Rangga.
Rangga melepas jas dan dasi yang ia kenakan, sehingga hanya mengenakan kemeja putih.
“Setelah gue bereskan mas-mas berwajah seram ini, kita ngopi yuk Bram..” lanjut Rangga.
Memang sakit jiwa adik Boy! Ah bukan, keturunan Klan Djojodinigrat memang mengerikan !
Si hidung besar berdiri, ekspresinya biasa saja. Parah-parah. Ekspresinya yang datar ini membuat gue yakin, dia bukan mas-mas preman sembarangan.
“Iya gampanggg, tapi lo beresin dulu si hidung besar ini, hati-hati Ngga,” kata gue memperingatkan Rangga.
Si Hidung besar melirik gue. Ia kemudian membuka jaketnya. Di balik jaket training yang ia kenakan, ia hanya memakai kaos singlet. Anjay, badannya kekar banget!
Rangga merogoh saku celananya. Ia kemudian melemparkan zippo beserta sebungkus rokok ke gue. “Bram, taruhan yuk. Lo bakar satu batang terus lo nikmatin itu rokok. Kalau sampai rokok sebatang itu habis, tapi gue belum bisa robohin mas-mas kekar ini, berarti gue kalah taruhan. Pajero milik gue, jadi milik lo. Tapi kalau gue yang menang taruhan, lo traktir gue ngopi. Deal?”
Sinting si Rangga!
“Terserah!” gue mengambil rokok sebatang dan gue bakar. Fuckkk nikmaat bangetttt.
Rangga menyeringai.
Yang mengambil serangan pertama ternyata si hidung besar, ia melemparkan meja kecil di dekatnya ke arah Rangga. Rangga bisa mengelak namun kaca depan gue pecah karena lemparan tersebut. Gilaa, itu meja yang barusan si hidung lembar, berat lho !
Gue bersyukur, kakek gue sudah meninggal. Kalau kakek masih ada, gue yakin beliau bukan meninggal karena asma tetapi serangan jantung saat ia melihat rumahnya kacau balau, genangan dara dimana-mana, tiga mayat tergeletak, gue bonyok dan dua orang gila berkelahi di dalam rumah.
Rangga di desak si hidung, bahkan ia sempat terkena hantaman telak ke pipinya. Membuat Rangga agak terhuyung, namun saat si hidung hendak mengirimkan pukulan susulan, Rangga masih bisa mengelak. Ia menyerang balik dengan menghujamkan beberapa pukulan ke perut si hidung. Tetapi si hidung malah tertawa. Edan, pukulan Rangga gak mempan. Si hidung kemudian memegang kerah kemeja Rangga dan ia dorong hingga mepet ke dinding.
BUGH !
Tinju si hidung mengenai dinding, Rangga kembali sempat menghindar. Suara pukulan kencang dan keras sekali. Gue yakin kalau gue yang kena pukulan sekeras barusan, gue bisa mampus atau minimal amnesia permanen karena otak gue ambyar! Rangga bukan cuma mengelak ia juga kembali membalas, kali ini ia memanfaatkan ujung sikunya. Siku Rangga menghantam kuping si hidung. Dan kali ini si hidung mengerang kesakitan! Tentu saja! Badan dan muka boleh keras, tetapi cuping telinga tetaplah bagian tubuh yang lemah.
BUGH !! BUGH ! BUGH !!
Pukulan combo dari Rangga yang di arahkan tepat ke kedua rongga mata si hidung benar-benar membuat Rangga di atas angin. Gila, serangan Rangga benar-benar serius. Ini sih bukan pukulan sekedar pukulan! Ini pukulan yang di dasari niat ngebunuh lawan ! Si hidung berteriak memegangi mukanya.
“Game over,” kata Rangga.
Lalu dengan sadis, Rangga meninju leher si hidung. Sampai si hidung ambruk di lantai, ia memegangi lehernya, sambil mengelepar dan bergulingan di lantai. Anjayyyyy, dari lobang matanya keluar darah mennnnn!
Gue lihat sinar mata Rangga seolah menyala-nyala ! ia belum puas. Rangga melihat ada guci di dekatnya, guci keramik setinggi 50 cm dari tiongkok, kesayangan mendiang Kakek gue. Rangga mengambil Guci dan di angkat hingga di atas kepalanya.
“Ngga, jangan !!!!” gue berteriak ke arah Rangga.
Rangga menyeringai.
BRAKKKK !!!
Guci yang gue tahu benar, bobotnya sekitar 10 kg, di lemparkan kuat-kuat ke arah muka si hidung yang tengah telentang di lantai.
Guci pecah berantakan, begitu juga muka si hidung yang juga hancur tak berbentuk, berkubang darah, hidung serta mulutnya penyok melesak ke dalam tertutup dengan pecahan guci. Badannya mengejang hebat, sebelum akhirnya tak bergerak. Darah menggenang, bahkan tempurung kepala si hidung juga pecah, karena gue lihat ada benda padat kekuningan pucat di belakang kepalanya.
Fakkkk !! ittu otak si hidung berceceran di lantai !!! gue merasa mual melihatnya.
Rangga lalu mendekati gue. Ia duduk dekat gue.
“Yes, gue menang taruhan, rokok masih sisa setengah batang,”kata Rangga sembari mengambil rokok dari tangan gue.
Edan saking ngerinya lihat Rangga ngebantai si hidung, gue sampai lupa dengan rokok yang baru sekali gue hisap.
“What the fuck are you doing, dude..”
“Gue? Kan gue nyelametin elo. BTW, mereka ini siapa sih? Perampok kan?”
Gue menoleh ke arah Rangga dan menatapnya dengan tatapan nanar.
“Perampok mata lo! Bukan cukkk ! ini mereka Blood Creep ! Orang yang mukanya lo hancurin pake guci kesayangan kakek gue, itu dedengkot Blood Creep. Dua orang yang tempo hari lo bunuh, salah satu adalah adiknya,” kata gue kesal.
“Oh. Blood Creep. Ya untung gue bunuh kan, jadi dia bisa kumpul sama adiknya si nirwana, hehehe.”
Gue menghela nafas, gue rasanya mau pingsan karena luka gue juga gak ringan , bocor lagi ini kepala.
“Santai Bram. Gue telepon Jose dulu, biar mayat tujuh orang Blood Creep ini di bereskan sama Jose.”
Gue yang udah kepayahan kaget mendengarnya. “Hah?tujuh mayat?serius?”
“Empat mayat di sini, dua di teras dan satu lagi di dalam mobil Van yang ada di depan rumah lo. Mereka terpaksa gue matiin karena mereka bawa pisau, bahkan orang yang nunggu di mobil, pegang samurai.”
Kepala gue pening dan tidak begitu memperhatikan saat Rangga menelpon Jose.
“Done! Kita tunggu Jose datang sama anak buahnya kesini. Setelah Jose kesini, kita baru pergi dan sepertinya untuk beberapa hari lo belum bisa pulang ke rumah. Karena selain beresin tujuh mayat dan bersih-bersih, rumah lo yang berantakan termasuk kaca yang pecah akan sekalian di bereskan. Pokoknya lusa, rumah lo udah rapi, gak ada bau amis darah atau mayat, aman sentosa seperti sedia kala. Tenang aja Bram, selama rumah lo di beresin, lo bisa nginep di rumah gue.”
“Terserah elo Ngga. BTW, gimana ceritanya lo bisa datang ke rumah gue?”
“Yah, tadinya gue mau ajak lo ke pesta ulang tahun sepupu gue di Hotel Intercontinental, makanya gue pakai jas, dasi dan kemeja. Tapi ketika gue sampai di dekat rumah lo, gue lihat di depan rumah lo ada mobil Van, dan nampak mencurigakan. Dan kisah selanjutnya, malah pesta darah di mari, haha.”
Anjir..enteng benar Rangga cerita.. Sebelum gue pingsan karena luka gue, gue mengucapkan terima kasih. “Thanks Ngga, lo udah nyelametin gue.”
Rangga menghisap rokok kuat-kuat. “ Santai saja, temenan sama elo itu seru. Oia soal guci lo yang gue pecahin, maaf yak ! tar gue ganti guci milik lo. Gue ganti dengan yang lebih mahal. Atau lo bisa pilih deh guci-guci di rumah gue, mana yang lo suka, boleh lo angkut,” kata Rangga tenang.
Gue udah gak bisa nanggapin lagi omongan Rangga, bahkan gue udah gak bisa mikir apa yang akan terjadi selanjutnya setelah Rangga membantai tujuh anggota Blood Creep sampai mampus di rumah gue. Kacau, kacauu,,,
Bodo amat !! nantilah gue pikirin ! karena kini mata gue makin berat..
Anjay, pingsan gue cuk..
*****
@ Perum Bintang Asri
Setengah jam sebelumnya…
*****
(Pov Yandi)
Aku terperanjat kaget karena si pengendara Jeep adalah orang yang tadi makan di warung, tepat sebelum warung di lempari bom molotov!
Siapa dia?
Tapi melihat reaksi si piercing dan kawanannya yang memasang sikap siaga, sepertinya dia bukan salah satu dari mereka, Blood Creep.
Lalu siapa dia??
“Heh Yandi. Lo minggir dulu sana. Sisanya gue yang tangani,” kata orang tersebut.
Dia bahkan tahu namaku? Tapi siapapu dia, kalau dia memang hendak menolongku, aku merasa legaaaaaaa.
“Nah kalian para cecunguk Blood Creep. Gak malu kalian level mainannya sama anak sekolah? Bahkan anak ini sendirian bisa mengimbangi kalian hahahah. Nah ada waktu 10 menit buat kita main, sebelum teman-teman gue datang kesini,” tantang si abang bertubuh raksasa ini.
“Siapa lo?” si piercing bertanya.
“Inget baik-baik nama gue. Jamal. Jamal Bigod. Kalau elo udah lama di Blood Creep, gue yakin lo udah dengar nama gue. Tapi kalau lo belum pernah dengar nama Jamal Bigod, berarti lo preman kelas balita.”
Jamal Bigod?
Aku baru kali ini mendengarnya. Namun nampak perubahan di wajah si piercing saat mendengar nama Jamal Bigod.
“Kalian Blood Creep, sudah berani berbuat onar di Kota XXX, bahkan sudah mencelakai adik Karjo, leader JONK XXX. Itu berarti saatnya bajingan tua sepeti gue gak boleh tinggal diam. Baguslah, kangen gue jotos-jotosan seperti dulu lagi. Ayo sini udah gatel gue. Tapi kalau kalian terima tantangan gue, berarti siap-siap saja. Karena puluhan teman gue menuju kesini, ya itu berarti kalian tidak akan bisa lagi balik ke rumah,” tantang Bang Jamal.
Si piercing tersenyum. “Tentu saja, gue tahu siapa Jamal Bigod dan reputasi JONK XXX.”
“Jadi?” tanya Bang Jamal.
“Guys, kita mundur. Yang pingsan, masukkan ke dalam van. Kalian bawa motor,” perintah si piercing kepada kelima orang yang masih segar bugar. Tanpa banyak kata, kelimanya langsung membopong teman-teman mereka yang pingsa ke dalam van. Setelah semua masuk, si masker masuk ke mobil Van dan menyalakan mesin. Keempat gorila lalu menaiki empat motor RX-KING milik mereka, di mana para pengendaranya sudah aku lumpuhkan.
WAAAAHH, Bang Jamal adalah anggota gangster legend di kota ini, JONK XXX !namun di saat yang sama, aku heran karena bang Jamal seolah malah “mengusir” kawanan Blood Creep. AKu hendak protes karena lebih baik jika mereka di habisin di sini sekalian, lalu di serahkan kepada Polisi!
“Bang, kenapa membiarkan mereka pergi?” kataku.”Aku masih kuat untuk duel dengan mereka.”
“Tenang saja boi..” kata Bang Jamal. “Simpan dulu tenaga lo.”
Si piercing tertawa. “Kita akan bertemu lagi, dalam waktu dekat. Perang Blood Creep melawan JONK XXX sudah di mulai. Adios”
“Hahahha, lo salah. Lo bukan cuma melawan JONK XXX, tetapi para bajingan di Kota XXX akan jadi musuh lo.”
“Tentu saja.”
“Salam buat bos lo si Kobra, bilang saja ‘Jamal rindu’,” kata Bang Jamal.
“Siap,” jawab si piercing. Ia lalu masuk ke dalam mobil dan kemudian van tersebut melesat pergi di ikuti empat gorilla yang menaiki RX-KING yang berisik !
“Boi, masuk ke mobil,” kata Bang Jamal tanpa basa-basi.
“Kemana bang?”
“Ada dua tujuan, gue anterin elo pulang atau lo ikut gue ke ROCKSPEED. Ada banyak hal yang mau gue sampaikan ke elo.”
Sebenarnya aku ingin balik dulu lihat keadaan rumah, tapi kalau aku balik, aku yakin aku tidak di perbolehkan sama Mbak Asih keluar rumah. Dan ini pasti aku sedang di cari-cari sama Mbak Asih karena aku tadi kan tanpa pikir panjang mengejar si keriting dan si botak, pelaku pelemparan bom molotov.
Bang Jamal mengeluarkan ponsel. “Lo bisa telepon orang rumah dulu, kabarin mereka kalau elo baik-baik saja, tapi jangan bilang lo ke Rockspeed. Tenang, lo bisa bersih-bersih di Rockspeed.”
“Makasih Bang,” kataku sambil menerima ponsel milik Bang Jamal.
Aku kini bingung, mau bilang apa ke Mbak Asih.. fiuh..
*****
@ di dalam Mobil Van
Pada saat yang bersamaan…
*****
(POV DOPE)
“Lex, kita langsung balik ke markas,” kata gue kepada Alex yang menyetir mobil.
“Siap bang. Itu bang Toro cs, motoran balik ke markas?”
“Mereka balik ke tempat kita menginap semalam, mereka stand by di Kota ini dulu.”
“Siap.”
Ponsel di saku gue bergetar. Gue lihat Chou yang mengirim WA.
CHOU
TO1 KEBUNGKUS. OTW MARKAS
20.02
Gue tersenyum membaca pesan ini.
Kimi kami berada di atas angin.
= BERSAMBUNG =
To 1 itu pasti si rio , pesta darah di mulai khu....khu...khu
ReplyDeletewaduh... TO1 siapa nih.... Yosi kah?
ReplyDeleteSIAPA NIH YG KEBUNGKUS....
ReplyDeleteSepertinya yosi nih yg jadi TO utama karena yosi yg matiin mantan boss bloody creep d dead wish
ReplyDeletePas banget motongnya om panth...
ReplyDeleteYosi ya yang ketangkep om panth?
Rangga sadis cuk 😱
ReplyDeleteTO1, Yosi kah?
Tambah rame 👏👏👏
Makasih updatenya om..
TO 1 siapa ni,yosi ?? Ga sabar nunggu lanjutannya... Trimakasih suhu serpant atas ceritanya
ReplyDeleteGue yakin TO 01 yosi
ReplyDeletemakasih om serrpanth, karyamu sangat dinanti2.......
ReplyDeleteOm, dibagusin dong tampilan websitenya, terus pasang adsense, jadiin blog ini kumpulan karya2 loe
ReplyDeleteYakin gua, lu bisa dapet duit lumayan dari blog ini
Nah ini nih .
DeleteBiar om Seroanth semngat nulis juga kan dia dpet pundi pundi juga dari karya nya
Gelut gelut gelut... pokoke selalu ikutin updatenya...
ReplyDeleteTO1 si bram kan yak?(lupa ane om ahahaha)
ReplyDeleteItu WA masuk stengah jam sebelum si rangga pesta darah dirumah bram kan?
cmiiw
Oh iyaa masuk akal juga, analisa ente suuuiipppp
DeleteSetuju ane kan ini setengah jam sebelumnya, eh btw di part sebelumnya kan lgsung bergerak cari 4 TO nah yosi+rio blm tau nih
DeleteTO1 hmmm
ReplyDeleteBakalan seru nih...
Apakah Dragonov akan Turun Gunung
T01 ~> bener yossi kynya nih, abangnya n the genx + XYZ n friends gak akan tinggal diam.. bakal tambah seruuu... thx om!!!
ReplyDeleteRUARRR BIASAA.... ✊🏼
Kayanya TO1 malah rio nih..yg kemungkinan paling cepet dibungkus..
ReplyDeleteGak mungkin rio jadi TO1, bram clear,yandi clear utk smentara waktu.
ReplyDeleteYosi lah TO1, aman lah. Ada zen kok, khu khu khu.
Sesuai dugaan ane,,,Rangga datang membantu Bram. Yandi dari grup Joni xxx. Yosi ketangkap,,,hadeeeehhh
ReplyDeleteDan sepertinya TO 01 kyaknya yosi
ReplyDeleteMotongnya kaya sinetron tersandung
ReplyDeleteGilaaa...gak bisa koment gue, cuma bisa bilang super bajindul memang bangsaat...!
ReplyDeleteHmmm...TO1 masak yosi
ReplyDeleteAjiirrrr,ga kerasa udahan lg cerita ini.
ReplyDelete😤😤
TO 1 ?? ²&³ gatot....... pesta darah siap di nanti
ReplyDeleteRangga ngeri kali,,,
ReplyDeleteMantep ini,,
Menuju perang besar di kota XXX
Tengkyu berat Om Panth,
Mantep walaupun dikit
Keren...keren......Rangga sadis juga.....
ReplyDeletengarepnya TO1 beneran yosi biar pecah parah konflik dg blood creep
ReplyDeleteManttttaaap om..
ReplyDeleteWah, yosi ketangkep nih
ReplyDelete.
gak terasa bacanya udah habiss, mantap...
ReplyDeleteBiadab
ReplyDeleteGila emang nih sih rangga. Fix ini mah. kalo di liat dari cara ributnya rangga, gue jadi makin yakin bisnis keluarganya itu pembunuh bayaran.
ReplyDeleteNih kalo yosi bener yg kebungkus. Bakalan makin chaos nih perang. Ga cuman JONG, tapi juga leader LPH ga bakal tingggal diam dan lagi si DESTROYER yandi serta XYZnya mesti bakal ngamuk sengamuk ngamuknya hohoho.
Nih cerita setiap update tambah nagi. Thank om phant yg "gila". Hehe
manstabb, like buat apdetannye, master. tips buat yg doyan ribut, banyakin nonton cerita aksi, jgn sinetron melulu. wkwkwkwk. semoga ada waktu luang buat nulis lanjutannye. have a good time. salam bajindul.
ReplyDeletemantap.. bajindul..
ReplyDeleteiakutan tebak"an ah.. walaupun ngawur nebaknya..
ReplyDeleteto1 yg dimaksud bram..itu ngirim pesannya pake hp nya kabal atau siapapun yg nyerang bram tp dimatiin sm rangga..
Bisa jadi ,yg WA kan si chou. Otw markas. Brti bisa jadi rangga n the fams study tour ke BC
DeleteWooow sangar oey sekali up 7mayat di dapat aha ha, suwun ah om
ReplyDeleteasli kalo update part ini bikin ane lebih banyak ngakak om
ReplyDeleteitu doa nya si bram wkwkwkwkkkw
nah yg bikin ane penasaran di part selanjutnya justru beneran kaga tu bram bakalan langsung tobat
😅😅😅😅😅
Masih nunggu aksi zen gunain zeus (atau apa lupa) nya ke anak anak BC 😂😂
ReplyDeleteGa sabar nunggu baku hantam xyz
ReplyDeleteJangan" Yosi
ReplyDeleteMaestro mah beda...
ReplyDeleteBikin ads aja om..
Buat penyemangat nulis aja ..
Makin mantap aja bang, nunggu updatenya lagi. Khu Khu Khu khu
ReplyDeleteMantap... Tambah seru N ngeri" sedap... H&hhh
ReplyDeleteMakasih bang panth
Mantap bres jga baca marathon
ReplyDeleteSiapa nih to 1 moga aja bukan yosi hehehe
TO 1 ya Bram.
ReplyDeleteKarena rangga nolongin bram. Jadi gagal deh itu chou nangkep TO 1.
Mantap om. Keren nih tampilannya. Btw DLf lanjutin lagi dong
ReplyDeleteLanjutkan 91 om serpanth
ReplyDeleteAntri di 91 Hu
ReplyDeleteMenarik perang yg dibuat ma Blood Creep. Panas dah
ReplyDelete